End!

454 7 0
                                    

Cincin pernikahan yang sudah disiapkan oleh Allen terlihat sangat elegan, entah Kelysha menyukainya atau tidak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cincin pernikahan yang sudah disiapkan oleh Allen terlihat sangat elegan, entah Kelysha menyukainya atau tidak.

Semua telah siap, Allen siap dengan jas pernikahannya yang terlihat keren. Ia siap untuk melepaskan status lajangnya, dan menjadi suami dari seorang gadis muda yang baru beberapa bulan ini ia kenal.

"Aku benar-benar tidak sabar, jantungku berdegup cukup kencang." ujarnya sambil senyum-senyum, ia menatap dirinya dipantulan body mobil.

"Ayo sayang, kita harus segera pergi. Kelysha pasti sudah menunggumu disana," ujar Isyana sambil merangkul lengan kekar sang putra.

Isyana menatap wajah putranya dengan lekat, da senyuman yang merekah. "Mama punya perasaan yang tidak enak, tapi Mama harap ini bukan sesuatu yang ada hubungannya denganmu." batinnya merasa gelisah da khawatir.

Allen membalas senyuman Ibunya, ia mengusap pipi Isyana penuh kasih sayang. "Mah, aku benar-benar berterimakasih." ucapnya tiba-tiba, kening Isyana berkerut. "Terimakasih untuk apa anakku." tanyanya diikuti tawa pelan.

"Terimakasih telah sudi mengurus, mendidik dan membesarkanku penuh dengan perhatian dan kasih sayang yang melimpah." jawab Allen.

"Itulah tugas seorang Ibu, Allen. Ayo cepat kita harus pergi ke rumah Kelysha, kau tak mau kan membuat dia menunggu terlalu lama?" tanya Isyana dan Allen pun menggeleng. "Ayo berangkat, tapi aku ingin pergi sendiri dengan mobilku. Mamah pergi bersama Vernon dan istrinya saja ya?"

Kening Isyana berkerut, firasatnya mulai tidak enak dan jantungnya tiba-tiba berdegup kencang. "Mengapa begitu? Mama ingin pergi bersamamu." sahutnya.

"Tidak, Mah. Demi kebaikan dan keselamatan Mama, lebih baik bersama Vernon saja. Aku juga tidak akan kenapa-kenapa jadi tenang saja ya?" Allen nampak menenangkan ibunya dengan senyum lembut yang terlihat tulus.

Isyana menghela nafasnya panjang, "Bawa mobilnya hati-hati, jangan ngebut. Ini hari pentingmu dengan Kelysha." peringatnya.

Allen mengangguk mengerti, mengantarkan Isyana kedepan mobil Vernon. "Woi! gue nitip Mamah gue, jangan ngebut-ngebut." ucapnya pada Vernon dan laki-laki itu pun hanya mengacungkan jempolnya.

Setelah benar-benar siap, rombongan Allen pun mulai meninggalkan kediaman Allen untuk pergi ke kediaman Kelysha.

...

Kelysha mondar-mandir didalam kamarnya, lalu beberapa kali melirik kearah jam dinding yang ada. Rasa khawatir, malu, marah, kesal mulai menyerangnya.

Erlina masuk kedalam kamar Kelysha, wajah gadis itu terlihat sangat kesal dengan mata yang hampir mengeluarkan air.

"Coba telepon Allen sekarang dan tanya dia masih dimana, kalo tidak coba telepon rumahnya kali saja dia masih berada dirumah." ucapnya.

Kelysha berdecak, "Sudah ku telepon berkali-kali, tapi tidak juga terhubung. Ini sudah lewat dua jam, dan dia belum datang kesini mungkin tentang pernikahan ini hanya omong kosongnya saja." ucap Kelysha benar-benar kesal, ia ingin merusak hiasan dikepalanya namun semua itu digagalkan oleh Erlina.

Why im falling in love with little girl? (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang