BAB 10 (Hidup Bahagia)

53 4 0
                                    

Angin bertiup kencang membawa awan hitam mendekat. Beberapa orang pergi untuk berteduh di gubuk yang disediakan. Adrian bingung harus bagaimana, ia takut jika tiba tiba saja berubah menjadi mermaid didepan banyak orang. Akhirnya Adrian memutuskan pergi berlari ke arah bibir pantai dan masuk kedalam lautan.

"Adrian kau mau kemana?" teriak Yeri kepada Adrian.

Adrian tidak menghiraukan teriakan tersebut dan terus berlari.

"ADRIAN!" teriak Yeri dan teman temannya ketika Adrian masuk kedalam lautan.

Yeri, Eja dan Rora mendekat ke laut tersebut dan mencari keberadaan Adrian tetapi mereka tidak menemukannya.

"Ada apa dengan Adrian?" tanya Rora bingung.

"Aku tidak tahu." Ucap Yeri cemas.

Airin bingung harus mencari kalung itu kemana lagi. Melihat cuaca yang mendung dan turun hujan. Airin memutuskan untuk menemui Adrian.

"Airin Airin." Panggil mereka bertiga agar Airin mendekatinya.

Airin dengan cepat mendekat kearah mereka bertiga "Kami melihat Adrian berlari dan masuk ke dalam laut. Aku tidak tahu kenapa." ucap Yeri dengan mata yang berkaca kaca karena terlalu cemas dengan keadaan temannya.

Airin yang mendengar hal itu berusaha loncat dan masuk kedalam air. Airin mencari Adrian disana, tapi ia tidak melihat apa apa.

Pandangnya sangat terbatas karena awan hitam menahan sinar matahari.
Wajahnya semakin panik ketika hujan menjadi semakin deras.

Tak lama petugas penjaga pantai menghampirinya dan menariknya ke atas kapal.

"Jangan gegabah, kami akan mencari temanmu sampai ketemu. Sekarang kau naiklah! Cuaca semakin buruk." ucap petugas tersebut agar Airin naik ke Perahunya.

"Tapi bagaimana dengan temanku? Dia pasti dalam bahaya." ucap Airin bingung.

Akhirnya dengan susah payan Airin naik atas perahu tersebut. Airin menyalahkan dirinya karena tidak berhasil menjaga sahabatnya. Wajahnya sangat pucat dan air mata terus menetes di matanya. Ia bingung harus melakukan apa, perasaan kesal dan bersalah kini merasuki pikirannya.

Setelah hujan mereda, mereka memutuskan untuk mencari Adrian. Akan tetapi Adrian tidak kunjung di temukan. Oleh karena itu, pihak sekolah menghubungi orang tua Adrian.

Ibu Adrian kemudian pergi ke pantai tempat mereka melakukan Study tour.
Ibu Adrian berlari dan menghampiri penanggung jawab study tour tersebut.

"Apa yang terjadi dengan putraku? Bagaimana keadaannya?" tanyanya dengan suara yang gemetar.

"Kami tidak tahu apa yang terjadi dengan Adrian. Kami juga tidak tahu alasan ia masuk ke laut di tengah badai." ucap pak Bowo menjelaskan dengan perasaan cemas.

"Bagaiman bisa kau tidak tahu? Kaukan gurunya? Seharunya kau menjaga baik murid muridmu!" ucapnya lagi dengan meninggikan suaranya.

"Ibu tenang dulu, kami akan membantu ibu mencari putra ibu." ucapnya menenangkan ibu Adrian.

Ibu Adrian kemudian melihat Airin dan bertanya padanya "Airin, dimana Adrian? Kau berjanji akan terus menjaganya kan?" ucapnya sambil memegang kerah baju Airin.

"Maafkan aku tante, aku aku- Kalung Adrian di curi." ucapnya meminta maaf.

"Apa?" tanyanya sambil menatap wajah Airin.

Tiba tiba saja ibu Adrian berteriak.

"KALIAN SEMUA JAHAT, AKU TIDAK PERCAYA KEPADA KALIAN LAGI. AKU AKAN MENCARI PUTRAKU SENDIRI. HENTIKAN SAJA PENCARIAN KALIAN." teriaknya kepada guru yang ada dihadapannya.

"Tenang ibu tenang, kami akan selalu membantu ibu." ucapnya menenagkannya.

"Tidak, aku ingin pencarian di hentikan. Aku sendiri yang akan mencari putraku." ucapnya dengan nada yang tinggi.

"Tapi, bukankah lebih mudah jika kita mencarinya bersama sama?" tanyanya lagi.

"Tidak, kalian hanya memperburuk keadaan putraku. Kalian tidak punya hati nurani. Kalian hanya pura pura perduli dengannya." ucapnya sambil memaki guru tersebut.

"Baiklah ibu jika ibu memaksa, pencarian dilakukan hanya sampai 3 hari. Jika Adrian tidak dapat di temukan maka kami akan menghentikan pencarian." ucapnya lagi kepada ibu Adrian.

Ibu Adrian kemudian pergi ke pantai tersebut. Ia mencari keberadaan Adrian disana.

"Adrian dimana kamu nak? Ibu mencarimu. Aku mohon kembalilah." ucapnya sambil melihat ke kanan dan ke kiri.

Akan tetapi ia masih belum dapat menemukan keberadaan Adrian. Wajahnya semakin cemas ketika banyak orang mencari keberadaan Adrian juga. Ia takut jika mereka mengetahui bahwa Adrian adalah seorang mermaid.

Setelah lama menunggu, akhirnya Adrian muncul kepermukaan. Adrian kemudian memeluk ibunya dan menangis.

"Ibu,..." ucapnya sambil memeluk ibunya.

"Kamu tenang nak. Ibu akan mencari kalung itu." ucap ibu menenangkan Adrian.

Air mata tersebut perlahan menjadi butiran mutiara. Tak lama dari itu, Airin mendekati Adrian dan ibunya.

"Maafkan aku, aku juga akan mencari kalung itu sampai ketemu." ucap Airin meminta maaf.

"Kalau begitu cepat cari!" ucap ibu Adrian kepada Airin.

Airin pun bergegas mencari kalung Zaluri milik Adrian.

Ibu Adrian kemudian berkata pada Adrian "Kamu tinggal disini dulu. Nanti kalau ibu sudah menemukan kalungmu, ibu akan memanggilmu lagi. Jaga baik baik dirimu. Jangan sampai orang orang mengetahui keberadaanmu." perintah Ibu kepada Adrian.

Ibu pun juga bergegas pergi mencari kalung tersebut.

Mereka berdua mencari kalung tersebut kesana dan kemari. Semua toko perhiasan sudah mereka datangi. Namun tidak satu pun kalung Adrian ditemukan. Tak terasa waktu berjalan begitu cepat, sudah 3 bulan semenjak kalung Adrian hilang. Perasaan marah dan putus asa menjalar dipikiran Airin. Airin kemudian duduk di taman sambil meminum kopi kaleng. Ia sudah sangat lelah mencari kalung itu.

Ketika sedang beristirahat tiba tiba saja ia melihat seekor beruang berada di taman itu. Sepertinya beruang tersebut lepas dari kebun binatang yang tidak jauh dari tempat itu. Beruang tersebut perlahan mendekati seorang ibu dengan anak bayi yang ada di tangannya. Karena Airin merasa kasian dan takut terjadi apa apa dengan mereka. Akhirnya Airin memberanikan diri untuk menolong mereka.

Airin kemudian mengambil tongkat kayu dan mengarahkan ke beruang tersebut. Beruang tersebut ingin melawan, akan tetapi ia takut dengan tongkat yang di pegang Airin. Tak lama kemudian petugas kebun binatang datang dan menangkapnya.

Beruang tersebut pasrah ditangkap oleh petugas tersebut. Sejenak Airin berfikir bahwa cerita yang diceritakan Adrian waktu mereka kecil nyata. Beruang tersebut berfikir bahwa di luar kebun binatang pasti indah. Namun nyatanya tidak seindah pikirannya, ia kemudian memutuskan untuk kembali ke kebun binatang.

Wanita yang ia tolong kemudian berterima kasih kepada dirinya.

"Terima kasih Nak, aku sangat berhutang budi padamu." ucapnya berterimakasih.

"Tidak, aku hanya coba membantu." ucapnya dengan raut wajah yang lelah.

Raut wajahnya berubah ketika ia melihat kalung milik Adrian yang berada di leher wanita tersebut.

"Bu, bisakah kau menjual kalung itu kepada saya? Itu kalung milik sahabat saya yang dicuri. Saya mohon jual kepada saya! Berapa pun harganya saya akan membayarnya, saya akan segera mengambil uangnya." ucapnya agar ibu itu menjual kalungnya.

"Kalung ini diberikan oleh suamiku." ucapnya dengan wajah bingung.

"Tolong tanyakan pada suami ibu untuk menjual kalung itu pada saya. Karena Sahabat saya sangat membutuhkan kalung itu." ucapnya sambil memohon.

"Tidak perlu, ambilah. Anggap sebagai wujud terimakasihku padamu." ucapnya sambil melepas kalungnya.

MERMAID BOY (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang