Sebuah Epilog

257 17 37
                                    

BERITA HARI INI

Pergantian pemimpin Ruangroj Group dari sebelumnya Singto Prachaya Ruangroj kepada anaknya, Kla Arthit Ruangroj akan di laksanakan hari ini. Perusahaan yang semakin berkembang pesat setelah Singto mempercayakan beberapa proyeknya kepada sang anak itu kini membuat para perusahaan terkait menitipkan lebih banyak saham di Ruangroj Grup.

Arthit naik ke podium bersama sang ayah, pemuda itu kini sudah tumbuh menjadi pria dewasa. Membawakan pidato dengan gagah di hadapan para investor dan kolega-kolega perusahaan. Hari itu adalah hari milik Arthit, semua keluarganya hadir di gedung utama Hotel Ruangroj. Termasuk Natcha yang sudah menggendong gadis kecil bersama suaminya, Keenan. Sahabatnya yang dulu sempat terjebak zona teman sebelum akhirnya memutuskan untuk bersama beberapa tahun yang lalu.

Pemimpin perusahaan Ruangroj yang baru itu turun dari podium setelah memberikan sedikit pidato, ia menghampiri istrinya yang duduk di barisan kursi paling depan. Apple tersenyum anggun, "Kamu selalu keren!" Pujinya, Arthit berlutut di depan Apple lalu mengecup perut besar istrinya, "Anak-anak papi seneng juga, nggak? Papi udah bisa beliin kalian Disney World sekarang..."

"Apa sih! Kamu tuh ngajarinnya yang aneh-aneh! Nanti kalo minta beneran, gimana!" Arthit mengaduh mendapat pukulan kecil dari Apple, suaminya ini benar-benar.

Krist dan Singto mendekati putra tengah mereka dan istrinya yang sepertinya tengah berdebat hal kecil seperti biasa, "Kali ini ributin apa lagi?" Lerai Krist bercanda, Singto ikut terkekeh, "Pasti Arthit yang mau beliin si kembar Disney World, nih!" tebak Singto, kemudan pria berusia hampir setengah abad itu mendapat pukulan dari istrinya. Kedua pasang suami istri ini sama saja. Hanya usia perbedaan mereka.

Lalu Natcha juga datang bersama Keenan dan anaknya, "Apanih ribut-ribut? Kok Nat gak di ajak?" Tanya Natcha sedikit emosi karena ia tidak di ajak dalam pembicaraan. Keenan yang berada di kiri Natcha itu mengusap bahu istrinya "Nat, inget perut, noh! Udah mblendung gitu, marah-marah bae." Natcha memasang wajah galak, gadis cantik sulung Ruangroj itu juga tengah mengandung anak keduanya, usia kandungannya hampir sama dengan kandungan Apple, hasil dari bayi tabungnya karena sperma Arthit tidak begitu kuat. Namun kini malah menjadi bayi kembar. Apple menjadi kesayangan semua orang termasuk Natcha sendiri yang bersemangat karena akan ada kembar lagi di generasi berikutnya.

Force sedang mengenyam pendidikan di Belanda jadi tidak ikut hadir di acara hari ini, remaja yang sudah tumbuh sedikit dewasa itu cemberut sejak beberapa hari lalu karena tidak bisa kembali ke Indonesia karena sedang menjalani ujian, dan jika ia kembali maka telinganya akan merah menyala karena jeweran maut bunda Krist.

Singto meminta kedua anaknya mendekat, "Natcha, Arthit." Panggilnya, Singto menghela napas, "Tugas ayah udah selesai, kalian udah bahagia sama pilihan kalian masing-masing," tuturnya dengan suara bergetar. Krist mengusap bahu suaminya.

Ayah tiga anak itu menatap menantu dan cucunya sendu, "Ayah nggak nyangka kalo udah mau punya empat cucu, uban ayah juga udah mulai banyak, sebelumnya ayah mau bilang sesuatu"

Kedua kembar tersebut mengerutkan keningnya, menunggu ucapan sang ayah selanjutnya "Ayah kena kanker paru-paru, udah stadium akhir,"

"Ayah!" Seru Natcha tak percaya.

"Ayah nggak bercanda, kan?" Tanya putranya, namun Singto menggeleng, ia menatap Krist yang sudah menangis walaupun tanpa suara. "Force udah tau?" Tanya Arthit, Singto mengangguk "Dia yang anter ayah sama bunda periksa waktu ayah main ke Kanada"

Peganggan bahu itu kini menjadi remasan yang sedikit kuat, "Sekarang, ayah cuma mau minta satu hal sama kalian," Singto menatap mata kedua anaknya satu persatu "Bahagia terus, sama apapun pilihan kalian, ayah bunda selalu dukung kalian,"

Arthit menggenggam tangan sang ayah, "Ayah gak pergi kemana-mana, kan?" Tanyanya lirih, suaranya bergetar menahan tangis, sang ayah menggeleng, "Ayah nggak kemana-mana, anak-anak ayah masih pengen lihat ayah gendong cucunya, kan?"

Natcha menghambur memeluk sang ayah, "Ayah...ayo kemo di rumah sakit, nanti Nat temenin, hiks!" Pinta Natcha, namun Singto menggeleng, "Kemo bikin ayah sakit, nanti ayah botak, gak keren dong masa ayah ketemu cucu ayah, gak punya rambut..." canda Singto.

Kemudian Arthit ikut masuk memeluk sang ayah, juga mengajak ibunya ikut masuk ke dalam pelukan mereka. "Aku bakal usahain apapun buat kesembuhan ayah," gumamnya.

***

Sepuluh tahun berlalu, Arthit dan Apple menyelesaikan pendidikannya kemudian kembali ke Indonesia karena mereka harus melanjutkan perusahaan kedua orang tua mereka, kini cerita Krist dan Singto berlanjut kepada Arthit dan Apple yang menikah melalui perjodohan kemudian berdamai dan belajar saling mencintai. Tidaklah mudah jika menikah dengan seseorang yang tidak dicintai, dan bahkan mereka belum melupakan masa lalunya. Namun kini baik Arthit maupun Apple telah bahagia dengan kehidupan mereka.

Dan juga Kongpob, pemuda itu kini telah menjalani kehidupannya sendiri, setelah kedua orang tuanya meninggal, Kongpob meneruskan semua usaha kedua orang tuanya dengan perasaan yang belum hilang untuk Arthit, padahal sudah bertahun-tahun berlalu, meskipun ingatannya tak pernah kembali, namun perasaanya untuk Arthit masih sama. Kini ia sudah sedikit rela. Biarlah Arthit hidup bahagia bersama Apple, dan Kongpob meneruskan perasaanya sampai maut menjemput.

Mungkin ini yang terbaik untuk semua pihak. Baik Kongpob tak akan berusaha mengubah lagi.

Kak Oon, I Love you! Walaupun kakak gak pernah bisa denger ini dari mulutku langsung, tapi aku yakin kakak tau aku sayang kakak, selalu ~Kongpob Suthilak


Sebuah epilog, selesai








Lapak buat misuh 👉

Akhirnya book ini selesai juga meskipun sempet mandeg dan Vee unpublish satu kali, tapi ini ending yang Vee mau, yang terbaik buat Kong dan Arthit. Happy end menurut Vee gak harus kedua tokoh utama bersatu, tapi gimana caranya mereka bisa bahagia dan ngelanjutin hidupnya tanpa beban. Dimana mereka udah ikhlas sama apa yang ada.

Sampai ketemu di book Vee selanjutnya!😁

Sampai ketemu di book Vee selanjutnya!😁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kak Oon, I Love You! (KongArt)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang