26. TARGET SELANJUTNYA

13.9K 2K 363
                                    

Jam berapa kalian baca & buka part ini?

Halo semuanya biar gak silent riders inget vote, komen dan likenya yaa bacanya pelan-pelan aja isi setiap in line paragrafnya okayy?

— Kasi spaman emot ❤️ di sini dong yang banyak yaa biar aku makin semangat lanjutinnya

26 TARGET SELANJUTNYA

"Jangan pernah meragukan dirimu. Yang seharusnya kamu lakukan adalah percaya dengan dirimu sendiri bahwa kamu cukup kuat dan mampu untuk menghadapinya."

Sebagai rasa terima kasih Marsya perempuan itu membuatkan kue untuk Gerald. Setelah memastikannya aman, cewek itu melangkah menuju ke sebuah tempat yang mana mereka janjikan untuk bertemu.

"Mau kemana atuh neng jam segini?" tanya penjual sayur, Pak Rasno kenalan Ibunya di depan.

"Ini Pak mau ketemu pacar saya," Ada raut ceria di wajah Marsya saat menyebutnya.

"Neng Marsya udah punya pacar? Yaampun Neng pantes mukanya kaya lagi jatuh cinta dulu Neng masih kecil banget sekarang udah besar."

Marsya tertawa. "Iya Pak udah sma."

"Kalau gini si Kingga pasti patah hati Neng," Pak Rasno menyebut anaknya yang naksir Marsya.

"Bisa aja si Bapak. Kalau gitu saya pamit dulu ya Pak."

"Siap Neng hati-hati dijalannya."

Marsya lantas menuju tempat yang Gerald bilang ia sudah di sana. Sebenarnya Gerald hendak menjemputnya untuk memastikan Marsya aman namun Marsya menolaknya agar surprise yang ia bawakan tidak diketahui oleh Gerald.

"Gerald—"

"Lo ngikutin gue ke sini Ver?" tanya Gerald pada Veronica yang berdiri di depannya.

"Papa kamu nyariin kamu Rald. Udah beberapa hari kamu gak pulang. Aku ke sini mau ngajak kamu pulang. Mereka khawatir banget." Veronica menatapnya sendu.

"Bilang kalau mau gue pulang. Dia harus cabut permintaannya tentang cewek gue," kata Gerald.

"Kamu harus berantem sama orangtua kamu cuman gara-gara Marsya, Rald? Kamu berubah banget ya semenjak kenal dia." Veronica menatapnya tak percaya.

"Marsya lebih kenal gue daripada lo. Dia bahkan ngubah hidup gue jadi lebih baik."

"Suatu saat kamu bakal nyesel karena pernah ngomong gitu Rald," Veronica mengambil tas selempang kecilnya dan meninggalkan tempat itu. Ia melewati Marsya yang berdiri tak jauh di sana dan turun tangga.

"Sya," seketika Gerald menyapanya. "Udah lama?"

Marsya mengangguk. "Muka kamu sampe merah gitu."

"Did you hear that?"

"Aku denger dari awal." Marsya mencoba jujur dan terbuka saat Gerald bertanya.

"Kamu kabur dari rumah? Kenapa?"

Sejenak Gerald menatap tempat yang dibawa Marsya. Cowok itu membukanya membuat Marsya mundur, tidak membiarkannya. Sebelum mendapatkan penjelasan.

"Papa selalu ngawasin kita karena aku pernah ngeliat foto kamu bareng aku pas di depan sekolah waktu itu fotonya di ruang kerja rumah. Aku cuman butuh privasi. Aku yakin kamu juga gitu."

"Papa kamu masih kurang setuju ya?"

Gerald tidak mau Marsya terlalu banyak berpikir. Apalagi beberapa hal yang ia alami belakangan ini. Karena sejujurnya Papanya sudah mendengar berita itu. Pasti Veronica yang memberikannya kabar tersebut.

GERALDMARSYA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang