Farhan dan Nabila : 8

0 0 0
                                    

Hari demi hari pun telah berlalu. Sudah hampir seminggu, Nabila tidak masuk sekolah. Kini dia sedang berada di depan televisi, dengan camilan di sampingnya.

"Mbk, kok elo kagak masuk-masuk. Enak banget," ujar sang Adik yang bernama Jio, umur sepuluh tahun. Dia duduk di sofa, sembari memakan cilor yang dibawa dari sekolah.

"Elo-elo, kagak ada sopan santunnya sama sekali dah!" tegur Nabila yang sibuk ngemil dan nonton tv.

Jio menatap sang Kakak jengah dan juga kesal. Tak berselang lama, seseorang mengetuk pintu rumah. Nabila hanya diam saja, sibuk nonton acara tv. Dia tidak peduli dan pura-pura tidak dengar.

"Mbk! Itu loh ada orang!" kata Jio memberitau.

"Elo punya kaki kan?" tanya Nabila yang membuat sang Adik merasa kesal.

Mamah datang ke ruang tengah, dengan kondisi tangan berbusa, karena sedang mencuci piring. "Kalian punya telinga nggak hah?! Dari tadi Mamah dengerin, ada yang ngetuk pintu kok nggak dibuka-bukain!"

"Mbk Nabila tuh lo! Dari kemarin, cuman tidur-tiduran doang!" adu sang Adik.

"Aku kan lagi sakit, tega banget lo Dek," keluh Nabila lebay, membuat sang Adik geli dan kesal.

"Udah-udah, sana Jio! Kamu bukain pintunya atau Mamah tarik handphonemu?!" ancam sang Mamah.

"Arghhhh, apa-apa aku! Mamah nggak adil!" keluh Jio kesal dan berjalan keluar.

Mamah terlihat nggak peduli dan kembali menyuruh Nabila, "Nabila! Kamu juga, jangan tidur-tiduran aja! Sana, kamu lihat tamunya, terus buatin teh! Mamah mau cuci tangan dulu."

"Ahhhh," desah Nabila dan berdiri dari tidurnya, dengan perasaan kesal.

Tak lama, Jio datang dengan terburu-buru, membuat Nabila mengerutkan kening. "Mbk, ada Mas Farhan!" ucap Jio heboh.

Nabila membulatkan mata, terkejut, "Apa?!" dia pun berlari masuk ke dalam kamar, untuk merapikan diri.

Mamah yang baru saja keluar dari kamar mandi bertanya, "Siapa yang dateng? Nabila mana?"

"Tuh!" Jio menunjuk ke arah kamar Nabila. "Mas Farhan dateng Mah, mungkin Mbk Nabila mau dandan dulu, hehehe."

"Ehhh, Farhan? Ini kan masih jam sepuluh," kata sang Mamah, sembari melihat jam dinding dan pergi ke arah ruang tamu, menemui Farhan.

"Bilang ke Nabila, buatin teh satu sama camilan!" pinta Mamah, sambil berjalan ke ruang tamu.

"Hmmm," sahut Jio mengiyakan dan berjalan ke kamar Nabila. Dia mengetuk pintu, dengan heboh. "Mbkkkkk!"

Nabila yang sedang memakai bedak bayi, terkejut. "Apa?!" ngegas.

"Teh satu sama cemilan," ucap Jio pelan, supaya Farhan tidak dengar.

"Hah?!" Nabila tidak dengar dan Jio pun mengulanginya lagi, dengan suara yang sedikit kencang. "Oke," sahut Nabila, mengiyakan.

"Dandannya jangan lama-lama! Mas Farhan nggak balalan suka juga sama Mbk Nabila," ejek Jio dari balik pintu, membuat Nabila kesal. Jio pun pergi, dengan tawa mengejek.

Nabila menghela napas pelan. Dia tidak ingin meladeni sang Adek yang sangat kurang ajar itu. Nabila pun memakai parfum dan segera pergi ke dapur.

Terlihat di ruang tamu, Farhan sedang mengobrol dengan Mamah Nabila. "Kok jam segini udah pulang sekolah?" tanya Mamah kepo.

"Emmm, hari ini saya nggak masuk Tante," sahut Farhan yang tidak enak hati.

"Hah? Kamu sakit?" tanya Mamah terkejut.

My LampionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang