Living Hell

1.6K 108 7
                                    

Chapter 2. Living Hell

.

Setidaknya sudah lebih dari tiga menit Jungwon mengamati cowok didepannya itu, tidak mengalihkan pandangannya sambil sesekali menggigit rotinya. Matanya memejam sambil mempertahankan posisinya. Sudut bibir Jungwon terangkat, sebuah ide jahil tiba-tiba melintas. Tanpa meletakkan gelas dan rotinya, Jungwon duduk dengan hati-hati di atas punggung Sunoo yang tengah melakukan elbow plank diatas matras.

Tidak ada respon.

Meski sempat terganggu, Sunoo tak mengucap apapun. Posisinya pun tak turun barang satu inci. Kukuh sekali pendirian orang ini, batin Jungwon.

Karena Sunoo tak berkomentar, Jungwon dengan santai mengayunkan kakinya. Cowok yang lebih muda itu bahkan bersenandung kecil. Menikmati santapan sarapannya sambil mengerjai yang lebih tua.

Lama-kelamaan Jungwon bosan juga karena Sunoo tidak menggubrisnya sama sekali. Maka setelah susunya tandas, Jungwon berniat membersihkan dirinya.

"SUNOO???"

Jungwon memeluk era leher yang lebih tua, baru saja kakinya menapaki karpet, Sunoo lebih dulu menegakkan tubuhnya, jika saja dia tak berpegangan mungkin pantatnya akan berciuman mesra dengan karpet.

"Anjing lo!"

Sunoo dikatai demikian hanya terkekeh, balik memeluk pinggang Jungwon yang sangat pas padanya. "Setidaknya panggil kakak, saya lebih tua dari pada kamu."

"Lepas gak!" Jungwon menepis tangan Sunoo saat cowok itu menyingkap skirt yang ia kenakan.

Ya, Jungwon tengah menggunakan skirt pendek yang bahkan tidak bisa menutupi pahanya dengan benar, menungging sedikit saja pantatnya sudah terkespos. Tinggal beberapa minggu dengan Sunoo tak lantas membuat Jungwon terbiasa dengan tabiat aneh cowok Kim itu.

Kakak Jungwon tengah melakukan tugas lapangan untuk satu bulan ke depan, mengharuskannya menitipkan Jungwon pada Sunoo. Karena menurut Jeongin, Sunoo itu dewasa dan tegas, cocok untuk adiknya yang suka seenaknya sendiri.

Ah, andai saja Jeongin tahu kalau Sunoo tidak sebaik wajahnya.

"Saya mau sarapan." Bisik si Kim.

Jungwon merinding jika Sunoo sudah seperti ini. Cowok itu terlihat begitu dewasa dan sangat mendominasi. "Ya, ya sana sarapan di dapur, Ngapain minta gue?" Ucapnya, berusaha melepaskan tangan Sunoo yang tak berhenti meremas bongkahan pantatnya.

"Kamu, saya mau kamu."

"Masih pagi, gausah aneh-aneh lo!"

Sudah cukup Sunoo menahan diri melihat Jungwon yang berlalu lalang dirumahnya dengan skirtnya, cowok yang lebih muda itu melakukan kegiatannya dengan santai tanpa peduli penghuni lain tengah menatapnya penuh nafsu. Bagaimana tidak, saking pendeknya skirt yang Jungwon kenakan, duduk saja dalaman cowok itu mengintip. Ditambah lagi, Jungwon yang tidak bisa diam. Sudah berapa malam Sunoo habiskan dengan push rank solo?

"Enggak aneh-aneh, apalagi kalau kamu dengan mau senang hati mengangkang buat saya."

Terkutuk lah Sunoo dengan semua kalimat kotornya.

Sunoo mengerang begitu bel pintu apartemennya berbunyi, disisi lain Jungwon tertawa mengejek. Setidaknya Sunoo tidak sejahat itu untuk menggagahinya saat ada tamu. Justru dia akan dikurung sampai sang tamu pulang. Jungwon iya iya saja, yang penting fasilitasnya tercukupi. Seminggu tinggal dengan cowok Kim, Jungwon berhasil menguras isi dompetnya. Memenuhi satu kamar dengan berbagai gim, mulai dari permainan papan klasik sampai yang paling mewah. Bayarannya tentu, kalian bisa menebak sendiri.

"Wajahmu kusut begitu." Jay, sang tamu, berkomentar begitu Sunoo membuka pintu. Duduk tanpa dipersilahkan layaknya rumah sendiri, disampingnya berdiri sang asisten pribadi.

"Langsung ke intinya saja." Meski ogah-ogahan, Sunoo masih punya adab untuk menyuguhi tamunya. Jay berdehem, membersihkan kerongkongannya, wajahnya berangsur-angsur menjadi serius. "Ada pergerakan," Jay meminta pada asistennya untuk membuka koper yang dibawanya, sebuah tablet menunjukkan titik koordinat. Membuat dahi Sunoo berkerut.

"Tiba-tiba? Setelah dua bulan? Orang gila mana lagi mereka ini?" Pertanyaan beruntun dia lontarkan ketika titik koordinat itu merujuk pada sebuah kafe terkenal yang tak pernah sepi pengunjung.

"Tugasmu."

Ia manggut-manggut, "Mudah saja." Sunoo beralih menatapi asisten Jay, "Kau pandai berdandan." Komentar Sunoo pada asisten pribadi Jay. Rei, seorang gadis berdarah Jepang. Wajahnya tampak begitu garang namun polosnya bukan main.

"Hey, kalau mau cari sendiri!"

Sunoo melirik sinis pada Jay, "Tidak tertarik, tapi kalau tidak keberatan, sedikit uluran tangan akan membantu."

Jay mengibaskan tangannya, membiarkan Sunoo melakukan apa yang dia mau.

***

"Ugh.." wajahnya merah, amarah serta malu menjadi satu. Tangannya berulang kali menarik rok merah yang dia kenakan. Belum lagi stocking ketat yang membalut kaki jenjangnya. Jungwon benar-benar ingin mendorong Sunoo ke selokan terdekat.

Sunoo membawa Jungwon keluar setelah sebelumnya Rei membantu Jungwon untuk berdandan, memasang wig serta memoles sedikit wajahnya. Jungwon tampak sepenuhnya berbeda dengan tampilan seperti ini. Beruntungnya. Semoga saja tidak ada yang mengenalinya.

Ia dibawa menuju sebuah kafe yang penuh dengan pengunjung, tak sedikit yang menatapnya penuh minat. Sunoo melarangnya untuk berbicara, yang justru membuat si Kim makin semena-mena padanya.

"Jangan cemberut begitu sayang, ayo tersenyum." Tak menghiraukan ucapan Sunoo, Jungwon memilih untuk mengedarkan pandangannya.

Tempat ini ramai, berbagi macam kalangan ada, dari yang sekedar untuk menongkrong, mengerjakan tugas, bahkan ada yang mengadakan meeting.

Jungwon buru-buru menyembunyikan wajahnya saat mengenali beberapa orang yang duduk tak jauh dari mejanya. "Sinting, harus banget gitu?"

Sunoo menyadari gelagat aneh Jungwon, mengikuti arah pandang cowok itu. Bibirnya tersenyum licik. "Bukankah itu teman-teman mu? Ayo sapa mereka."

"Jangan jangan jangan! Please jangan.." cicit Jungwon, memeluk lengan Sunoo yang hendak bangkit dari duduknya, menggeleng ribut, menatap penuh mohon.

"Tahu kan harus apa?"

Jungwon sangat membenci Sunoo. Cowok itu licik.

Maka dia tangkup wajah Sunoo dengan kedua tangannya, menyatukan bibir mereka. Persetan dengan mereka yang menjadi pusat perhatian, Jungwon hanya mau menyelamatkan wajahnya. Setidaknya orang-orang asing itu tak mengenalnya.

Waiters yang mengantar pesanan mereka sampai membeku ditempat melihat adegan panas antara Jungwon dengan Sunoo. Bagai dunia milik berdua, keduanya bahkan bergelut lidah, menimbulkan suara kecapan basah yang mengundang nafsu.

"Dasar lo bajingan." Cicit Jungwon setelah melepas ciuman mereka. Direspon dengan tawa mengejek khas Sunoo. "Benar, sayangnya bajingan ini cuma mau kamu." Ucap Sunoo, menyisipkan anak rambut Jungwon.



















Pervert! Kim Sunoo x Yang Jungwon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pervert! Kim Sunoo x Yang Jungwon

Pervert! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang