(4) Shooting Di Luar Kota

1.7K 232 5
                                    

BARANG-barang sudah diangkut ke dalam bus, semua pemain dan kru juga sudah bersiap untuk naik ke dalam kendaraan besar itu. Semuanya berbaris untuk mengabsen satu persatu orang-orang yang akan pergi agar tidak ada satupun yang tertinggal setelahnya. Cuaca cukup panas, membuat kulit terasa terbakar. Perjalanan yang akan memakan waktu yang cukup lama.

Haechan giliran berikutnya, ia naik dengan malas membawa tas punggungnya yang terlihat amat ringan. Dia semakin merasa lelah karena di dalam bus sudah banyak tempat duduk yang terisi oleh kru serta pemain yang lain, begitupun dengan temannya Han Jisung yang sudah memposisikan dirinya duduk bersama Lee Know sang lawan main di mini series yang akan dibuat, mereka berdua duduk di barisan ke dua sebelah kiri dengan Jisung di dekat kaca. Katanya, Jisung sengaja mengajak Lee Know duduk bersama agar bisa belajar naskah pada adegan berikutnya, tapi yang dilihat sekarang oleh Haechan hanya dua orang yang tengah melakukan pendekatan. Han Jisung memberi tahunya tadi malam bahwa dia sedikit tertarik pada lawan mainnya tersebut, hingga dia akan melakukan pendekatan agar Jisung benar-benar mengetahui perasaannya sendiri.

Iya, temannya itu di awal perkuliahan sudah mengaku dirinya gay. Dan Haechan tidak mempermasalahkan itu, yang penting temannya itu tidak akan tertarik pada dirinya. Sekarang ia tahu, bagaimana selera Han Jisung.

Di sisi lain Mark juga sedang duduk dengan orang lain, yakni Tania. Dan dapat dijelaskan pula bahwa kedua orang itu juga sedang melakukan pendekatan, lihatlah mata berbinar Tania yang sangat kagum akan wajah yang dimiliki seorang Mark Lee, tidak bagi Haechan yang sangat membencinya itu. Dia tidak peduli sama sekali l, intinya dia ingin cepat-cepat untuk duduk.

Dengan bermodalkan tas ransel, Haechan berjalan gontai ke bagian paling belakang sebelah kiri. Memasang earphones miliknya dan menyandarkan kepala di jendela bus. Sebenernya dia tidak tahu untuk apa dia mengikuti pembuatan series ini, dia awalnya hanya menemani Jisung dan temannya itu mengajaknya, padahal dia berlakon dengan asal-asalan memasang ekspresi tidak minat. Dan siapa sangka bahwa dirinya juga lolos menjadi pemeran pendukung. Tidak ingin mengambil pusing, dengan lagu yang diputar cukup keras Haechan mencoba untuk terlelap.

Berada sendirian di dalam bus tanpa teman yang dikenal di samping tempat duduknya, membuatnya mengasingkan diri, Haechan cukup tertutup sebenarnya. Ini adalah kegiatan di luar kebiasaannya dan kenyamanannya. Tapi karena kontrak sudah ditandatangani, mau tidak mau Haechan harus menyelesaikan semuanya. Dia adalah orang yang disiplin, apa yang dia mulai harus ia akhiri dengan penuh tanggung jawab. Dengan mesin bus yang mulai bergetar karena sang supir menyalakan mesin. Haechan memejamkan mata, menikmati alunan lagu dan telapak kaki bergetar akibat bus yang mulai berjalan meninggalkan tempat semula.

Haechan menggeliat, memposisikan kepalanya yang terasa dijanggal sesuatu yang membuatnya tidur terlelap, terasa nyaman seperti tidur di atas bantal rumah. Dengan kesadaran yang semakin menyentuh kepala, Haechan merasakan getaran di kaki sudah tidak terasa, ia mencoba melebarkan mata walau masih berat dan enggan untuk bangun dari tidurnya yang lelap. Buram sebentar sebelum menatap belakang kursi bus yang berada di depan, menatap ke sebelah kanan, ternyata bus sedang berhenti di kawasan Rest Area. Musik masih berputar dalam playlist yang diaturnya. Terik matahari masih menyilaukan, Haechan tebak sekarang sudah siang.

Memastikan kesadaran sudah terkumpul sempurna, Haechan mengarahkan seluruh kemalasannya ke tumpuan kepala seseorang yang duduk di dekatnya. Saat dilihatnya wajah serta mata yang menggodanya itu, ia langsung terperanjat hingga mundur tanpa sadar membuat kepala terpentok kaca di belakang dirinya. Kepalanya terasa sakit untuk beberapa saat, mengusapnya berharap rasa itu hilang tidak meninggal pusing atau benjol pada kepala.

[PRSNT 2K] - Support RoleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang