Take 4

22.1K 427 15
                                    

Aku membuang wajahku ke arah sebaliknya agar aku tak dapat melihat laki-laki kurang ajar ini lagi.

Tring

Pintu lift pun terbuka, kami sudah tiba di lantai tujuan kami. Lee Kai berjalan mendahuluiku, aku berjalan setelah kira-kira jarak antara dirinya dan aku 1 atau 2 meter, kalau bisa ingin sekali aku berjalan 1 km jauhnya dari dia, tapi apa daya, aku bahkan tak tahu dimana presdir berada. Mau tak mau, aku harus berjalan mendekatinya, dan karena kakinya itu super panjang, otomatis aku harus mengikutinya dari jarak yang tak terlalu jauh, kalau tidak langkahnya yang super besar itu pasti akan meninggalkanku di belakang.

"Ayo cepat." tiba-tiba ia menoleh ke arahku karena ia menyadari aku berjalan cukup jauh dibelakang dirinya.

Aku menoleh-noleh, khawatir kalau ternyata tempat ini bukan tempat pak presdir. Kulihat ada sebuah restoran nan mewah yang sekarang ada di hadapanku. Dari kejauhan aku bisa melihat pak presdir mengenakan kemeja putih berlapiskan jas hitam melambaikan tangannya ke arah kami.

"Arina, Lee Kai, akhirnya kalian sampai juga, silahkan duduk!" ia menyambut kami dengan senyuman yang sulit diartikan saat kami sudah berada di hadapannya.

Aku pun mengambil kursi yang dekat dengan presdir, berharap Lee Kai akan duduk jauh dariku, tapi aku salah, justru Lee Lee Kai duduk tepat di sampingku yang berada di seberang pak presdir. Great!! Aku hanya mampu mendengus kesal sambil memalingkan mataku dari wajah Lee Kai yang menyeringai lebar ke arahku.

"Arin, kamu mau pesan apa? Lee Kai juga, ayo pilih saja makanannya,"

Pak presdir pun menyodorkan sebuah buku bertuliskan 'menu' di hadapan kami berdua.

"Sama saja seperti anda,"

Aku bingung mau makan apa, pikiranku melayang kemana-mana, aku terus terpikir tentang ciumanku dengan Lee Kai , selain membuatku merasa jijik, tapi sedikit (hanya sedikit) membuat hatiku berdebar, tapi aku menyangkal tiap kali gagasan itu muncul, sebab aku yakin itu bukanlah karena Lee Kai menciumku, tapi karena itu adalah ciuman pertamaku. Karena itu, aku hanya bilang 'sama saja seperti anda' walau aku tak tahu apa yang dipesan pak presdir. Aku hanya bisa berharap makanan yang dipesan oleh pak presdir bukanlah escargot* atau teman-temannya, karena jika ya, aku pasti akan memuntahkan seluruh isi perutku detik itu juga.

"Sama juga seperti , Arin, aku mau makan apa yang pacarku makan,"

Aku kaget saat mendengar Lee Kai mengatakan itu, Sama? Pacar?! Sejak kapan aku setuju menjadi pacarnya?!! pikirku kesal dan bingung. Aku hanya menatap Lee Kai dengan tatapan setajam silet berharap agar tatapan tajamku ini bisa benar-benar melukainya.

Marriage Act [COMPLETED] (EDITING-ON HOLD)Where stories live. Discover now