- Chapter 2 -
Jisung, Jeongin, dan Jiho berdiri di depan lemari. Lemari tempat Kimi berada, kata Jiho.
Jisung menceritakan semuanya pada Jeongin, dan Jeongin ingin membuktikannya sendiri.
Dia membuka pintu lemari. Menatap seisi lemari, dan tidak terjadi apapun. Berbalik menatap Jisung dan Jiho, dan masih tidak terjadi apapun.
"Gak ada apa-apa, kak Ji."
"Je, kamu gak percaya aku? Kamu tanya Jiho kalau gak percaya."
Jisung membuka kancing kemeja nya dan memperlihatkan lebam kebiruan di dada nya karena terbentur.
"Ini buktinya!"
"Oke, oke. Aku gak bilang kalau aku gak percaya kakak. Aku juga bukan orang yang menolak percaya dengan adanya hantu, atau sejenisnya."
"Kita tanya Jiho sekarang. Jiho, jawab mama. Dimana Kimi sekarang?"
Jiho menjawab, "Jiho gak tau, mama. Kimi hilang lagi."
"Lihat kan? Jiho bilang dia sering hilang dan nanti dia kembali lagi."
"Oke kak. Sekarang apa yang bisa kita lakukan? Kita coba minta dengan baik-baik agar Kimi tidak mengganggu lagi, gimana?"
"Ya."
Jeongin berkeliling kamar Jiho, membacakan doa-doa. Jujur saja Jisung bukan termasuk orang yang patuh beribadah, berbeda dengan Jeongin.
"Kimi, dimanapun kamu, kami mohon jangan ganggu kami. Kamu boleh tinggal disini, kami tidak mengusir kamu, tapi jangan mengganggu atau bahkan menyakiti pemilik rumah ini. Kalau kamu melakukan itu, kamu akan diusir paksa darisini."
Hening. Tapi entah kenapa suasana sedikit berubah. Hawa dingin yang tadi seakan menyelimuti hilang seketika.
"Semoga dia ngerti dan gak gangguin kalian lagi. Tapi kalau masih berlanjut, aku saranin kakak bicarain ini sama kak Minho, mau gimanapun kak Minho harus tau."
Jisung hanya berharap tidak ada lagi kejadian aneh lainnya, karena jika dia bicara pada Minho tentang hal ini, Minho belum tentu akan percaya.
.
.
.
Malam harinya Jisung dan Jiho tidur berdua di kamar milik Jisung dan Minho. Jisung tidak mau membiarkan Jiho tidur sendiri dulu, dia takut Kimi datang lagi dan mengganggu Jiho.
Jisung tertidur dengan pulas hingga tidak mentadari Jiho yang berada dalam pelukannya terbangun.
"Kimi?"
Jiho melihat Kimi berdiri di samping tempat tidur. Mengisyaratkan pada Jiho agak tidak berisik.
"Main? Tapi ini sudah malam."
Tanpa ada suara, tapi Jiho mengerti apa yang diucapkan oleh sosok hitam itu.
"Sebentar ya, Jiho gak mau dimarahin mama."
Katakanlah Jiho anak nakal, dia melepas pelukan tangan Jisung kemudian turun dari tempat tidur. Bermain bersama Kimi di ruang tengah.
Keesokan paginya, Jisung bangun tanpa Jiho di sampingnya. Jisung tentu saja panik. Dia mencari Jiho ke kamar mandi, tapi tidak menemukan anaknya disana. Jisung terus memanggil Jiho, hingga akhirnya dia keluar kamar dan menemukan Jiho di ruang tengah.
Tertidur di lantai sambil meringkuk, sepertinya kedinginan.
Jisung membawa Jiho, memindahkan Jiho agar tidur di sofa, dengan lembut dia menggelus pipi Jiho.
"Jiho sayang, bangun, sudah pagi."
Jiho membuka matanya, mengerjap beberapa kali khas anak kecil bangun tidur, begitu menggemaskan.
"Kenapa Jiho bobo disini?"
"Mama, mama, Jiho tadi malam ketiduran, Kimi ajak Jiho main."
Jantung Jisung berdetak lebih cepat, ternyata sosok Kimi itu belum benar-benar pergi. Jisung takut, takut sekali kalau sosok itu akan membahayakan Jiho.
.
.
.
Jisung mengantar Jiho ke sekolahnya, naik taksi, karena hari ini Minho masih belum pulang. Mungkin malam atau besok Minho baru kembali ke rumah.
Setelah Jiho masuk kelas, Jisung berencana untuk menemui guru bagian administrasi disana.
"Saya ingin bertanya, apakah disini ada murid bernama Kimi?"
Jisung hanya ingin tahu siapa sebenarnya Kimi. Apa tujuan Kimi mengikuti dan mendekati Jiho. Jiho bilang dia bertemu Kimi di sekolah, jadi Jisung akan mencari tahu tentangnya.
"Kimi? Sepertinya tidak ada, tuan."
"Murid dari tahun-tahun sebelumnya mungkin?"
"Sebentar, saya cek di daftar nama siswa."
Jisung menunggu, guru yang bernama Song Hayoung itu mencari nama Kimi dari daftar siswa di komputernya.
"Tidak ada, tuan. Saya tidak menemukan murid dengan nama tersebut."
"Baiklah, terima kasih."
Apa dia hanya sekedar penunggu di gedung sekolah ini dan secara kebetulan Jiho melihatnya sehingga dia memutuskan untuk mengikuti Jiho.
Jisung mengira dia adalah salah satu murid di sekolah ini yang sudah meninggal, Jisung sendiri juga merasa pemikirannya ini konyol, terlalu banyak menonton film horror.
Jisung memutuskan untuk pulang ke rumah, dia gagal menemukan informasi tentang Kimi.
Jisung pulang ke rumah menggunakan taksi. Jisung tidak menjemput Jiho di sekolah ketika jam pulang, Jiho pulang menggunakan jemputan yang disediakan oleh pihak sekolah.
Dalam perjalanan, entah kenap Jisung merasa ada yang aneh, supir taksi yang berusia lima puluh tahunan itu sering melirik ke arah Jisung yang duduk di kursi belakang tapi tatapannya seperti ketakutan. Jisung hanya berharap tidak terjadi hal yang aneh-aneh lagi.
Sampai di rumah, Jisung turun dari taksi, tapi tiba-tiba supir taksi itu memanggilnya.
"Iya?"
"Hati-hati, nak. Kamu harus hati-hati."
Setelah mengatakan itu, si supir melajukan mobilnya. Meninggalkan Jisung yang kebingungan dengan apa yang disampaikan si supir tadi.
"Hati-hati?"
Jisung tidak tahu, supir itu melihat sesosok wanita dengan sekujur tubuh berwarna hitam, mengikuti Jisung sejak Jisung menaiki taksi itu dari sekolah.
Matanya merah menyala, dia tersenyum menyeringai, senyumnya begitu lebar, gigi-gigi nya putih namun sedikit bernoda darah, dan ujungnya runcing seperti gigi taring.
.
.
.
To Be Continued

KAMU SEDANG MEMBACA
KIMI - Minsung Horror Story
FanfictionSosok itu bukan sekedar teman khayalan yang ada di dalam imajinasi Jiho, sosok itu nyata, sosok bernama Kimi. Stray Kids. Lee Minho. Han Jisung. MinSung. BxB Warning ⚠️ HORROR. THRILLER. DRAMA. MPREG. Cover diambil dari pinterest Highest rank 2 #Str...