29. PERAYAAN & ON GOING AU INSTAGRAM GERALDMARSYA

12.4K 1.7K 260
                                    

Haii semuanya gimana sudah siap baca😻

Kalian bisa ngikutin cerita ini + Au Instagramnya yaa follow di @GeraldMarsyaWrite

Kalian bisa ngikutin cerita ini + Au Instagramnya yaa follow di @GeraldMarsyaWrite

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ramein Tiap Partnya yaa + Happy Reading❤️

29. PERAYAAN + ON GOING AU INSTAGRAM GERALDMARSYA

Molly memandang meja yang pernah ia duduki dengan Marsya sebelumnya di kelas. Hari ini ia datang lebih pagi ke sekolah. Tiba-tiba sebuah penyesalan muncul di dadanya. Melesak secara tiba-tiba karena sering memperlakukan Marsya dengan kurang baik.

Lalu tiba-tiba Molly teringat beberapa hal tentang Marsya, temannya yang saat ini ia jauhi.

"Lo kan pinter Sya kok milih sekolah di sini sih?" tanya Molly.

"Iya Mama yang nyuruh. Lagipula gue sekolah di sini juga maunya cari aman aja biar lulus tepat waktu."

Kalau dipikir-pikir Marsya pasti sedih karena apa yang ia alami beberapa waktu lalu.

Molly memadang mejanya sekali lagi. Meja itu penuh coretan dan kata-kata menyakitkan untuk Marsya.

Dan setelah banyak hal yang Marsya dapatkan bisa-bisanya Molly juga ikut serta mengucilkannya?

Molly lalu melirik keluar kelas yang sepi lalu melihat Marsya. Perempuan itu sedang duduk dan makan sandwich, sendirian.

Sudut hati Molly sangat ingin menghampirinya namun kakinya malah tertahan di tempat.

"Molly kok bengong di sini?" suara itu membuat Molly tersadar. Kini Marsya justru ada di depannya.

"Siapa yang bengong," Molly menyangkalnya.

Namun ia sendiri pun terkejut karena suaranya terdengar kasar.

"Mau roti gak?" tanya Marsya menawarkan.

"Lo aja. Gue gak doyan roti dari orang kaya lo." Molly lalu menuju ke bangku barunya, meninggalkan Marsya.

Marsya memandangnya yang baru saja duduk dan mengeluarkan buku dari tasnya—sama sekali tidak menoleh pada Marsya. Akhirnya tanpa membalas Marsya menuju ke bangkunya.

Bukannya Marsya tidak mau membalas Molly. Hanya saja bagi Marsya, Molly adalah temannya. Satu-satunya teman yang pernah menemaninya. Kini mereka justru seperti orang asing.

Kalau bisa waktu diputar, Marsya pasti akan merekam dengan jelas dan banyak bagaimana perjalanan teman antara ia dan Molly. Bahkan moment moment indah saat mereka baru saja berkenalan sebagai teman.

"Apa lo liat-liat?" tanya Molly pada Marsya.

Marsya menggeleng. "Enggak Mol."

GERALDMARSYA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang