Donghyuck mengerutkan keningnya saat mendapati ruangan lima chattel yang terlihat sepi. Hanya ada dirinya dan Jaemin saat ini.
"Jadi, hal penting apa maksudmu?" Tanya Donghyuck pada demon bersurai biru di sampingnya yang kini tengah menundukan kepalanya.
"Jika maksudmu penting disini adalah soal Jisung, lebih baik aku pergi." Donghyuck kembali membuka suaranya saat sosok di sampingnya masih enggan membuka suaranya.
"Bukan." Satu kata akhirnya meluncur bebas dari mulut si chattel bersurai biru.
Donghyuck mengerutkan keningnya heran. Sebenarnya apa yang ingin disampaikan oleh demon bersurai biru disampingnya. Donghyuck benar-benar tidak bisa menebaknya. Dimulai dari kedatangan Jaemin yang tiba-tiba. Memaksanya untuk ikut bersama Jaemin ke Dormeadow.
"Oy, sebenarnya maksudmu membawaku ke-..."
"Maaf." Potong Jaemin dengan suara bergetarnya. Netra biru miliknya sudah bergetar, berusaha menahan liquid bening yang akan meluncur bebas. Sedangkan Donghyuck yang mendengarnya pun hanya dapat menatap bingung Jaemin.
"Ck, dimana si rambut hijau lumut itu sih." Gumam Donghyuck saat netranya tidak menemukan siapapun di sana kecuali dirinya dan Jaemin. Jaemin yang mendengar penuturan Donghyuck pun menghela nafasnya. Dengan tatapan kosongnya, ia menatap netra ungu tegas milik Donghyuck.
"Ikut aku." Ujar Jaemin yang kemudian beranjak pergi. Meninggalkan Donghyuck yang tengah menghela nafasnya lelah. Jangan bilang kalau Jaemin hanya mengerjainya.
Donghyuck menatap pohon besar di hadapannya dengan batang berwarna merah begitu pun dengan dedaunannya. Sang demon mengerutkan keningnya heran, ia kira Jaemin akan membawa dirinya menemui Minhyung.
"Kau sedang mengerjaiku atau bagaimana?!" Sewot Donghyuck dengan wajah kesalnya.
"Kau ingin bertemu Minhyung hyung kan? Dia disini." Ujar Jaemin dengan wajah kosong dan datarnya sembari menunjuk sebuah gundukan tanah kecil yang ada di bawah pohon tersebut. Tempat dimana Jaemin mengubur pedang kembar milik Minhyung.
Satu detik, lima detik hingga sepuluh detik. Donghyuck memproses ucapan Jaemin, hingga otak cerdiknya seketika memahami maksud dari ucapan sosok di hadapannya.
"Siapa yang melakukannya?" Dingin Donghyuck dengan aura membunuhnya yang membuat Jaemin menundukan kepalanya.
"Aku." Jawab Jaemin dengan suara yang sangat jelas terdengar di telinga Donghyuck. Membuat Donghyuck membulatkan kedua matanya dengan kedua tangan yang sudah mengepal diikuti aura membunuh yang seketika mengelilingi tubuhnya.
Bughh
BrukTubuh Jaemin terjatuh begitu saja saat Donghyuck tiba-tiba meninju kuat wajahnya. Jaemin hanya dapat terdiam dengan tatapan kosongnya saat Donghyuck mencengkram kuat kerah pakaiannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Monarch : Partie II ✓
FantasiRenjun mengira bahwa setelah kejadian Lorde, dirinya dapat melanjutkan sekolahnya dengan tenang tanpa adanya gangguan. Namun ternyata harapannya harus sirna karena para dormigod yang mulai menyerang kembali ditambah kehadiran para dewa yang semakin...