03-hari ketiga

66 3 0
                                    

Hall-O! Welcome To The World Of Istana VR di sini Queennya Bintang EviRs😈 Karena kalian berada di wilayahku kalian harus ikuti peraturanku, ini Istananya VR tempat sebuah cerita menjadi nyata:)

Vote dan komen atau bisa juga sekalian ikuti akun ini, biar kalian gak ketinggalan update terbaru dari Istana VR🍒
.
.
.
Tandai Typo😋 dan spam Emot😈 biar Queen Bi cepet up! Tankyou All😘

⚠Cerita Bersemi Dewasa⚠

ΔΔΔ


Saat Sheena membuka mata objek pertama yang dia lihat adalah kamar yang berantakan, kepalanya sedikit pusing berdegung dengan matanya yang mengerjab menyesuaikan cahaya yang masuk.

Dia tertidur dalam dekapan Xander, itu sudah pasti! Karena semalam Xander tak melepas dekapan itu, memberi perlindungan pada Sheena lewat tubuhnya, seakan memberi kenyamanan pada gadis yang ketakutan itu, dan itu bekerja. Sheena sedikit tenang dan beransur membaik hingga tertidur dalam dekapan sang Kapten.

"Kau sudah bangun?" Mata keduanya bertemu, ternyata pria itu sudah bangun sejak tadi, sebelum Sheena membuka mata dan sejak saat itu pula Xander memperhatikan secara rinci wajah sang gadis yang belakangan ini selalu ada dalam pikirannya.

"Kau tidak ingin bangun? Padahal biasanya kau selalu ingin pergi bila bersamaku." Itu ucapan Xander yang merasa heran dengan sifat Sheena kali ini, kenapa gadis itu seakan makin masuk dalam pelukannya?

Dan itu benar, Sheena semakin masuk ke dalam pelukan Xander yang hangat, mencari kenyamanan lewat dada bidang sang Kapten, karena gadis itu benar-benar butuh, dia butuh kehangatan itu dan berada dalam pelukan Xander begitu menenangkan.

Untuk kali ini biarkan gadis itu merasakannya, mencari ketenangan dalam pria yang baru dikenalnya, Sheena sangat membutuhkannya sekarang, keadaan sekitar yang baru dialaminya sekarang benar-benar membuatnya kalut setengah mati.

Dia ketakutan, kejadian akhir-akhir ini benar-benar membuat rasa takutnya makin menjadi, rasanya dia ingin menangis kencang dan keras, meluapkan ketakutan dalam hatinya pada semua bahwa gadis benar-benar takut.

Rentetan kejadian itu benar-benar membuatnya terpuruk, kenapa semua harus tentang kematian? Satu persatu yang berada di kapal ini mati dengan tragis, lalu bagaimana kalau dirinya ikut menjadi korban selanjutnya? Mati dengan tragis dan tak melanjutkan hidupnya? Pada akhirnya gadis itu menangis dengan isakan yang amat terdengar.

Di dada Xander dia menangis dengan keras menumpahkan semua rasa yang ada di dalam hatinya, ketakutan dan kecemasan semua itu menjadi satu, Xander terkejut dia hanya diam tak tau harus berbuat apa, karena baru kali ini ada yang menangis dalam pelukannya, karena kalo boleh jujur dia sering mendengarkan wanita mendesah ketimbang menangis.

"Kau kenapa manangis? Apakah aku menyakitimu? Atau—"

"Bolehkah seperti ini dulu? Aku—aku." Gadis itu tak mampu melanjutkan ucapannya, karena Xander sudah kembali menarik tubuh gadis itu kembali dalam dekapan di dadanya.

Sambil mengelus rambutnya Sheena, pria gagah itu mengucapkan satu kalimat yang membuat gadis yang berada dalam dekapannya merasa hangat dan terlindungi dengan baik. "Kapan pun kau membutuhkannya, Sheena."

Entah kenapa Xander berucap seperti itu, hatinya berkata bahwa gadis itu memang sangat membutuhkannya, seakan takdirnya memang tertuju pada Sheena, waktu bertemu untuk pertama kalinya hati Xander tertarik dengan gadis itu, tidak! Bukan tertarik karena ingin menikmati tubuhnya tapi tertarik karena hatinya.

"Aaaa!" Sheena dan Xander melepas pelukan dan melihat keluar lalu saling pandang dan terburu turun secara bersamaan dari kasur, Sheena menghapus air matanya sebelum keluar, dia tidak ingin dianggap lemah oleh semua orang, apalagi sang pelaku berada di kapal ini juga, gadis itu tidak ingin menjadi korban selanjutnya, dan cara satu-satunya adalah tidak terlihat lemah di depan lawan.

17 Days Of: Membunuh Atau Dibunuh [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang