[3] Resentment

110 16 0
                                    

halo! hanya ingin memberitahu bahwa di chapter ini kisahnya lebih panjang dari sebelumnya. harap dimaklumi dan dipahami, thank youu.

.

.

.

Gentala menghela nafasnya setelah selesai menandatangan semua berkas-berkas perusahaan miliknya, kemudian ia merebahkan badannya ke kursi kerjanya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gentala menghela nafasnya setelah selesai menandatangan semua berkas-berkas perusahaan miliknya, kemudian ia merebahkan badannya ke kursi kerjanya itu. Ia memejamkan matanya untuk beberapa menit sampai akhirnya ketenangan itu kembali dihancurkan oleh sekretarisnya.

"pak" bilal berjalan menghampiri meja kerja bosnya itu.

"ada apa bil" tanya gentala masih memejamkan matanya yang lelah, sial. Memang hari senin itu benar-benar melelahkan, pantas saja kebanyakan orang tidak menyukai hari senin, tetapi... ada saatnya hari senin itu disukai banyak orang, disaat gajian.

Bilal menyimpan sebuah ipadnya ke meja kerja gentala "sepertinya ada yang membocorkan desain perusahaan kita, membuat perusahaan sebelah sudah meluncurkan des-"

BRAK! "sial!" gentala terbangun dari duduknya itu lalu menatap bilal dengan tatapan tajam, kemudian ia membalikan badannya menatap kearah gedung-gedung tinggi yang terjajar disebelah perusahaannya, ia mengusap gusar rambutnya "cepat cari siapa yang membocorkan desain kita!" suruh gentala dengan berteriak.

Bilal langsung terkejut sampai badannya tremor "s-siap pak" sahutnya lalu pergi keluar dari ruangan kerja bosnya itu.

"AARRGGHH!!" gentala langsung berteriak dan menghentak-hentakkan kakinya, ini pertama kalinya ia dibuat marah, bisa-bisanya ada yang membocorkan karya yang akan diluncurkan olehnya. Gentala kembali duduk di kursi kerjanya dan merebahkan badannya kembali dengan kasar. "hhh..." ia menghela nafasnya sembari memejamkan matanya dan memijat pelipis hidungnya.

Saat sedang frustrasi gentala merasakan ada suara istrinya yang terbayang-bayangkan dibenaknya "tetaplah sabar, jangan pernah menyerah. Semua akan kembali normal dan akan ada jalan keluarnya dari masalah apapun, aku percaya kepadamu" kata-kata itulah membuat gentala seketika tersadar dari frustrasinya.

3 jam berlalu.

Bilal berjalan dengan tergesa-gesa masuk kedalam ruangan kerja atasannya itu, sampai gentala yang melihatnya langsung menegur bawahannya yang tidak sopan masuk kedalam ruangannya tanpa ada persetujuan apapun. Bilal menghampiri gentala lalu menyimpan ipadnya didepan gentala yang sedang kerja.

Gentala menatap ipad milik bilal dan menatap bilal secara bergantian "emm...maksudnya apa ya ini?" tanyanya tidak mengerti.

"haduh. Masa bapak udah lupa sih? Ini orang yang membocorkan desain perusahaan kita pak! dia adalah pegawai kantor kita dari tim 3 desain" tutur bilal.

Gentala mengambil ipad milik bilal itu, kemudian melihat isi profil dalang dari yang membocorkan file desain miliknya, dasar kurang ajar batin gentala.

PHOTOGRAPHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang