4.

12K 838 21
                                    

..


Cukup membuat Noe sadar. Sintya menatapnya sinis. Apalagi Rafiski yang seolah menjadi ajudannya.

Dia menjauh dari mereka. Rasa laparnya tergantikan dengan amarah karna mereka terus mengganggu temannya. Noe duduk di lantai. Dan mengusap dadanya.

"Hah~ bawa aku pergi dari sini." Ucapnya pelan.

"Yailah." Noe memejamkan matanya sekiranya untuk menenangkan gejolak amarah di dalam kepala dan hatinya.

Angin sepoi menyapu wajahnya. Membuatnya memejamkan mata menikmatinya. "Mau gue jambak aja tuh Orang rasanya."

"Ngapain Noe." Teguran keluar dari mulut perempuan yang menghampirinya.

Dia mendekat hendak menyentuh lengannya dan duduk di sampingnya. Sebelum Noe bangkit dan mundur selangkah. "Kenapa?" Tanya siswi itu heran.

"Lo yang kenapa?" Tanya Noe balik. Dia menatap siswi itu naik turun.

"Kan gue cuma mau duduk sama lo."

Noe tak menanggapinya. Dia berbalik dan meninggalkan siswi itu. "Gue ada salah sama lo?!" Teriaknya.

Noe melirik tajam. "Ngga usah sok deket." Sinisnya.

Lalu pergi meninggalkan Anak itu.

"Weh, kasar banget lo." Tegur Zildan sesekali melirik di mana siswi itu menunduk. Dia Muncul di persimpangan dan merangkul bahunya.

Noe berhenti. "Lagian sksd banget! Udah tau gue udah ngejauh dari awal, Tapi dengan santainya dia makin mepet gue!?"

"Jijik banget gue. Sialan."

Zildan melepas rangkulannya takut-takut. "Dia yang harusnya tau batasan." Ujarnya kesal.

"Tapi juga ngga di perbolehin buat berlaku kasar Noe." Nasihat Zildan dengan pelan.

Dia berdiri di depan Noe, berusaha meredam amarah teman kecilnya itu.

Noe menghindari tatapan Zildan. Sekiranya dia sadar, bahwa perilakunya juga sama tidak dapat di benarkan.

Dia kembali berjalan tergesa. Noe memang sedari dulu. Bahkan sebelum berada di tubuh Melinoe sangat sulit untuk mengatur emosinya. Termasuk bagaimana Dia sering mengumpat.

Berkata tajam dan menatap Ornag yang tak di sukainya dengan sinis. Memperlakukan Orang lain dengan tak wajar.

Noe sadar itu salah. Namun Dia tak ingin memperbaikinya.

"Gila aja." Pelannya memejamkan mata.

..


Noe melambaikan tangannya saat melihat mobil Vera. Perempuan yang sekarang memiliki status sebagai Kakaknya.

Dia mendekat dan masuk ke dalam mobil. "Gimana sekolahnya?" Tanya Vera.

Noe menatap jalananan fokus. Duduk di samping Vera yang mengendalikan stirnya. "Ya ... biasa aja."

Vera mengangguk paham. Dia mengetuk-ngetuk kendali mobilnya dan menoleh pada Noe. "Mau drive-thru ngga?" Tanya Vera pada Noe.

Noe melihat sekeliling.

Clown In Mine. [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang