28 November

280 23 1
                                        

Win pun langsung mengeluarkan mutiara batu itu pemberian dari peri langit dan melemparkanya ke atas dan tiba-tiba muncullah suatu benda yang membuat naga itu terahlikan kembali fokusnya.

“cepat ambil batu kristal itu disana.” ucap Win lalu mereka pun berenang ke arah batu kristal  itu yg berkilauan.

Disaat mereka sudah sampai di tempat tiba-tiba para naga air itu berenang ke arah tempat asalnya kembali dan mengeluarkan asap racun dari dalam mulutnya namun tiba-tiba dari Ohm mengeluarkan sebuah gelembung perisai yang melindungi mereka berempat.

“apa yg terjadi?” tanya Ohm bingung lalu Fluke pun melihat kalung yg ia berikan kepada Ohm.

“Kalung itu memberikan mu kekuatan.” ucapnya lalu melihat ke arah sekitar yg di mana para naga itu berusaha untuk menembus perisai gelembung itu.

“Win jaga kristal itu. Ohm kau jalan lah kedepan karena kau yg mengendalikan perisai itu.” perintah Bright dan langsung di beri anggukan oleh Ohm dengan terpaksa demi keselamatan bersama.

“Seharusnya naga itu tidak akan muat memasuki gua ini.” Ohm pun langsung berenang masuk kedalam gua di ikuti yang lainya.

BUGHHH!!!

BUGHHHH!!!

Bunyi suara dari benturan naga yang mencoba masuk kedalam gua itu. “sebaiknya kita cepat pergi.” setelah Bright mengatakan itu mereka pun pergi dengan secepatnya.

“Akhirnya kita mendapatkannya batu ini.” senang Win sambil menatap batu itu namun. Mereka kini sedang beristirahat di sebuah pulau terpencil mencoba untuk mengumpulkan tenaga mereka.

“Fluke bisakah kau meminjamkan kalung mu lagi.” minta Ohm kepada Fluke namun hanya di dapati gelengan oleh sang empuh.

“jika aku melepaskan kalung ini di daratan maka aku akan berubah menjadi merman asal kau tahu.” jelasnya membuat Ohm memasang wajah kesal.

“Winn... Bisakah kau ikut aku sebentar.” perintah Bright namun sebelum Win mengatakan sesuatu ia langsung menarik tangan Win menjauh dari Ohm dan Fluke.

“Kenapa mereka?” bingung Ohm melihat perlakuan Bright yg aneh.

“haaaa... Mungkin diantara kita berempat mungkin kita berdua yang sendiri.” ucap Fluke sambil mengedipkan mata sebelahnya.

“mungkin kau yang sendiri, jika aku sudah memiliki pasangan.” jawabnya membuat Fluke mengerucut bibirnya. Entah kenapa Fluke menjadi badmood saat mendengar ucapan Ohm yang ini.

“ada apah dengan wajah mu? Atau kau merasa sedih jika aku sudah mempunyai yang lain?”

“itu sih hak mu.” ucapnya Fluke pun langsung pergi meninggalkan Ohm

“eh... Sekarang aku di tinggali sendirian.”

Dilain tempat Bright mengajak Win kesebuah tempat yang indah dan banyak bunga di sana. Ditemani suara dari ombak air laut yang saling bersahutan.

“wahhh tempat ini indah.. kenapa kau mengajakku? Ayoo ajak Ohm dan Fluke.” Win pun langsung menarik tangan Bright namun Bright pun menahan tangan itu.

“kenapa?”

“ada yang ingin ku katakan kepada mu Win.” Win yang mendengar penuturan dari Bright merasa ada seribu kupu-kupu yang bertebaran diperutnya.

“Aku mencintai mu.”
Win pun langsung menubruk tubuh itu kedalam pelukannya.

Sekarang Fluke sedang mencari sesuatu yang bisa dimakan di pulau kecil ini.

“Ohm apa kau tahu sesuatu yang bisa kita makan? Apakah tidak ada blueberry laut, rumput laut, atau udang putih.” ucapnya sambil melihat ke atas langit membayangkan semua makanan itu.

“apa maksud mu? Makanan apa itu. Lebih baik kita cari buah-buahan ayo.”
Ajak Ohm kepada Fluke namun di tengah perjalanan mencari makanan mereka melihat seseorang yang sedang membawa sebuah benda di kedua tangannya.

“Siapa itu?” tanya Fluke

“Aku tidak tahu. Bukanya di pulau kecil ini ku kira hanya ada kita berempat.”

Fluke pun mendekati seseorang tersebut sambil menyiapkan panahnya yang tergantung di punggungnya.

“Tunggu.”

“Bright!”
Bingung Ohm dan juga Fluke.

“Hai apakah kalian sudah lapar aku membawakan buah-buahan.”

“citttt....cityttttt.... Apa yang kalian lakukan Win dalam bahaya.” teriak burung itu membuat mereka bertiga langsung bergegas lari.

“Ada apa ini kenapa kalian tiba-tiba lari!” bingung Ohm.

“Win.. apa yang terjadi.” batin Bright gelisah.

Mereka berlari mengikuti Fluke yang tadi melihat Win pergi yang meninggal jejak kakinya di pasir pantai.

Namun yang terjadi adalah Win yang sedang terluka sambil memegang perutnya yang berdarah dan di sana ada alviro yang memegang batu kristal hijau.

Bright yang melihat itu tubuhnya langsung di penuhi api yang membara siap melawan alviro.

“Hey kawan sepertinya kau sudah memiliki sihir apakah kau tidak mau bergabung saja dengan ku?”

“JANGAN HARAP!”

BRUSS......

Suara api yang langsung menyerang Alviro membuat tubuhnya terbakar di telan api itu.

“Bright cepat bantu aku mengangkat Win.” ohm yang akan bergegas mengangkat Win kalah telak dengan Bright yang mendorong Ohm yang akan mendekati Win.

“Win bertahanlah.” di saat Bright berlari tiba-tiba sebuah pintu teleportasi datang dihadapan mereka.

Tiba-tiba ada sebuah burung yang memasuki teleportasi itu dan mereka yang paham langsung ikut masuk kedalam teleport itu.





THE AQUARISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang