12. Emosi!!

110 15 2
                                    

Yang belum tau visual Ryu, liat chapter 11 ya!!

Tok
Tok

Ceklek

Ryu tersentak saat seorang berpakaian serba hitam dengan topi hitam membekap mulutnya dan langsung mengunci pintu utama itu hingga membuat Ryu ketakutan.

"Tolong!!!" Teriak Ryu yang langsung membuat orang itu membekap kembali mulut Ryu.

"Jangan teriak, ini gue" jawab orang itu sambil membuka masker hitam dan topi hitamnya.

Ryu yang tadinya ketakutan kini kembali bingung saat melihat orang itu adalah Reno, tatapan Reno seperti seorang yang ingin marah, namun Ryu malah terdiam karena tatapan tajam Reno.

"Gue gak akan ngapa-ngapain lo, lo diem" desis Reno sambil mendekat pada Ryu hingga tubuh Ryu terpentok ke tembok, bahkan napas Ryu mendadak tersengal-sengal.

"L-lo mau apa, Ren?" Tanya Ryu dengan serius.

"Gue mau lo" jawab Reno, lalu langsung meraih pinggang ramping Ryu, hingga keduanya berhadapan tanpa celah.

"Maksud lo?" Tanya Ryu sambil menatap takut Reno.

"Gue maunya lo, gue suka sama lo" jawab Reno langsung yang membuat Ryu benar-benar bingung.

"Lo jangan gila" gumam Ryu.

"Gue emang gila, gila karena lo, gue benci saat lo sama Eksel, gue mau lo seutuhnya" jawab Reno yang masih memegang pinggang Ryu.

"Lepasin Ren, gak lucu" jawab Ryu sambil kekeh untuk melepaskan tangan Reno dari pinggangnya.

Reno langsung memeluk Ryu dengan erat, lalu ia menangis yang membuat Ryu terdiam.

"Gue tau gue egois, gue tau lo punya sahabat gue sendiri, tapi gue bener-bener suka sama lo, lo wanita yang menjadi salah satu keinginan gue" gumam Reno di pelukan Ryu.

"G-gue gak ngerti, Ren" gumam Ryu.

"Gue gak peduli lo udah sejauh apa sama Eksel, gue mau lo, Ryu" ucap Reno sambil menatap manik mata Ryu dengan sendu.

"Tapi gak mungkin, gue sama Eksel udah-"

"Udah apa?!!" Jawab Reno dengan suara keras yang membuat Ryu tersentak dan ingin menangis karena mendengar suara Reno yang meninggi.

"Udah tidur bareng? Udah mandi bareng? Udah tukeran ludah? Gue gak peduli!!!" Pekik Reno yang membuat Ryu menutup matanya dan menangis tiba-tiba.

"Gue gak peduli sama itu semua!!" Pekik Reno.

"Eksel jahat sama lo, dan gue tulus bener-bener sayang dan cinta sama lo, gue bisa jagain dan bahagian lo, lo gak akan tersiksa kalo sama gue!!!" Jawab Reno yang semakin membuat Ryu menangis.

"Gue udah lama suka sama lo, gue udah lama nahan cemburu, dan gue selalu benci saat lo sama Eksel udah berdua, lo ngerti gak?!" Tanya Reno hingga urat-urat lehernya tercetak jelas di lehernya sangking emosinya ingin langsung mendapatkan Ryu secepatnya.

"Lo mau 'kan jadi pacar gue?" Bisik Reno dengan lembut.

"Hiks!!" Ryu hanya bisa menangis tersedu-sedu tanpa menjawab pertanyaan Reno.

"Gue sayang sama lo, maafin gue" jawab Reno, lalu memeluk Ryu yang menangis.

"Sekali aja, Eksel gak ada di sini" gumam Reno, lalu mencium bibir Ryu sejenak, namun Ryu hanya diam saja dengan air mata yang terus mengalir di matanya.

Setelah mencium bibir Ryu, Reno tersenyum, lalu menghapus air mata Ryu dengan tangannya.

"Jangan nangis lagi, nanti cantiknya ilang, maafin gue, sekarang gue udah lega karena udah ngungkapin perasaan itu sama lo" jawab Reno, lalu ia pergi keluar dari rumah Ryu begitu saja.

No OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang