SUDAH sore saat Haechan terbangun dari tidurnya. Tangan dan perutnya masih terasa perih walau sudah diobati, kepalanya kembali terasa nyeri. Eonnie, panggilnya pada salah satu crew yang mengobatinya siang tadi, mengizinkan Haechan untuk menggunakan kamar tidurnya untuk malam ini saja. Sedangkan yang punya kamar akan mengungsi ke kamar lain.
Merasa baju perlu diganti, Haechan berinisiatif pergi ke kamarnya dan Mark untuk pergi mengambil baju sebelum kembali ke kamar sementaranya. Berterimakasih pada eonnie yang mengizinkannya untuk menggunakan kamar, ia tidak ingin melihat wajah Mark yang sangat memuakkan.
Haechan gusar, karena saat dia membuka pintu kamarnya dan Mark. Terlihat satu orang di sana, Mark yang tengah duduk di atas tempat tidur dengan tangan yang bertautan. Mendengar suara pintu terbuka, Mark langsung memutar pandang.
"Kau darimana?"
Haechan tidak menjawab, dia berjalan ke sudut lain ruangan untuk mengambil pakaiannya yang di simpan di dalam koper.
"Kenapa lari dari masalah? Bukankah kau perlu meminta maaf pada Tania?" Mark menegakkan bada dia berdiri tepat di belakang Haechan sekarang.
"Mengapa aku harus minta maaf? Itu bukan salahku. Jika tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi lebih baik kau diam saja." Haechan berdiri memutar tumit tapi jalannya dihadang oleh Mark.
"Harusnya kau tidak bertindak kasar, dia itu perempuan."
"Memangnya kalau perempuan kalau salah aku harus diam? Jangan berlebihan, aku tahu kalian berdua sedang dekat. Cinta membuat orang bodoh. Minggir!" Haechan mendorong tubuh Mark, namun tangannya ditahan oleh Mark, "ashhh___lepaskan tanganku Mark." Haechan menghentakkan tangannya.
Mark melirik ke tangan Haechan yang diperban. Dia baru menyadari bahwa Haechan tengah terluka, dia tidak terlalu memperhatikannya karena tertutup baju yang dibawa Haechan.
"Aku tidak pernah dekat dengannya, hanya saja aku tidak suka dengan orang yang bertindak kasar. Terlebih-lebih pada seorang wanita."
"Cih___jangan bertingkah. Aku juga tidak suka dengan orang yang terlalu banyak bicara dan menilai kehidupan orang lain, terlebih lagi kehidupan orang-orang di sekitarku. Aku tidak tahu Tania berbicara apa padamu, tapi aku tidak peduli. Lagipula setelah pulang dari sini dan proses shooting selesai. Aku tidak akan lagi berurusan pada kalian. Lebih baik kau temani kekasihmu itu, dia lebih membutuhkanmu." Haechan berlalu pergi.
Mark geram, dia mengusak rambutnya kasar. Dia hanya ingin membuat Haechan tidak dicap buruk dengan meminta maaf pada Tania, dia juga sebenarnya sedang mengkhawatirkan Haechan, tapi siapa sangka semunya malah salah sangka. Dan sekarang keduanya bertengkar, dan kemana Haechan akan pergi dengan pakaian yang dia bawa? Mark tidak ambil pusing, dia juga berlalu pergi untuk mendatangi tempat makan yang ada di penginapan. Karena waktunya sebentar lagi untuk makan malam.
•
•
•
Mark duduk di pinggir pantai selepas makan bersama yang lain. Niatnya ingin berbaikan dengan Haechan kembali tertunda karena Haechan tidak keluar kamar sama sekali. Jisung sudah membawakan temannya itu makan malam, dan informasi yang dia dapatkan kini Haechan tidak akan tidur di kamar yang sengaja dia sewa.
Lee Know duduk di samping Mark. Menikmati sunset yang sudah hilang di ujung lautan yang perlahan menggelap. Dipandanginya kawan yang baru beberapa minggu ia temui akibat satu proyek yang mereka jalani.
"Ketebak kau belum berbaikan dengan Haechan?" Lee Know menumpukan tangan ke belakang seolah sedang bersandar.
"Iya."
KAMU SEDANG MEMBACA
[PRSNT 2K] - Support Role
Fanfiction[COMPLETED] [LoveHate] [Relationship] Haechan dan Mark menjadi lawan main di sebuah series yang bertemakan kisah cinta antara sepasang laki-laki (BL), dan Haechan tidak tahu akan hal itu. Ingin mundur, tapi kontrak sudah ditandatangani. Mau tidak ma...