siete

3.1K 574 33
                                    

Seorang pemuda yang memiliki wajah manis bercampur tampan tersebut tengah menatap sosok pemuda lainnya yang tengah terduduk di dalam sebuah penjara besi dengan kegelapan yang mengelilinginya.

Chenle, ia sedikit mengerutkan keningnya. Untuk pertama kalinya ia memasuki penjara jiwa yang berhasil ia buat untuk si pemuda Huang. Ia tidak menyangka bahwa penjara jiwa yang ia lihat saat ini benar-benar kosong dan gelap.

Penjara jiwa yang hanya dapat diciptakan oleh keluarga Zhong, merupakan sebuah penjara yang memenjarakan sebuah jiwa dalam cerminan jiwanya sendiri. Maksudnya adalah jika jiwa si korban ini bersih, tidak dinodai oleh dendam sama sekali maka penjara jiwa yang tercipta akan terang seakan-akan berada di sebuah bukit yang disinari oleh matahari.

Chenle mengulas senyum tipisnya, terlebih saat melihat kondisi penjara besi yang mengurung tubuh kecil si pemuda Huang. Dimana besi-besi yang memenjarakan Renjun sedikit bengkok di beberapa bagian dan jangan lupakan bercak merah yang dapat Chenle yakini adalah bercak darah si pemuda Huang yang kini tengah menyembunyikan wajahnya di antara kakinya yang tertekuk.

"Kau..."

Belum sempat Chenle menyelesaikan kalimatnya, ia lebih dulu dikejutkan oleh Renjun yang tiba-tiba melompat ke arah besi yang membatasi keduanya dengan tatapan membunuhnya.

"Aku tidak tau apa masalahmu denganku, kembalikan tubuhku sialan!" Amuk Renjun yang kemudian meninju kencang besi di depannya, tidak menghiraukan tangannya yang kembali mengeluarkan cairan berwarna merah.

Si pemuda Zhong yang mendapati amukan si pemuda Huang pun lagi-lagi terkejut. Namun tak lama keterkejutannya digantikan oleh senyum miring yang penuh makna. Sepertinya jauh di dalam sosok Huang Renjun yang polos, lemah, dan ramah terdapat sosok Huang Renjun yang dipenuhi amarah, dendam dan kegelapan.

"Aku salah karena sudah meremehkanmu sepertinya." Ujar Chenle sembari melangkahkan kedua kakinya mendekat ke arah penjara besi yang berada beberapa meter di hadapannya.

"Kau benar-benar penuh kejutan Renjun." Monolog si pemuda Zhong sembari mengusap besi yang sedikit bengkok di depannya. Seketika ingatan lamanya terputar, ingatan saat ia berlatih belati dengan Renjun beberapa saat lalu. Dimana si pemuda Huang bisa dengan mudah menangkis dan membalikkan serangannya. Keluarga Huang memang benar-benar dipenuhi kejutan.

"Simpan ucapan tidak pentingmu. Kembalikan tubuhku ba-...ARGHHH!!!"

Renjun yang belum sempat menyelesaikan ucapannya seketika terbaring lemas di tengah-tengah penjara besi tersebut, setelah sebuah listrik berwarna jingga menyambar tubuhnya dengan kuat.

"Jangan membuatku kerepotan lagi, Huang Renjun." Monolog Chenle sembari menatap datar tubuh Renjun yang sudah lemas dan dipenuhi luka di beberapa bagian tubuhnya.



Chenle melenguh pelan dan membuka kedua netranya. Dadanya yang sebelumnya terasa panas dan sesak sudah kembali normal saat ini.

"Sial..." gumam Chenle yang kemudian mendudukkan tubuhnya di atas kasur besar yang merupakan milik Renjun. Tanpa menyadari bahwa sedari tadi terdapat sepasang mata tajam yang mengawasinya dari dekat.

"Ya, memang sial." Dingin sebuah suara yang membuat Chenle membulatkan kedua netranya dan dengan segera mengedarkan pandangannya. Seketika tubuhnya membeku saat mendapati Donghyuck yang tengah berdiri tak jauh dari tempatnya berada sembari menatap datar dirinya.

"Eoh?? Sejak ka-..."

"Kau pingsan." Potong Donghyuck yang membuat Chenle yang tengah berada di dalam tubuh Renjun pun kembali menelan kalimatnya.

Monarch : Partie II ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang