Chapter 7. Complicated
.
Hampir satu semester berteman dengan Niki tidak serta-merta membuat Jungwon nyaman, dia masih sering merasa segan untuk sekedar menyapa. Kalau bukan karena Niki yang datang padanya, mustahil rasanya bisa melihat Jungwon duduk bersandingan dengan Niki di taman, memangku kotak bekal masing-masing.
"Won, menurut lo aneh gak sih kak Sunoo itu?"
Gerakannya dari menyuap berhenti, tangannya mengambang, Jungwon abaikan bekalnya dan memilih untuk memusatkan perhatiannya pada Niki.
"Aneh?"
Cowok tinggi itu mengangguk, mulutnya yang penuh membuat pipinya mengembang dan bibir mengerucut lucu bak anak bebek, Jungwon jadi ingin mencubit pipinya.
"Iyaa, kak Sunoo kan tinggi, bisa-bisanya kemarin minta gue ambilin buku di perpustakaan, padahal dia sampe." Oceh Niki bak anak kecil yang tengah mengadu pada ibunya.
"Sengaja kali, dia kan suka sok senior." Jawab Jungwon sedapatnya.
Tanpa sadar orang yang jadi topik pembicaraan sudah duduk manis disampingnya, tak lupa mencuri sebuah kecupan pada pipi Jungwon. Sunoo mengisyaratkan untuk tidak mengumumkan kedatangannya, mau lihat sejauh apa Niki mengoceh tentang dirinya.
Dalam hati Jungwon meringis, barusan dia mengata-ngatai, orangnya sudah didepan mata.
"Tapi aneh! Kalo dia jauh kan masuk akal," cowok itu menjeda ucapannya untuk menegak air, "Posisinya kita kan berdiri sampingan." Lagi, Niki mengulangi kegiatannya sampai kotak bekal itu tandas. Sama sekali tidak menoleh pada Jungwon.
Sejauh ini Jungwon tidak memperhatikan, dia yang hampir setiap waktu berdiri disamping cowok itu tidak merasakan keanehan sama sekali. Sunoo layaknya bocah SMA biasa, bedanya sedikit lebih cabul.
Jungwon menoleh pada Sunoo, yang sejak tadi hanya diam menyimak sambil meminta Jungwon menyuapinya.
"Ah! Stoberi gue!"
Stoberi yang sudah digigit setengah itu lantas ditawarkan Sunoo padanya. Wajahnya seketika menjadi keruh.
"Bajingan, sana lo makan sendiri!"
Sunoo mengangkat bahunya tak acuh, melahap sisa stoberi kemudian menarik dagu Jungwon dan mempertemukan bibir mereka. Rasa asam serta manis diselingi bau nikotin, Jungwon meletakkan sendoknya, beralih menarik kerah seragam yang lebih tua. Maka ketika Sunoo bermain dengan lidahnya, Jungwon tidak mau kalah. Keduanya saling membelit, menyesap bibir satu sama lain seolah tak ada hari esok. Jungwon memiringkan kepalanya dan memagut bibir bagian bawah Sunoo, dibiarkan dia mendominasi sesi ciuman mereka. Seolah lupa dengan kehadiran sosok lain. Sedang Sunoo sendiri berusaha mengendalikan tangannya agar tidak menggerayangi tubuh Jungwon, mereka masih di area sekolah. Ditambah Niki.
Ciuman itu diputuskan sepihak oleh Jungwon, dia mendorong bahu Sunoo, seketika mengingat kehadiran Niki. Maklum, terlalu sering bergaul dengan Sunoo membuat tertular kebiasaan buruk cowok itu.
Jungwon mengusap bibirnya yang merah dan sedikit bengkak dengan punggung tangan, "Kenapa gak bilang ada Niki.." bisiknya rendah pada Sunoo.
Entah mau ditaruh dimana mukanya sehabis ini. Jungwon yakin Niki akan menjauhinya setelah tahu dia mencium laki-laki, apalagi orang itu Sunoo.
Sunoo justru tertawa, "Niki bisa jaga rahasia kan?" Katanya, menempelkan telunjuknya pada bibir. Yang langsung anggukan ribut dari Niki. Dia tidak bohong ketika melihat aura hitam disekitar kakak kelasnya itu.
"Nanti saya ganti stoberinya." Ucapnya, mengacak pucuk kepala Jungwon sebelum pamit.
"Gilaaaaaaa, lo sama kak Sunoo pacaran kok gak bilang?!"