05. Resurrection (2)

116 23 48
                                    

Sudah sewajarnya Gilgamesh mendapatkan apapun yang ia mau. Dunia adalah miliknya, hanya satu raja yang ada di dunia. Dan hanya satu yang boleh memiliki [Y/n]. Serta yang boleh memilikinya adalah Gilgamesh seorang.

[Y/n] bilang tak keberatan bila Gilgamesh menikahinya, tetapi sikapnya sama sekali seperti gadis yang tak berharap pada Gilgamesh. Gilgamesh merasa terluka dengan kenyataan itu. Ia terus berusaha membuktikan, bahwa dia bersungguh-sungguh ingin meminang [Y/n] dan menjadikan gadis itu satu-satunya. Penglihatan masa depannya terlihat sangat bagus bersama [Y/n].

"Dan anak kita bernama Ur-Nungal. Nanti Dia sangat mirip denganku. Sudah dijamin sangat tampan, fuahahahaha!" Gilgamesh tertawa, ia menyila kedua tangannya di depan dada, terus berusaha menganggu [Y/n] yang hendak pulang.

[Y/n] menggelengkan kepala sembari menutup wajah. Ia mengajak Enkidu untuk ikut dengannya dan pulang. Enkidu yang ikut-ikutan dan terus mengikuti Gilgamesh itu mengangguk. Ia melambaikan tangan ke Gilgamesh lalu memberi bahasa isyarat dan terkekeh di belakang [Y/n], usai itu Gilgamesh mengacungkan jempolnya.

Sesampainya di rumah, [Y/n] terdiam, sementara Enkidu terkekeh. Gadis itu pun jongkok, meraih karangan bunga dan menatap peti. Ia membaui bunga itu, lalu tersenyum akibat tak kuasa menahan pesona baunya.

"Ini pasti salah kirim," ujar [Y/n], membuka sedikit tutup peti. Matanya berbinar, tetapi sebelum kalap, ia langsung menutupnya lagi.

"Itu benar untukmu kok. Katanya Gilgamesh memberimu untuk ...." Enkidu mengedarkan pandangan, lalu membulatkan mata. "Ah!"

Kedua tangan Enkidu membentang ke atas, dari telapak tangannya keluar rantai emas yang terbuat dari lumpur yang melaju kencang. Rantai-rantai itu menghancurkan rumah, tingkah gila Enkidu itu sukses membuat [Y/n] menganga.

"Untuk membenarkan rumah kita," lanjut Enkidu semangat, tetapi ia langsung terkesiap tatkala melihat [Y/n] yang kini bertukak pinggang dan siap untuk meninju .

Rumah tak layak pakai milik Enkidu dan [Y/n] pun, merobohkan diri.

***

"FUAHAHAHAHAHAHA. KAU MERUSAK RUMAHMU? JADI ITU IDEMU TADI? NYALI YANG BAGUS, ENKIDU!" Tawaan Gilgamesh yang tengah duduk di singgasana begitu menggelegar. Perdana menteri dibuat terdiam oleh tingkah sang raja. Peluh pun membasahi pelipis. Di bawah lima belas anak tangga yang menjadi pembatas antara komponen kerajaan dan rakyat biasa itu, terdapat [Y/n] dan Enkidu yang tengah bersitegang. "Kalian boleh tinggal di sini. Tapi ada syaratnya."

Ada penawaran, ada syarat. Hal itu sudah sangat biasa di dunia. [Y/n] tahu, mungkin dialah yang akan menjadi tumbal Gilgamesh kali ini. Entah ia harus diperbuat seenaknya oleh sang raja, atau disiksa sebagai bayaran.

"Aku sudah bosan melajang." Kali ini Gilgamesh memasang wajah datar, ia menopang dagu. "Kau harus melepas status lajangku, [Y/n]. Dan Kaulah yang harus menjadi milikku. Itu syaratnya."

Ya, seratus untuk [Y/n]. Kendati demikian, tetap saja gadis itu tak mampu menanggapi prediksi yang telah ia gapai. Alhasil, ia hanya diam sembari meneguk ludah.

"Tidak ada jawaban berarti setu--"

"Tunggu, Yang Mulia," Perdana menteri menginterupsi, tatapannya sangat tajam. "Dia orang miskin, Anda tidak boleh menikah dengannya. Anda harusnya menikah dengan putri negara lain, bukan malah menikah dengan makhluk rendahan sepertinya."

Gilgamesh menyipitkan pandangan, ia melirik tajam sang paman. "Apa urusanmu, Urda? Tidak ada raja di dunia ini selain aku. Itu berarti tidak ada putri di luar sana. Sadarilah posisimu sebelum Kau mengomentari aku. Ucapan raja adalah perintah."

Bertajuk Rasa [ Anime x Reader ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang