3. Good girl

984 159 9
                                    

"Meoww!"

Lagi-lagi Rosé terbangun karena kucing mungil itu. Kali ini kucing itu mencakar pipinya membuatnya geram.

"Apaan sih cing!" dia menurunkan kucing kebawah dan kembali tidur.

Sayangnya suara menjijikkan membuatnya bangun dengan panik. "Oh? Nour!"

"Bisa gak sih gak usah beol sembarangan! Mana di kamar gue terus lagi, hiks."

Mau tak mau dia bangun. Membereskan kekacauan ini lalu menelfon ade nya.

"Heh!"

"Apaan sih?"

"Meong lo beol sembarangan jir! Kenapa gak lo beliin pasir kucing aja sih?"

"Mahal kak, mana ada gue duit buat beli itu."

"Yaudah jangan piara kucing!"

"Tapi gue mau..."

"Arrgghh gila si Ryujin" Rosé membawa kucing itu keluar kamar lalu mendudukkannya diatas meja.

"Okay kucing kecil. Ada peraturan kalo lo emang mau tinggal di Park Kingdom. Pertama, lo gak boleh beol sembarangan, kedua, gak boleh masuk kamar orang tanpa izin, dan ketiga, dilarang ngeong keras-keras. Faham?"

"Meowww"

"Aararrgghh" Rosé mengacak rambutnya.

Akhirnya dia kembali ke kamar, mandi dan bersiap-siap. "Liat apa yang bakal gue lakuin ke Nini lo ini Ryu."

Rosé naik kearas kursi, mencari-cari tali diatas lemari dan dia menemukannya.
























"Meoww!" kucing itu kegirangan saat Rosé meletakannya didalam keranjang sepeda dan membawanya berkeliling.

Melewati taman yang terdapat banyak orang yang membawa serta peliharaan mereka. "Okay tujuan pertama pet store"

Dia berhenti dan memarkirkan sepedanya. Dia menurunkan Nini dan menyambungkan tali ke badan Nini yang sudah Rosé pasangi tali sebelumnya.

"Okay

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Okay... Ayo jajan Baby, kamu mau beli apa? Daddy beliin asal kamu mau nurutin Daddy." mereka masuk.

Rosé membeli makanan kucing, pasir kucing serta beberapa alat mandi kayak sabun sama cat care lainnya.

Lah Rosé punya duit?

Punya dong.

Dia juga kerja cuma lagi males aja karna lagi patah hati. Untung dia bos nya.

Semuanya sudah lengkap. Rosé kembali membawa Nini jalan-jalan. "Mau sosis?" tawarnya dan kucing itu mengeong.

Dia mengangkat kucing dari dalam keranjang dan menggendongnya seperti bayi, mana tuh kucing gak berontak lagi, dia membelikan kucing itu sosis. "Udah punya anak lo?"

Rosé berbalik dan terkejut melihat sang mantan sudah menggendong bayi, sedangkan dia menggendong kucing.

"Ohh kirain anak, ternyata anabul."

Rosé memalingkan wajahnya, "cepet banget lahirannya? Perasaan mereka nikah belum setengah tahun"

"Lucu ya anak gue sampe segitunya lo liatin."

Rosé hanya mendelik pada teman yang sudah merebut pacarnya itu "gak. Anak gue lebih lucu." dia berbalik lalu membayar sosis yang dia beli.

"Ayo sayang. Abis ini kita ada les." kata Rosé mengajak kembali Nini masuk sepeda. Kucing itu penurut meski masih kecil.

"Good girl." dia menepuk kepalanya.

"Duluan Wen, Rene..." Rosé pergi dengan kucingnya.

Wendy dan Irene saling memandang "Apa dia se stres itu ditinggal nikah?" tanya Irene.

"Kali. Besok-besok tuh kucing dia nikahin kali, hahaha" Wendy merangkul istrinya pergi dari sana.

Berbeda dengan pasangan itu, Rosé datang ke rumah langsung bawa kucing itu ke dalam. Siapin pasir kucing dan mengajari Nini cara buang air yang baik.

"Nah kamu... Kalo mau buang air gali disini." Rosé mempraktekannya.

Mata kucing itu melihat dengan seksama. "Terus kalo udah, tutup lagi. Faham?"

Tak kunjung mengeong, Rosé memasukkan kucing itu kedalam tempat pasir lalu kucing itu melakukan apa yang Rosé katakan tadi.

"Haha good girl."

Rosé pergi meninggalkan kucing itu.

"Kau terlihat bahagia bersamanya. Dia kekasihmu yang baru." Rosé duduk dan meletakkan pipinya diatas piano. Air matanya jatuh kala mengingat semuanya.

Terisak kecil meratapi hidupnya yang begitu menyedihkan. "Meow..." kucing kecil itu mengusapkan kepalanya ke kepala Rosé, kucing itu terlihat khawatir dan mengendus pipi Rosé.

Rosé tersenyum dan mengusap kepala mahluk itu "gue gapapa kok."

Kucing itu berpindah keatas paha Rosé. Dia mengendus piano penasaran. "Mau denger gue main ini?"

Nini mengeong.

Rosé membuka penutup piano dan memainkannya.

Mungkin kita terlalu jauh berbeda
Kau manis dan aku menyedihkan
Tapi perasaanku ku untuk dirimu
Tidak sempurna namun sangat indah

Jika nanti kita bertemu
Ingin aku sampaikan
Aku menyayangimu
Apakah engaku tahu?

Aku percaya pada keajaiban
Kau kan mencintaiku
Lebih dari kumencintaimu

Dan bila musim berganti
Bahkan hangatpun beranjak pergi
Meninggalkan rasa sepi
Kukan berjalan denganmu
Apapun jalan yang akan ditempuh
Takan pernah ku meninggalkanmu.

Kelak kau akan mencintaiku.

Jemari Rosé terhenti. Nini menatapnya dengan tatapan polos "suka ya?"

"Meow"

"Udah ah. Mau ngebeban dulu. Rosé kembali masuk kamar untuk tidur. Nini mengikuti dan dia juga ikut tidur dikepala Rosé.

Sudut bibir Rosé terangkat ketika mendengar suara dengkuran kucing itu saat tertidur diatas kepalanya.

"Good girl."












Fix MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang