Perhatian : Maaf seribu maaf kepada semua pembaca yang dengan setia ataupun tidak menunggu kelanjutan cerita ini. Karena suatu hal yaitu ketidak adaannya koneksi internet di rumah, saya pun terpaksa menunda update chapter ini. Intinya sekarang saya sudah punya internet \(^o^)/ dan selamat menikmati hehe
--------------------------------
"Dasar alien mesum!! Penguntit!! Ngapain disini?!! Jangan macem-macem ya!! Aku bisa telepon polisi sekarang juga!!" Teriakku saat melihat alien mesum - Lee Kai - sedang berdiri sambil menyeringai ke arahku. Dia bahkan menyeringai ke arahku!!
"Arina Devina! Apa-apaan sih kamu?" bentak mama, aku langsung menatapnya dengan tatapan ganas berharap mama bisa menyadari arti tatapanku - Kenapa dia ada di sini?!! - itu.
"Hai, baby," ucap Alien mesum itu dengan senyum mesumnya.
Baby? Baby?! Dia pikir aku apanya sih?! Dasar alien mesum bodoh! Aku mengucapkan berbagai macam sumpah serapah di dalam hatiku dengan penuh harapan bahwa semua itu bisa tersampaikan pada mahluk yang bernama Lee Kai itu.
"Kalian masih saling berhubungan satu sama lain ya?" tanya mama dengan wajah sumringah tanpa mempedulikan tatapanku yang kalau diibaratkan setajam pisau itu.
Dan si alien mesum itu dengan mudahnya menganggukan kepalanya sambil menyeringai jahil ke arahku. Tunggu! Jadi dia adalah 'Kai'? Kai yang sudah menyelamatkanku dari kecelakaan itu? Kai yang baik hati, rajin menabung, patuh pada orang tua, sopan, rajin, dan segala embel-embel lainnya itu? Tidak mungkin kan?! Mana mungkin Kai yang bagaikan seorang pangeran dalam ingatanku itu berubah menjadi mahluk luar angkasa yang menyebalkan, mesum, dan tengil di hadapanku ini?
"Wah bagus kalau begitu ya..." ucap wanita paruh baya yang kalau diingat-ingat mirip Tante Lucy mama dari 'Kai'-yang sangat amat aku kagumi dan cintai- itu.
"Duduk sini dong, sayang," ucap mama sambil kembali duduk dan menunjuk daerah sofa kosong di sebelah alien mesum itu.
Aku berjalan dengan enggan menuju tempat yang sepertinya sudah disiapkan oleh kedua orang bersama satu alien itu. Aku langsung memberikannya tatapan tajam agar sekiranya ia pergi menjauh dariku. Tapi dia malah memberikanku senyum penuh kemenangan. Aku langsung memutar bola mataku kesal. Biarkan saja dia, bisik batinku. Tapi setengah, hanya setengah saja dari diriku ingin sekali menanyai atau lebih tepatnya mewawancarai dia.
"Arina sayang, kamu masih ingat tante Andien kan sayang?"
Tentu saja aku ingat! Tante Andien sama dengan ibu dari 'Kai'-ku yang tercinta, Kai yang rela menggunakan seluruh tubuhnya untuk melindungiku, oh Kai-ku... Sebenarnya aku ingin berteriak seperti itu, tapi karena harus menjaga sopan santun dan image-ku, aku hanya mengatakan, "Ingat ma, halo tante," ucapku dengan senyuman super manisku.
YOU ARE READING
Marriage Act [COMPLETED] (EDITING-ON HOLD)
Romance[Cerita ini sedang dalam proses pengeditan] Berakting sudah menjadi keseharian dari seorang Arina Devina yang tidak bisa dilepas begitu saja darinya. Menemukan seseorang yang berarti dan ia cintai adalah hal yang tak pernah bisa ia raih. Menikah men...