Hembusan angin minggu pagi menyejukkan seorang perempuan yang sedang mengayuh sepedanya, menyusuri jalanan aspal yang dikelilingi oleh kebun dan persawahan. Zee menganggukkan kepalanya sesekali ketika berpapasan dengan warga yang berlalu lalang.
Mengenakan kaos lengan pendek warna hitam, celana selutut berwarna putih tulang, dengan dua saku di kanan dan kiri. Tak lupa sepatu semata kaki berwarna putih dan hitam yang selalu menjadi favoritnya ketika bepergian.
Rambutnya dikucir kuda di belakang, menyisakan poni Zee yang sudah mulai memanjang di samping pelipis. Masih mengayuh sepeda menuju tempat tujuan kali ini, Sage Pottery. Tempatnya melakukan workshop untuk menghilangkan kejenuhan.
Rumah Zee dengan tempat tujuannya ini sekitar dua setengah kilometer. Jadi ia memutuskan untuk menggunakan sepeda agar tubuhnya berolahraga sedikit. Lagipula bersepeda merupakan olahraga favoritnya, apalagi saat minggu pagi.
Setelah beberapa menit berlalu ia melihat plang berwarna hijau sage dengan logo berwarna putih bertuliskan nama tujuannya. Sepertinya Zee sudah tiba. Ia segera memarkirkan sepeda pada parkiran yang terletak di sisi samping toko, parkiran yang cukup luas, terlihat beberapa mobil yang terparkir dengan rapi dan motor-motor yang juga cukup banyak. Ah, sepertinya ia sedikit kesiangan. Mobil merah Freya juga terlihat pada ujung parkiran, Zee tersenyum senang.
Gadis itu berjalan pada susunan semen yang berada di atas rerumputan, mengantarkannya pada gazebo yang cukup luas. Terdapat banyak orang di sana, Zee mengangkat jam tangannya. Masih belum terlambat saat ini.
"Zee!"
Yang dipanggil menoleh mencari sumber suara, Zee tersenyum melihat Freya yang sudah duduk di pinggiran gazebo. Kakinya menggantung terlihat menggunakan sneakers putih, sweater kuning panjang sangat cocok dengannya, dipadukan dengan celana putih selutut yang sebenarnya mirip dengan milik Zee.
"Akhirnya kamu bisa dateng," jawab Zee senang.
"Untungnya sih iya, hahaha!"
Freya tadi sudah melakukan registrasi ulang, menggunakan bukti reservasi yang tadi malam diberikan Zee kepadanya melalui chat. Keduanya duduk bersebelahan, menanti para pemandu yang nantinya akan membuka acara dan memulai kegiatan hari ini.
Empat orang berjalan menuju gazebo dengan membawa kardus berisi peralatan melukis. Setelah sampai mereka meletakan kardus tersebut pada pojok gazebo, dua diantaranya pergi menuju dalam toko kembali. Dua sisanya mengambil mikrofon dan akan memulai workshop hari ini.
"Oke, good morning everyone," Gadis dengan kemeja oversize putih lengan pendek itu menyapa para peserta. Tentunya dibalas sapaan selamat pagi juga. Ia menggunakan sapaan universal dikarenakan terdapat beberapa turis yang juga mengikuti workshop kali ini, mengingat pulau yang saat ini ditinggali banyak dikunjungi wisatawan mancanegara.
"Perkenalkan nama aku Jessi, disini aku akan membantu kalian dalam kegiatan hari ini." Ucapnya sangat ramah. Ia kemudian mengulang perkenalannya itu menggunakan bahasa inggris
"You can call me Jessie. Don't worry, I will help you for today's activities." Para pengunjung yang tidak mengerti bahasa indonesia mengangguk dan tersenyum mendengar penjelasan yang Jessi berikan.
Jessi kemudian menyerahkan mikrofonnya kepada Fiony, terlihat gadis itu menggunakam kaus pendek berwarna putih, jeans panjang, dengan asesoris beanie hat abu-abu yang sangat cocok ia gunakan.
"Halo semuanya, perkenalkan nama aku Fiony. Sama seperti Jessi, aku akan memandu kalian untuk workshop hari ini. Nantinya aku akan menjelaskan tentang dasar-dasar melukis terlebih dahulu, seperti bagaimana cara mencampurkan warna, dan sebagainya. Walau tidak mendalam namun penjelasan singkat yang nanti akan aku jelaskan akan merangkum semua dasar yang kalian butuhkan." Fiony tersenyum kepada seluruh peserta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sage Pottery and Art
Teen Fiction"Kamu ga akan bisa bohongin psikolog, Fi." "Iya deh si paling dukun!"