02. Backstabber (2)

109 15 22
                                    

"Kapten [Y/n] ingin membunuh kapten?" Pupil mata pria bersurai pirang dengan poni belah kiri mengecil. Ia yang sedang kebetulan dan mendapati [Y/n] memasang wajah serius itu, memutuskan untuk menguping sejak sepuluh menit yang lalu. Ia pun menjauhkan diri dari sela pintu sembari bergumam, "Aku harus memberitahu Kapten Gin segera--"

"Oh, tenang saja aku juga sedang mendengarnya, Kira," pungkas Gin, membuat letnannya terbeliak. Pria yang sedari tadi mengintip itu menoleh ke belakang, ia menatap Gin sembari membuka lebar-lebar mulutnya. "Sst!"

Tepat saat Gin menaruh telunjuk tangan kanannya di bibir, pintu ruangan milik ketua divisi pertama, terhempas tak berbentuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tepat saat Gin menaruh telunjuk tangan kanannya di bibir, pintu ruangan milik ketua divisi pertama, terhempas tak berbentuk. Pelaku dari rusaknya pintu itu menampakkan diri, di mana alat tubuh wanita yang berhasil merusak kayu itu adalah kaki kirinya nan terangkat. Genryuusai dan Sasakibe yang cukup terbelakang tentang perilaku wanita masa kini, membelalakkan mata mereka. Sementara Gin yang ditatap tajam oleh [Y/n] hanya bersiul.

"Gin Ikimura." [Y/n] menggertakkan gigi, ia mengernyitkan dahi, tangan kanannya membentang ke kanan. "Yazuha!"

"Ya, Nona!" seru Letnan Yazuha, yang menjabat langsung di bawah pimpinan [Y/n]. Gadis itu berlari sembari membawa pedang besar. Ia mempersempit jarak pada [Y/n] hingga jarak mereka hanya menjadi tiga meter. Yazuha mengigit bibir bawah, menatap Gin sekilas. Kemudian ia melempar pedang [Y/n] dengan segala perhitungan agar presisi.

"Bertarunglah denganku, dasar penguntit!" caci [Y/n] menerima pedang tersebut dengan tangan kanannya yang membentang. Ia mengacungkan pedangnya ke arah Gin yang tersenyum, tanpa pindah posisi.

"Kecilnya." Alih-alih menanggapi, Gin justru menanggapi hal lain sembari memperlebar senyumannya. "Lebih kecil dari pedangku. Pedangmu mungkin hanya besar saja, untuk kualitas nyatanya kurang bahan seperti pakaianmu, 'kan?"

"Apa yang sebenarnya Kau komentari, dasar anjing!" Kelopak bawah mata kanan [Y/n] berkedut. Ia mengayunkan pedangnya tanpa ragu. Membelah pagar, membuat Gin yang tengah duduk terhempas hampir terjatuh. Pria itu menginjak pagar yang masih kokoh dan berdiri di balkon.

 Pria itu menginjak pagar yang masih kokoh dan berdiri di balkon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Haa, bahaya loh menyerang orang yang lagi bersantai." Gin mengusap hakamanya yang kotor. "Aku, 'kan, menguntit karena ingin tahu. Bukan terpesona dengan bagian tubuhmu itu yang kecil seperti apa ya ...?" Gin menjentik dagu, ia sedikit memiringkan kepala.

Bertajuk Rasa [ Anime x Reader ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang