Bab 3

1.2K 27 9
                                    

Happy reading

Saat Allen pulang kerumah, ada wanita cantik sedang duduk ditaman belakang dengan koran ditangan kiri dan teh ditangan kanannya.

"Mamah." sapa Allen padanya, lalu mamahnya hanya menjawab dengan deheman pelan.

Allen mendengus kesal. "Gak dijawab." ucapnya malas.

"Kenapa?" tanya Isyana Merwantini mamah dari Allen.

"Eh anakku yang ganteng, pinter dan manis udah pulang? Nah gitu harusnya." ucap Allen menirukan suara mamahnya.

Isyana terkekeh pelan. "Apaan ih, mamah gak pernah kaya gitu." sanggahnya.

Allen tertawa pelan. "Oh iya, mamah mau ngomong sesuatu duduk sini coba." perintahnya.

"Mampus! pasti mau bahas soal mutusin kontrak." batinnya menyesali karena sudah menyapa sang mamah.

Allen berjalan dan duduk di bangku satu lagi, ia diam menunggu mamahnya berbicara duluan. "Mamah udah denger soal kamu yang mutusin kontrak sama toko bunga yang udah dipercaya sejak papah kamu yang jalanin itu perusahaan."

"Kenapa?" tanyanya dengan serius.

"Gak mungkin dong kalo gua jawab cuma karena cewe." batinnya.

"Gapapa mah, menurut Allen toko bunga yang Allen pilih itu lebih bagus kualitasnya kebanding yang udah lama. Makanya Allen pindah, kan ini juga kebaikan hotel-hotel kita." jawabnya lalu menggigit bibir bawah takut jika Vernon sudah menceritakan semuanya pada mamahnya.

Isyana mengangguk mengerti. "Besok mamah bakalan liat-liat bunganya, jangan sampe bunganya jelek-jelek." ucapnya.

Allen meneguk salivanya kasar. "O-oke mah." jawabnya.

"Buset, gimana kalo ada yang cacat? Tenang len, tenang. Bunganya bagus-bagus ko kata Vernon juga." batinnya.

"Yaudah Allen mau keatas dulu." pamitnya.

"Siang ini kamu free?" tanya Isyana.

"Free, emang kenapa mah. Tumben banget." jawab Allen.

"Nanti anter mamah, ketemu temen mamah." ucapnya dan Allen mengangguk. "Iya, ingetin aja. Allen suka lupa ." jawabnya lalu pergi menuju lantai atas.

Allen masuk ke kamar dan langsung merebahkan diri dikasur king size miliknya. "Bagaimana yah saya bisa dekat dengan gadis itu?"

"Apa perlu saya memata-matainya. Saya juga belum menemukan akun sosial medianya." gumamnya.

"Ah sudahlah mending mandi dulu." lalu Allen beranjak dari kasurnya menuju kamar mandi.

...

Kini waktunya Allen keluar bersama mamahnya tercinta. "Ayo Allen sayang, cepetan." ujar mamahnya sedikit berteriak.

"Wait Allen belum keliatan perfect." jawab Allen tersenyum sembari mengancingkan jasnya.

Isyana geleng-geleng dengan tingkah Allen. "Kamu memang selalu terlihat perfect mau mandi mau enggak juga." ucapnya.

"Ayo mah." ajak Allen memberi lengannya untuk digandeng sang mamah.

Lalu Allen dan Isyana masuk mobil, dan pergi menuju tempat yang akan dijadikan pertemuannya dengan teman mamahnya.

Sekitar 25 menit berlalu, akhirnya mereka sampai disebuah restaurant bintang 5 yang cukup terkenal.

Why im falling in love with little girl? (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang