𝐭𝐨𝐨 𝐦𝐮𝐜𝐡 𝐭𝐨 𝐡𝐚𝐧𝐝𝐥𝐞

234 45 4
                                    

"how's work, jul?

si cewek 'jul' yang nyawanya lagi ngawang ini gak denger pertanyaan yemima. cewek bermata minimalis yang ngajuin pertanyaan itu baru aja kembali dari toilet dan nemuin temennya udah mabok.

"julia, stop minum sialan!" yemima menarik paksa gelas dari tangan julia. membawanya duduk di sofa tempat mereka.

julia udah teler. toleransi alkoholnya emang gak bagus dan sekarang gaya-gayaan minum habis 2 botol.

yemima natap temennya yang bahkan gaya duduknya aja udah merosot ke bawah. julia jadi perhatian beberapa orang yang duduk di tempat yang sama.

"jul, gue pesenin taxi ya biar loㅡ" julia tiba-tiba narik ponsel yemima sambil gelengin kepala.

"kalo pulang nanti kepikiran kerjaan lagi, ma. lagian pikiran gue masih jernih kok," ujar orang yang udah teler abis ini.

"terserah lo deh ya. udah ah diem-diem di sini, gue mau joget dulu gerah nih," yemima melepas cardigannya lalu pergi ke lantai dansa. julia cuma ngeliatin orang-orang yang lagi having fun di depannya.

"excuse me, can i sit here?" dateng cowok berpakaian kasual membawa segelas minuman.

"ah tai!"

denger umpatan dari julia, cowok itu mengurungkan niatnya untuk duduk.

"klien tai, susah banget dihubungi dari seminggu lalu!"

merasa itu bukan ditujukan untuknya, cowok itu akhirnya duduk. sesaat kemudian julia sadar lalu menoleh.

"mas, pernah nanganin klien ngeselin gak?" pertanyaan super random dari julia bikin cowok di sampingnya tersenyum geli.

"gue bukan mas-mas,"

julia menyerngit. "ya terus apa dong? kak, pernah ketemu klien ngeselin gak?" tanyanya ulang.

"kenapa emang?"

"gue tuh kesel banget mas- eh kak. ini klien satu dihubunginnya susah, belagu banget!"

cowok itu menyesap minumnya. "lo kerja apa emang?"

julia menghembuskan napas lalu duduk tegap. matanya mengerjap mencoba menjernihkan pandangannya.

"editor novel. udah banyak penulis kerja sama bareng gue, gak ada yang sebelagu ini,"

"oh ya?" cowok itu kembali menyesap minumnya.

"iya! kalo aja novelnya bukan termasuk jajaran yang sering best seller, mana mau gue terima penulis sombong kayak gitu, cih!" julia berdecih kesal.

"kenapa gak coba hubungi managernya?"

"andai punya. lo tau istilah penulis ghaib gak sih, kak? dia tuh terlalu privasi, gak ada sosial media, gak ada yang tau wujud aslinya,"

cowok itu makin lama makin tertarik dengan curhatan julia. diletakannya gelas tadi untuk fokus ke julia.

"kalo boleh asal tebak, sonofclark bukan nama penanya?"

julia yang gak sadar sepenuhnya mengangguk semangat. jarinya menunjuk ke arah cowok tadi.

"nama lo siapa kak? gue julia by the way. julia cayetana,"

"oh hai julia. kenalin, gue eric," eric menyalami jari telunjuk julia yang terulur ke arahnya.

"eric..."

"iya?" eric

"eriㅡ" belum disebut, julia sekarang senderan pada cowok yang baru satu menit lalu ditemuinya.

eric merentangkan tangan supaya gak menyentuh tubuh julia. tapi si cewek malah makin nempel, melukin dirinya kayak guling.

"heh! heh, bangun!" eric gerakin bahunya supaya julia bangun. tapi gak berhasil.

partner | lia, ericTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang