7.

8K 593 12
                                    

..

Sekiranya Noe sudah berada di dalam kelas. Dia mengamati banyaknya murid lebih fokus pada pelajaran, ketimbang di sekolahnya dahulu, yang lebih suka bermain-main.

Dia tenang, karna pada akhirnya berakhir di sekolah khusus Nasional ini.

"Pindahan dari mana?"

Noe mengalihkan pandangannya pada siswa yang baru saja bertanya padanya. "Jauh dari sini."

Sejujurnya, jelas sekali terlihat di wajahnya, Murid itu keberatan akan jawaban tak jelasnya. Tapi, Noe bahkan tak ingin menjelaskannya secara rinci.

Dia tak mau.

"Mau gabung?"

Noe mengangkat kedua alisnya. Membuat di penanya terkekeh. "Ikutin gue."

Di sepanjang perjalanan. Pandangan tertuju padanya, dan yang bisa Noe sadari pasti, itu bukan pertanda baik.

..

Di tempat terbuka. Yang biasa Orang lain sebut atap sekolah. Noe berdiri di belakang si penawar.

"Bos! Gue bawa nih." Teriaknya.

Siswa, bertubuh kekar dan tinggi di umurnya yang paling tidak menginjak ke 18 tahun itu, menoleh.

Dan ketika pandangannya bertemu, Dia terkejut.

Pandangan keduanya bertemu, bertatap mata sedikit lebih lama, menyiarkan maksud di baliknya. "Sini."

Membuat ketegangan di antara mereka. Dia yang membawa Noe kemari tentu khawatir, ada apa dengan bos-nya. Jangan sampai si Anak baru babak belur di buatnya.

Dan Noe yang masih belum faham tentu mendekat dengan penuh keraguan. Tangannya mengepal bersiap jika ada kemungkinan terburuk yang terjadi padanya.

Dia menerjang Noe. Pada akhirnya Melinoe tak bisa berbuat apa-apa selain memejamkan mata pasrah.

Alih-alih mendapatkan pukulan seperti apa yang Noe bayangkan. Rengkuhan hangatlah yang menjadi ganti segala kepanikannya.

Noe hanya bisa mengerjap.

"Eung?"

Respon semua anggota yang berada di tempat membuat suasana makin canggung.

"Kok bisa di sini."

Noe bergerak mundur untuk melepas pelukan, yang sayangnya itu makin mengerat. "Eli kenapa bisa di sini?"

"Eh?"

Noe menunjuk dadanya sendiri. "Noe, bukan Eli. Salah Orang."

Susunan katanya tak di hiraukan. Remaja itu malah mengajaknya duduk bersama. Membuat Noe makin bingung.

Tidak hanya Dia semua Orang pun bingung. "Dia kenapa?"

Salah satu dari mereka berbisik. Fakih namanya. Berbisik pada Jalal.

Jalal menatap Fakih. Lalu mengedip sebelum menoleh lagi pada Noe yang tengah kebingungan di dalam pelukan bos-nya.

Fakih menepuk bahu Jalal. Hingga membuat Jalal kembali menatapnya.

"Kalo di tanya kenapa saya juga bingung ya, jujur kih." Jawab Jalal lurus.

Kedua alis Roki, teman yang baru saja masuk ke dalam pembahasan itu duduk di antara keduanya.

Clown In Mine. [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang