gak bisa dipungkiri betapa malumya julia sekarang. tapi diliat-liat seperti eric juga malu, wajah dan telinga cowok itu memerah gak seperti biasanya. mereka berakhir duduk berjauhan di atas kasur setelah terbangun dalam keadaan berpelukan.
"gue- maaf," ujar eric gak mencoba memberi pembelaan.
karena gak mau membuang-buang waktu, julia memilih turun dari kasur lebih dulu. mengikat rambutnya lalu bersiap untuk segera pulang (atau lebih tepatnya ke kantor), seharusnya.
"mandi dulu aja," celetuk eric. julia yang sekarang di ambang pintu menghela nafas lalu berbalik menatap eric tajam.
"gue cuti hari ini. jadi jangan kontak gue satu hari penuh!"
dengan ekspresi bingung eric menjawab. "oke?"
julia membuka knop pintu kamar, keluar tanpa berpamitan pada eric. sedangkan cowok itu masih terduduk kaku di atas kasur.
sesuai dengan permintaan julia, cewek itu cuti dan terbebas dari eric akhirnya. walaupun pikirannya masih mengarah pada pekerjaan, seenggaknya dia gak harus terus melihat eric. mana pernah dia dapat partner kerja kayak gini, pengalaman buruk pasti ada dan kini eric lah yang membuat semuanya buruk.
julia segera menggelengkan kepalanya. bagaimana pun dia dan eric adalah rekan kerja, julia gak boleh terlalu berlebih menyumpah serapahi cowok itu. takut berefek pada kerjaan mereka, walau begini julia juga mesti bersikap profesional.
niatnya cuti hari ini belum tau mau diapain, julia mendadak memutuskan itu akibat insiden pelukan yang bahkan julia masih bisa rasakan hangatnya kulit eric.
setelah mandi dan beres-beres, julia membuat sarapan lalu menonton tv. gak ada yang spesial, dia bahkan gak berniat keluar di hari off ini. sekitar jam 2 siang yemima datang untuk menemani julia yang sendirian di rumah, karena ternyata temannya itu juga sedang mengambil cuti hari ini karena ada urusan penting pagi tadi. mereka berdua pun memutuskan untuk marathon drama.
"jadi abis pelukan tuh gimana?" tanya yemima santai sambil melahap es krim di tangannya.
"gak pelukan ya, dia yang meluk gue!" julia mengoreksi.
"menurut lo, eric sengaja gak sih?" yemima malah nanya lagi.
"gak tau ah"
"yeh bisa aja kan tuh cowok emang modus,"
julia merotasikan matanya, memilih untuk fokus pada drama yang ditontonnya daripada mendengar celotehan yemima.
"kata gue sih modus," lagi, yemima berpendapat. julia menghembuskan nafas mencoba gak mempedulikan.
mereka melanjutkan tontonan drama itu hingga waktu petang. langit mulai gelap dan yemima buru-buru pulang, mengakibatkan julia sendirian sekarang. masih tersisa banyak waktu untuk ganti hari, julia memutuskan untuk mandi dan bersih-bersih.
selesai dengan ritual tersebut, julia gak ada niatan melakukan hal lain, cewek itu hanya duduk di pantry, menggulir laman sosial media sambil meneguk jus buahnya.
lagi asik dengan ketenangannya, tiba-tiba suara bel menggema. julia pikir ada anak-anak jahil yang memang julia pernah alami sebelumnya, tapi bel itu terus berbunyi. julia gak pernah kedatangan tamu di jam segini, langsung dia beranjak untuk membukakan pintu.
"eric?" bingungnya. menatap eric dengan balutan jaket hitam serta masker menutupi wajahnya. namun walau begitu dia bisa liat peluh eric di dahi cowok itu.
belum sempat julia angkat suara lagi, tiba-tiba eric menjatuhkan tubuhnya pada julia. mengakibatkan cewek itu reflek memeluk eric yang sekarang sedang merebahkan kepalanya pada bahu julia.