ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
SUARA PUKULAN disertai tamparan menjadi senandung diantara temaram lampu gudang kosong tak terpakai. Kekehan disambut decihan jadi lantunan penyambung nada kelam. Tubuh-tubuh tak sadarkan diri terbaring acak diatas lantai berdebu mengotori seragam. Menyisakan satu yang hampir hilang tak sadarkan diri sedang satu lainnya berdiri tegap dengan senyum pongah penuh sindiran."Ah- sial... Kukira kalian sehebat apa sampai berani membicarakanku dibelakang." Pipi bengkak penuh lebam dicengkram, menariknya kuat hingga mendongak.
Bibir tipis mengkilap dijilat, "Membosankan." desisnya kesal.
Pipi yang sudah dihiasi lebam serta bengkak ditampar kecil, senyum melebar menikmati ekspresi meringis kesakitan tersebut. Pegangan pada tubuh tak berdaya dilepaskan, membiarkannya bergabung bersama tubuh lain yang kondisinya tak jauh berbeda bahkan mungkin lebih parah.
Tangan lentik merogoh saku, mengeluarkan sebatang rokok, membakar ujung tembakau tersebut sebelum menghisap nikotin berperisa manis dan pahit yang langsung memenuhi ujung lidahnya. Asap pekat membumbung memenuhi gudang kosong. Kedua iris abu gelap mengerjap memperhatikan tubuh-tubuh tak berdaya dibawah kaki. Sesekali suara erangan dan isak tangis yang terdengar lirih tertangkap oleh telinga. Namun ia memilih abai bahkan cenderung menyukai suara-suara tersebut yang menurutnya bagai melodi lirih ditengah malam bersama asap pekat yang membumbung keatas.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐎𝐌𝐁𝐎𝐘 • LOOKISM
Fanfic⸗꒰꒱♡ • 𝐋𝐎𝐎𝐊𝐈𝐒𝐌'𝐒 𝐁𝐎𝐘𝐒 𝐱 𝐅𝐄𝐌!𝐑𝐄𝐀𝐃𝐄𝐑 ㅤㅤㅤ[𝐍𝐀𝐌𝐄] 𝐃𝐈𝐊𝐄𝐋𝐔𝐀𝐑𝐊𝐀𝐍 dari sekolah hingga ㅤㅤㅤmembuatnya dengan terpaksa pindah jauh ㅤㅤㅤke negeri tetangga. Namun alih-alih mendapatkan ㅤㅤㅤpemandangan membosankan layaknya anak t...