[2] Child

169 16 2
                                    

16

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

16.20 wib

Sore memang menjadikan suasana yang menyenangkan untuk melepas penat terutama ditenamni oleh seseorang yang membuat kita nyaman, sembari menikmati sore dan angin sepoi-sepoi menghadap ke danau. gentala menatap istrinya yang berada dipinggirnya yang sedang memperhatikan sekitarnya, terutama anak-anak yang sedang bermain dengan ceria bersama orang tuanya.

Gentala menggenggam tangan rose, wanita itu seketika menoleh kearah sampingnya "apa?" tanyanya bingung.

Gentala terdiam sejenak lalu memilih mengusap gusar rambut istrinya membuat dirinya tertawa kecil "tidak" sahutnya.

Rose mengedikkan bahunya pelan lalu ia melanjutkan memperhatikan anak-anak. Hati gentala meringis melihat istrinya seperti ingin mempunyai seorang anak, ia pernah mencoba untuk menginkan seorang anak dari hasil dirinya dan rose, tetapi istrinya langsung menolak mentah-mentah sampai akhirnya ia mengetahui mengapa rose tidak ingin mempunyai seorang anak, dengan istilah child free. Gentala tau, rose itu menyukai anak-anak tetapi disisi lain wanita itu tidak menginkan mempunyai seorang anak, gentala hanya bisa menyutujui keinginan istrinya meskipun dirinya selalu merasa kasihan bila istrinya berada dirumah, sendiri tanpa ada yang menemani.

Gentala menyimpan sebelah lengannya dipundak istrinya dan merangkulnya, ia sesekali melihat anak-anak itu lalu melihat rose secara bergantian. "kamu beneran mau berdua aja? Gak mau kita jadi bertiga?" Tanya gentala bermaksud dengan tujuan pembicaraan mempunyai seorang anak.

Rose langsung menatap wajah suaminya itu "bertiga? maksudnya Kamu mau nikah lagi sama cewe lain hah?" tanyanya. Gentala langsung menepuk keningnya, istrinya salah mengartikan ucapannya itu.

"bukan gitu sayang, mana mungkin aku nikah lagi. Maksud aku itu, kamu yakin gak mau punya anak? Kita udah mau 6 tahun nikah, tapi kita gak punya anak...aku setuju kamu pengen childfree tapi aku suka kasihan liat kamu, ngerasa kamu itu hampa tanpa ada aku setiap aku kerja" tuturnya menjelaskan.

Gentala melihat istrinya terdiam sejenak lalu menundukkan kepalanya "aku tau kamu khawatir sama kasian, tapi kamu tetep pengen aku punya anak?" Tanya balik oleh rose, ia hanya bisa menundukkan kepalanya sembari memain-mainkan jari-jari lentiknya itu.

Gentala menghela nafasnya "engga sayang. Aku gak maksa kamu punya anak dari aku, tapi kamu yakin Cuma punya aku aja selamanya?"

Rose ia seketika menatap gentala. Pria itu melihat wajah istrinya terutama mata istrinya itu, gentala langsung menarik rose kedekapannya, dengan cepat wanita itu langsung menangis didalam dekapan suaminya.

Hhh... harusnya aku tidak berbicara soal ini sesal gentala dalam hatinya.

.

.

.

Weekend.

Hari mulai hari berlalu, kehidupan kedua pasutri ini kembali normal meskipun beberapa hari yang lalu keduanya sempat tidak berbicara sama sekali sampai akhirnya mereka berdua berbaikkan kembali. Rose bersenandung riang sembari memasak tidak lama kemudian ia selesai memasak, lalu ia pergi menuju ruangan kerja suaminya yang berada di lantai dua. Sesampainya disana ia tidak langsung masuk kedalam begitu saja, tetapi ia mendengar seperti ada perselisihan antara suaminya dan pegawainya yang tersambung dari telpon.

PHOTOGRAPHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang