33. End.

4.1K 268 33
                                    



..




"Skyest?"

Hanif mengangguk, Dia berdiri di dalam ruangan milik Noe.

"Skyest sebenernya itu, lebih ke pelopornya, tapi tetep aja. Karna 84% jalannya rencana penculikannya Bos itu ya si Skyest ini."

Noe memutar-mutar kursinya sembari berfikir. "Logis ngga kalo gue gue curiga, ada traitor di Tim Lo."

Mendengar itu, Hanif mengernyit. "Maksudnya?"

Noe bersedekap dada. "Iya ... Lo pikir dengan cara kerja kalian yang cepet selama 3 tahun di sini, bisa ngejamin kalo kalian bakal gagal? Siapa yang ngira?"

Hanif mengerjap. Dia amat naif, hingga kadang, Noe terus menyuruh Gama untuk mengawasi Tim-nya. Karna Hanif sendiri tidak pernah berfikir negatif.

Benar juga. Hanif selalu mendedikasikan segalanya untuk keselamatan perusahaan dan sang Bos yang Ia hormati.

Tapi siapa yang melakukannya?

Noe berdiri dari kursi dengan kasar. Meraih pistol dan memasukkannya ke dalam saku jasnya.

"Jaga semua rekrutan dan team Lo. Jangan sampe ada yang tau. Kalo gue pergi."

Hanif bersiap. Tubuhnya tegak dan membiarkan Noe keluar dengan nyaman.

..

Di luar jeruji besi ini. Noe tengah menghadap sang Ayah- Abraham.

Melihat keluarga sang Ibu harus memasuki sel itu cukup membuatnya merasa terkecoh.

"Maafin Ayah."

Adalah ucapan, yang sama sekali tak Ia pikirkan akan keluar dari mukut Abraham, tak pernah muncul dalam benak hatinya.

Tapi, Noe lega mendengarnya. Bukan untuknya. Tapi untuk Melinoe.

"Maafin semua kesalahan Ayah ... Tolong."

Noe mengangguk ragu. Toh asal mereka tahu di mana salahnya. Noe benar-benar tidak perduli.

Asal mereka mendapat apa yang harusnya bisa di dapatkan.

"Jadi ... Kamu tau sejak kapan?"

Abraham bertanya padanya. Tentang operasi ilegal yang Ia jalankan selama kurang lebih 19 tahun lamanya.

"Dari lama ... mungkin sekitar 15 tahun yang lalu?" Ujarnya tak yakin.

Noe memasukkan tangannya ke saku celana.

"Ayah ... tell them, to keep their mouth, and stay still."

"Please ... be misserable ... Dissapointed ... hurt ... lonely, and you do want to die ... but can't."

Abraham hanya diam. Ujaran tajam Noe membuatnya sedih.

"Tau ngga Yah ... kalo sebenernya. Yang laporin Ayah itu ... Aku."

..


Sudah lelah mereka. Sudah letih dan sudah tak bisa berkata apa-apa.

Di dunia ini. Hanya tersisa mereka bertiga sebagai keluarga.

Clown In Mine. [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang