16.

239 28 2
                                    

Jumat. 12 September

"Woy Mir lo ngapain? Sini cover gue lah!" ucap Jinan sedikit berteriak.

"Anjir anjir anjir....." gumam Mira pelan menyadari jika ia melakukan kesalahan.

"Bentar Nan bentar, retri gue bentar lagi nyala." ucap Sinka.

"Awas ati-ati, Optimus Prime lagi perjalanan." ucap Cinhap.

"YOU HAS BEEN SLAINED." terdengar suara dari ponsel milik Mira.

"Aaaaaa sumpah lah, kenapa itu?!" kesal Mira.

"AH ELAH BARU JUGA DIBILANG, MIR LO FOKUS LAH!!!!" teriak Jinan makin emosi.

Arus permainan makin tidak karuan terlebih ketika lawan berhasil mengambil Lord. Kalah angin dan ditambah emosi membuat permainan tim Valkyrie makin tak karuan, hingga akhirnya harus mengakui kekalahannya.

"ANJIR LAH!" umpat Jinan sambil meletakkan ponselnya sedikit kasar di atas meja.

"Sabar sayang, sabar." ucap Cinhap.

"Gak bisa gue! 2 hari lagi turnamen dan kita malah makin gak jelas gini." keluh Jinan. "Terutama lo Mir, gak tau kenapa lo akhir-akhir jadi cupu banget mainnya!"

"Maaf kak...." ucap Mira yang tertunduk lesu.

"Dut mending lo ganti Mira ini sama yang lain. Celine atau Jesslyn kek." ucap Jinan.

"Lah kok jadi gue? Gue kagak ngerti main moba." ucap Jesslyn. "Gue cukup Valo aja."

"Ya daripada Mira mainnya gak jelas gini!" kesal Jinan. "Mending lu berhenti ikut ekskul e-sport aja dah Mir, fokus aja tuh katanya lo mau ikut band kan?"

"Jinan!" ucap Cinhap. "Kalo ngomong yang bener!"

"Aaaaaarrrrrrggggghh males gue kalo gini!" ucap Jinan yang kemudian keluar dari ruang ekskul e-sport.

"Maaf ya semua, kayaknya dia lagi sensi banget deh." ucap Cinhap meminta maaf mewakili kekasihnya itu. "Bentar ya biar gue coba tenangin dia dulu. Kalo udah tenang nanti biar dia gue minta buat minta maaf sama lo Mir."

"Eh gak usah kak, aku emang yang mainnya gak bener kok." ucap Mira.

"Iya, tapi dia gak berhak ngomong begitu ke lo. Jinan yang gue kenal gak begitu soalnya." ucap Cinhap. "Udah lo tunggu dulu di sini bentar."

Cinhap pun kemudian menyusul Jinan keluar ruangan.

"Yaudah karna ini udah mau malem juga, latihan kali ini gue bubarin deh." ucap Sinka. "Nanti malem kalau memungkinkan, kita latihan lagi. Kalo gak bisa ya besok pagi seperti rencana awal."

"Siap kak." ucap Anin dan Mira hampir berbarengan.

Sinka kemudian nampak berpikir sejenak.

"Hmmm gue gak ngerti akhir-akhir ini lo kenapa Mir, dan kalo misal lo belum siap atau gak mau cerita juga gue hargai privasi lo. Tapi kalo misal lo dalam kondisi yang baik untuk turney besok lusa, lebih baik lo bilang ke gue biar kita ganti plan."

"Iya kak." ucap Mira lemas.

"Celine, lo siap-siap aja ya kalo misal Mira butuh digantiin." lanjut Sinka.

"Siap kak." ucap Celine.

"Yaudah kalian sekarang boleh pulang."

Saat yang lainnya berkemas dan kemudian pulang, Mira masih duduk di tempat yang sama dan merenung. Semenjak masalahnya dengan Badrun 2 minggu yang lalu, memang pikirannya terkadang kacau seperti bukan dirinya yang biasanya.

Kondisi yang seperti ini memang tidak menentu, kadang ia bisa menjalani kehidupan seperti biasa tapi terkadang pikirannya kacau balau. Ya memang Mira tidak merasakan kesedihan atau kemarahan ketika hubungannya dengan Badrun kandas, tapi mungkin justru hal inilah yang membuat pikiran dan hatinya seperti digantungkan.

Ti Voglio BeneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang