[4] He Will Never Know

81 14 0
                                    

⚠️long story for This chap⚠️
.
.
.

Rose terdiam sejenak setelah melihat suaminya pergi bekerja, pikirannya kosong tidak ada hal yang ia pikirkan saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rose terdiam sejenak setelah melihat suaminya pergi bekerja, pikirannya kosong tidak ada hal yang ia pikirkan saat ini. Tring! Wanita itu sedikit terkejut ada sebuah pesan masuk kedalam ponselnya. "Hhh..." hela nafasnya, kemudian Rose masuk kedalam rumah.

Grek. Wanita itu membuka sebuah laci yang hanya di ketahui olehnya saja, tidak ada seorangpun yang mengetahui isi laci itu kecuali dirinya. Rose menatap sebuah vial (botol kapsul obat) yang ia genggam, setelahnya ia meminum obat yang selalu ia konsumsi setiap saat bila sudah tiba waktunya.

Setelah meminum obat itu, rasa tubuhnya kembali segar. Kemudian ia mengeluarkan handphonennya lalu memberi pesan kepada seseorang yang akan ia temui siang ini.

2 jam berlalu

"Mau minum kopi bersama?" Tanya Rose sembari berjalan bersama dengan seorang dokter Disampingnya melewati lorong-lorong rumah sakit yang begitu ramai dengan banyak orang yang berlalu-lalang.

Pemuda itu mengangguk pelan lalu tersenyum sampai lesung pipinya terlihat "tentu" sahutnya.

Selang 10 menit, kini keduanya duduk bersama di cafe kantin rumah sakit. Rose memperhatikan kopinya yang ia pesan itu, sedangkan dokter yang berada dihadapannya itu dibuat bertanya-tanya dalam pikirannya. "Apakah ada pikiran yang membuatmu sedikit tidak nyaman?" Tanyanya.

"Hm?" Rose langsung menatap dokter yang berada di hadapannya, ia menggelengkan kepalanya pelan lalu tertawa kecil "tidak. Hanya saja..."ucapannya terjeda.

Dokter bernama jeffrey itu menunggu dengan sabar yang akan pasien nya bicarakan. Kemudian Rose menatap kembali jeffrey "apakah aku harus memberitahu suamiku? Aku sudah lama menyembunyikan penyakit ini darinya, aku masih takut untuk memberitahunya" ujarnya.

Dokter jeffrey itu terkekeh sebentar "tentu saja Anda harus memberitahunya, bila tidak. Suamimu akan khawatir dengan kondisimu yang semakin berbeda dari biasanya, terutama saat kalian pertama kali bertemu" sahutnya menjawab. Rose yang mendengarnya membuat dirinya terdiam sejenak memegang erat cangkir kopinya itu.

"Dok- maksudku...jeffrey, bisakah kau membantuku untuk sembuh? Aku tidak ingin suamiku sendirian tanpaku, bila diriku tiada. Aku kasihan kepadanya"

Jeffrey yang akan meminum kopinya seketika terhenti, ia menyimpan kembali kopinya itu dan menatap Rose, "aku tidak bisa memprediksikannya, tapi aku akan berusaha agar dirimu sembuh Rose" jawabanya.

"Kita lihat saja perkembanganmu bagaimana, kemungkinan kau bisa sembuh. Tapi tenang saja, selagi kau selalu meminum obat yang sudah aku sarankan dengan teratur." tutur jeffrey.

Rose hanya mengangguk lalu tersenyum "terimakasih, aku akan konsul kembali nanti" ucapnya lalu berdiri.

Jeffrey mengangguk, setelahnya ia hanya melihat pasiennya itu pergi dari pandangannya.

PHOTOGRAPHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang