Senin, 25 Agustus
"Duh ini beneran CinHap gak berangkat Nan?" tanya Tasya.
"Iya dia lagi sakit, makanya gue ke sini buat ngabarin kalian." ucap Jinan. "Dari semalem pas telfon katanya dia udah gak enak badan, pas gue samperin buat berangkat bareng seperti biasa ternyata dia beneran sakit."
"Haduh terus ini gimana dong?"
Mendengar nada kepanikan kakak kelasnya, Badrun langsung cepat tanggap mempunyai sebuah ide untuk menyelesaikan masalah tersebut.
"Gimana kalo dari kelasku aja kak yang gantiin kak Cindy?" usulnya.
"Seriusan?" tanya Tasya.
"Iya kak."
"Oh oke, thank you ya Drun."
Badrun hanya mengangguk dan langsung menuju ke kelasnya karena memang ia tidak punya banyak waktu lagi.
Sesampainya di kelasnya, Badrun langsung berjalan menuju Chika yang sedang asyik mengobrol.
"Chik gantiin kak Cindy bisa gak?" tanya Badrun yang langsung to-the-point.
"Eh gantiin apaan?" tanya Chika terkaget dengan pertanyaan Badrun yang tiba-tiba itu.
"Jadi petugas upacara."
"Eh?!"
"Ayo, lo pasti bisa. Cuma bawain naskah Pancasila doang ini."
"Apaan, jangan ngadi-ngadi lu Badrun!" tolak Chika.
"Ayolah Chik......"
Melihat Badrun yang mendekati dan meminta Chika seperti itu membuat Mira merasa sebal. Kenapa mesti gebetannya malah meminta bantuan saingannya itu, bukan meminta bantuan dirinya? Ya walaupun memang kalo Badrun meminta bantuan dirinya, bakal ia tolak sih karna ia tidak berminat jadi petugas upacara.
"Ayolah Chik, lo pasti bisa. Cuma jalan doang gitu terus nyerahin naskah ke pembina Upacara. Lo pasti bisa, kan lo sering latian basket." ucap Badrun membujuk Chika sekali lagi.
"Ngaco, mana ada hubungannya!"
"Ayolah...."
Semakin lama melihat kedekatan Badrun dan Chika, makin membuat Mira terasa gerah. Ia berpikir cepat bagaimana caranya agar tidak makin berkelanjutan, dan ia pun kemudian mendapat sebuah ide.
"Lu cari petugas upacara?" tanya Mira.
"Iye, kak Cindy gak dateng hari ini jadi perlu pembawa naskah Pancasila. Lo gak mungkin ngajuin diri kan, orang lo gak suka panas-panasan." ucap Badrun seperti mengenal Mira betul.
"Iya males banget, capek." ucap Mira santai. "Tapi gue tau siapa yang bisa. Niel lu aja yang gantiin."
Oniel yang sedang santai duduk di bangkunya pun kaget kenapa tiba-tiba namanya disebut.
"Eh kok kenapa jadi aku?" protes Oniel.
"Kan dulu lo waktu SMP di Surabaya jadi petugas upacara Niel."
"Seriusan Niel?" tanya Badrun yang baru tau informasi ini.
"Iya sih, tapi kan...." ucap Oniel ragu.
"Udah cepetan sana ganti pakaian, bentar lagi Upacara mulai." Mira pun menarik Oniel agar bangkit dari duduknya.
Meski masih ragu, tapi karena Mira terus menerus mendorongnya akhirnya Oniel terpaksa untuk mengikuti kemauan temannya itu.
Setelah berganti seragam petugas Upacara yang dipinjamnya, Oniel pun kemudian berjalan menuju lapangan sekolah karena waktu Upacara akan dimulai. Ia merasa sedikit kagok sekaligus kaget karena tidak menyangka ia akan menjadi petugas Upacara di sekolah barunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ti Voglio Bene
FanfictionSebuah side story/spin-off dari cerita Cinta Remaja. Masih belum tau apakah bakal fokus ke satu member/kelompok, atau bakal berisi potongan-potongan pelengkap cerita ku yang itu.