3. WBA86

208K 23.2K 18.6K
                                    

3. WBA86

Absen dulu siapa yang hadir nama atau username kalian yaa?

Siap membaca dan isi semua paragraf dengan komentar?

"Mulai dari sekarang berhenti untuk mendengarkan apa yang orang lain katakan tentang kamu. Ini hidupmu. Jangan biarkan orang lain mengaturnya." — Gerald Tangkas Negara

Gerald menelisik tajam kedua mata Marsya membuat Marsya gugup. Cowok itu mendekat membuat Marsya langsung mundur. Gerald yang semula hanya diam lalu menyeringai dan terkekeh melihatnya. Matanya melengkung membentuk bulan sabit. Alisnya yang tebal ikut mengerut karena tertawa. Cowok itu tertawa sambil menyugar rambutnya ke belakang.

"Semakin lo diem, gue jadi semakin tertarik," begitulah yang diucapkan Gerald pada Marsya.

Marsya tidak tahu harus marah karena kejadian tadi pagi atau malah berterima kasih karena telah menyelamatkannya dari Aaron.

"Gak semua cowok kaya Aaron," ujar Gerald.

"Gak semua cowok juga kaya kamu kan?" ujar Marsya membuat Gerald terdiam. Wajahnya langsung berubah serius yang membuat Marsya langsung ketar-ketir di tempatnya takut salah berbicara. Selang beberapa detik lagi cowok itu malah tertawa.

"Iya gak ada cowok lain yang kaya gue. Karena gue cuman ada satu gak ada dua apalagi tiga," ujar Gerald membuat Marsya kebingungan di tempatnya.

"Lo bikin gue gregetan," balas Gerald.

Bukannya senang seperti kebanyakan cewek lainnya. Marsya malah ketakutan di tempatnya. Selama ini memang ada banyak cowok yang mencoba mendekati Marsya. Tapi Gerald... sangat jauh sekali dari harapan Marsya. Bahkan Marsya tidak pernah berharap cowok seperti Gerald mengenalnya. Mau semenarik apa pun Gerald. Marsya sadar diri. Siapa Marsya. Juga siapa Gerald di sekolah ini.

"Lo gak sakit hati sama omongannya Aaron?" tanya Gerald basa-basi.

"Sakit hati sih. Tapi cuman bisa dipendem aja," ujar Marsya.

"Itu gunanya nomor telpon gue. Buat cerita sama gue," ujar Gerald.

"Ohhh gitu," ujar Marsya tidak tahu harus merespons apa. Cewek itu sangat gugup. "Bingung harus bilang apa lagi," kata Marsya lagi.

"Mau ngomong apa? Bilang aja," ujar Gerald semakin mendekatinya.

"JANGAN MAU SYA!! GERALD BANYAK CEWEKNYA!" begitulah suara Baron dibalik semak-semak bersama teman-temannya. Benar-benar mengompori.

"Gue gak punya banyak cewek. Terserah mau percaya yang mana. Gue atau mereka," ujar Gerald lalu cowok itu mengambil hoodie hitamnya kembali dari Marsya lalu menjauh mengunjungi teman-temannya. Mereka sama-sama menuju ke parkiran sekolah dengam gambar L besar itu untuk mengambil motor masing-masing.

"Sya, Sya, Sya!" Molly melotot sambil berlarian ke arahnya. Perempuan itu juga melihat interaksi Gerald dan Marsya tadi. "Itu tadi Gerald? Dia ngapain lo lagi Sya? Bilang. Bilang sama gue. Biar gue hajar nanti!"

"Sya di sekolah ini cuman lo sama gue yang gak begitu fanatik apalagi ngejar si Gerald. Jangan bilang kalau lo juga suka sama dia Sya?" ujar Molly beruntun.

Gerald menoleh pada Marsya. Cowok itu lalu menatapnya datar dari atas motor besarnya. Gerald pun menutup kaca helmnya dan berlalu pergi dengan teman-temannya yang sibuk meledeknya sepanjang jalan.

"Tapi kayanya dia bukan cowok yang jahat deh," ujar Marsya menyuarakan isi hatinya.

"Tapi dia preman Sya! Preman-preman pasar deket sekolah aja pada takut sama dia," ujar Molly. "Bayangin kalau misalnya dia kaya gitu lagi ke lo. Lo yang bakal diamuk cewek-ceweknya nanti."

GERALDMARSYA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang