Bab 15

648 19 18
                                    

Happy reading


Dipagi hari, Idan berjalan sendirian di koridor sekolah yang lumayan sepi. Matanya berkeliling melihat-lihat sekitar, namun tidak sengaja melihat Angga yang berjalan menuju ruangan osis.

Idan berjalan menghampirinya, lalu menepuk pundak Angga pelan. "Apaansi lu, kaget tau!" sungutnya kesal.

Idan cengengesan. "Ehehehe sorry kawan. Lu masih pagi udah jadi babu aja, heran. " sahutnya.

"Oh jelas, soalnya gua mau bersihin sampah kek lu!" ucap Angga tersenyum.

"Nying! gua berlian tau!" jawab Idan tidak terima.

"Menurut gua sih. Sampah, 'kan lu manggil gua babu." jawabnya dengan mengangkat bahu acuh dan masuk kedalam ruangan osis.

Idan mengikutinya, ia melihat didalam ada siswi osis yang lumayan cantik. "Hai cantik." sapanya membuat pipi cewe itu memerah. "Btw mau aja kamu beres-beres sama si Angga, mending sama aa aja yuk. Kalo sama aa kamu gak usah beres-beres, takutnya cewe secantik kamu malah jadi kaya babu."

"Emh eng-nggak kak." jawab cewe itu.

Angga yang mendengar ocehan sahabatnya itu langsung memberikan tatapan malas. "Buaya satu itu emang dah biasa godain semua siswi yang ketemu sama dia." ujarnya.

"Kamu blushing yah? ko tambah manis sih, gimana kalo jadi pacar aku aja?" ucapnya membuat cewe itu menunduk malu dan tidak menjawab Idan sama sekali.

"Ck! lu bikin anak orang baper mulu, dah baper malah dibercandaain gublugg kasian anak orang." Angga mengusir Idan karena kesal dan kasian pada cewe osis itu.

Angga membawa Idan keluar ruangan, saat itu mata Idan menangkap sosok Fildan sedang bergandengan mesra dengan seorang cewe bernama Zeyya.

Idan menepuk bahu Angga. "Itu liat si Fildan, mereka jadian?" tanyanya.

"Ko bisa?"

"Bukannya si Fildan gak suka sama si Zeyya yah?" tanya Idan dapat anggukan dari Angga. "Iya sih tapi ko si Fildan kek nempelin si Zeyya."

Tidak mau ambil pusing, mereka langsung menemuinya saja. Saat sudah ada dihadapan cowo itu, Angga dan Idan melihat mereka berdua sudah seperti sangat dekat.

"Belajarnya yang bener ya cantik." ujar Fildan lembut sambil menyubit pelan pipi Zeyya.

Zeyya mengangguk sambil senyum-senyum. Fildan tersenyum, saat baru saja ingin mengecup pipi Zeyya ia dikagetkan oleh kedua sahabatnya yang tiba-tiba saja datang.

"Aaduhhh aduhh duh duhh...."

"Kemarin siapa sih yang ngaku gak bakal suka sama si Zeyya, Ngga?" tanya Idan pura-pura tidak tau.

"Gatau yaa... tapi temen kita gak sih?" jawab Angga melirik sekali Fildan.

Fildan acuh seakan tidak peduli dengan apa yang diucapkan sahabatnya itu. "Jangan tanggepin setan-setan itu." ucapnya pada Zeyya.

Zeyya menatap Idan dan Angga sambil tersenyum kaku. "Yaudah aku mau ke kelas." pamit Zeyya. Baru saja ia ingin masuk kedalam, lengannya sudah ditahan oleh Fildan. "Kenapa?" tanyanya dengan sebelah alis terangkat.

Fildan berdecak sambil menatap sinis, lalu ia menunjuk kearah bibirnya. Zeyya langsung melotot. "Malu, ada mereka." jawabnya setengah berbisik.

Fildan menoleh kepada keduanya. "Tutup mata lo berdua." ujarnya, lalu Idan dan Angga pun menurut menutup mata.

Setelah melihat keadaan yang masih sepi, Fildan langsung menarik Zeyya dan menyatukan kedua bibir mereka. Ia mulai melumat dan menggigit kecil bibir Zeyya.

Why im falling in love with little girl? (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang