Gin memejamkan sejenak mata dan kembali membukanya. Kali ini pandangannya tertuju pada langit yang terhalangi oleh wanita nan dahulu terus mewarnai hidupnya. Napasnya tersengal, dadanya amat sesak. Jalur pengharapan rasanya sudah terputus.
"Selamat tinggal, Gin Ichimaru." Wanita yang berdiri di atas Gin dengan kedua kakinya yang berada di sisi tubuh sang lawan, menatap tajam Gin yang tak punya kuasa. Ia mengubah posisi pedangnya menjadi vertikal dengan tangan gemetar. Lantas ia dorong pedang itu dengan jantung sebagai targetnya. Bukan tebasan lagi yang akan [Y/n] berikan. Melainkan ia akan menghunjam Gin, meski perasaannya terus berteriak tidak.
"Kau ... ragu?" Seolah tahu perasaan [Y/n], Gin berkata sembari menatap sendu pujaan hatinya.
"Aku juga mencintaimu. Aku berjanji akan selalu melindungimu. Aku tidak ingin Kau menangis karena sedih."
Pupil mata [Y/n] mengecil, ucapan Gin tatkala mereka masih remaja kembali terngiang. Mata hatinya sedikit terbuka, keraguan mulai keluar secara paksa. Ia mengurungkan niatnya untuk menusuk Gin dengan mengangkat pedangnya sedikit menjauhi dada kiri pria itu.
"[Y/n], larilah! Dia monster!"
[Y/n] memekik, dua pendapat orang yang berbeda, membanting mental. Tangan kirinya mencengkeram kepala, sementara tangan kanannya menggeggam erat pedang besar itu. "Ka--Ka--Kau ...."
[Y/n] menatap Gin dengan tubuh gemetar. Dengkulnya terasa lemas. Ia sempat ingin menjatuhkan pedang dan ambisinya. Namun kejiwaannya yang amat lemah, menariknya ke jurang kegilaan. Ia yang sempat ragu, kini kedua tengannya kembali memegang pedang.
Gin melindungi dadanya dengan pedang jian yang mengarah secara horizontal. Kali ini ia tahu betul bahwa wanita itu takkan ragu menghujamnya. Dan selalu sesuai dengan prediksi, pedang itu benar-benar haus akan jantung Gin Ichimura.
"Guk ...," lirih Jun Hua sukses membelalakkan mata [Y/n] dan Gin. Darah membasahi dada kiri Gin, mata pria itu bergetar, menatap pedang besar yang menancap tanpa berhasil melukai dirinya.
"Jun Hua!" panggil [Y/n] dan Gin.
[Y/n] mencabut pedangnya, Gin meneguk ludah. Gadis itu memeriksa Jun Hua lantas meminta warga setempat untuk mengambil apa saja demi menyelamatkan jiwa anjing itu.
"Ini semua karenamu! Kenapa Jun Hua ingin melindungimu?" cerca [Y/n], menatap penuh benci Gin.
Gin memejamkan mata. "Ya, ini salahku. Maafkan aku. Kapan Kau akan membunuhku?"
[Y/n] melirik tajam Gin, ia ingin mencoba untuk menghujam Gin lagi. Namun, warga sudah menginterupsinya dengan membawa barang-barang yang mungkin bisa membantunya untuk mempertahankan jiwa Jun Hua di soul society.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bertajuk Rasa [ Anime x Reader ]
FanfictionIni adalah antalogi untuk karakter dari berbagai anime yang dipasangkan pada [Y/n]. Diusahakan tak ada bad ending di sini, sebab tujuan book ini digunakan untuk menciptakan akhir yang bahagia pada kedua belah pihak.