1

21.7K 1K 29
                                    

¤ • ¤⚠️Sebelum baca, pastikan udah baca deskripsi🙏⚠️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

¤ • ¤
⚠️Sebelum baca, pastikan udah baca deskripsi🙏⚠️

¤¤¤

Kaki ringkih itu berlari kecil memasuki gerbang sebuah sekolah, wajahnya terlihat lelah namun tak membuat senyum manisnya luntur. Kedua lubang cacat di pipinya timbul membuat kesan manis semakin kentara terlihat.

Hari ini adalah hari pertamanya menjadi murid di jenjang SMA. Setelah tiga hari yang lalu mengikuti acara MOS.

Mata jernih itu memandang berbinar bangunan sekolahnya, salah satu sekolah elite di kota ini.

Masih tidak menyangka anak sebatang kara sepertinya mampu masuk kesini, bermodal kerajinan dan ketekunannya belajar saat SMP, tak hanya rajin dan tekun tapi memang dirinya ber-otak cerdas. Membawanya bisa masuk dengan jalur beasiswa, bahkan diumurnya yang baru empat belas tahun. Salahkan saja otak cerdasnya hingga membuat ia bisa loncat kelas.

Dan perkenalkan namanya adalah Jeandra Samudra.

Tinnn~

Suara klakson mobil yang memekak kan telinga itu membuyarkan kekaguman Jean. Membuat anak berusia 14 tahun itu menggeser tubuhnya, tak lupa membungkuk sebagai tanda permintaan maaf. Sebab dirinya memang salah berdiri di tengah-tengah gerbang menuju masuknya kedalam sekolah.

"Duh kaget" Gumam Jean sambil mengelus dadanya yang berdebar cukup kencang.

Setelah itu Jean kembali memutuskan untuk bergegas masuk dan mencari letak kelasnya berada.

Akhirnya Jean menemukan letak kelasnya setelah tadi berkeliling mencari, Jean memasuki kelas X ipa 1.

Belum banyak murid yang datang, baru beberapa dan kemungkinan mereka yang datang sepagi ini adalah murid yang menginginkan duduk paling depan. Berbeda dengan Jean ia bukan tipe murid yang mengincar bangku paling depan, ia hanya datang cepat karena memang tak ingin terlambat. Ia tak punya kendaraan pribadi, jadi jika tak ingin ketinggalan Bus ia harus bangun pagi-pagi. Jarak antara rumah dan sekolahnya juga cukup jauh, Jean hanya tak mau mengambil resiko jika bersantai-santai.

Jean memilih duduk di bangku urutan ke lima dari depan, dan nomor dua jika dihitung dari belakang. Letaknya didekat jendela yang mampu memperlihatkan lapangan basket sekolah.

SMA Dewangsa memang tidak main-main luasnya. SMA swasta ini mempunyai fasilitas yang lengkap.

Jean juga cukup kagum dengan SMA ini, mereka membuka jalur beasiswa yang benar-benar menggiurkan. Bagaimana tidak semua biaya pendidikan ditanggung, bahkan sampai ke buku-buku dan memakai fasilitas sekolah secara cuma-cuma.

JEAN [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang