¹새로운 면

4.1K 508 40
                                    

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ







ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
SUARA PUKULAN disertai tamparan menjadi senandung diantara temaram lampu gudang kosong tak terpakai. Kekehan disambut decihan jadi lantunan penyambung nada kelam. Tubuh-tubuh tak sadarkan diri terbaring acak diatas lantai berdebu mengotori seragam. Menyisakan satu yang hampir hilang tak sadarkan diri sedang satu lainnya berdiri tegap dengan senyum pongah penuh sindiran.

"Ah- sial... Kukira kalian sehebat apa sampai berani membicarakanku dibelakang." Pipi bengkak penuh lebam dicengkram, menariknya kuat hingga mendongak.

Bibir tipis mengkilap dijilat, "Membosankan." desisnya kesal.

Pipi yang sudah dihiasi lebam serta bengkak ditampar kecil, senyum melebar menikmati ekspresi meringis kesakitan tersebut. Pegangan pada tubuh tak berdaya dilepaskan, membiarkannya bergabung bersama tubuh lain yang kondisinya tak jauh berbeda bahkan mungkin lebih parah.

Tangan lentik merogoh saku, mengeluarkan sebatang rokok, membakar ujung tembakau tersebut sebelum menghisap nikotin berperisa manis dan pahit yang langsung memenuhi ujung lidahnya. Asap pekat membumbung memenuhi gudang kosong. Kedua iris abu gelap mengerjap memperhatikan tubuh-tubuh tak berdaya dibawah kaki. Sesekali suara erangan dan isak tangis yang terdengar lirih tertangkap oleh telinga. Namun ia memilih abai bahkan cenderung menyukai suara-suara tersebut yang menurutnya bagai melodi lirih ditengah malam bersama asap pekat yang membumbung keatas.

𝐓𝐎𝐌𝐁𝐎𝐘 • LOOKISMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang