Chapter 5. Attention
.
"Nooo! Alah goblok!"
Tanpa memperdulikan sekitarnya, Jungwon yang tengah asik bermain gim dengan ponselnya tak menyadari sejak tadi tingkahnya diamati oleh Sunoo. Segala umpatan yang terucap dari bibirnya bak melodi sumbang yang perlahan mulai mengikis kesabarannya.
Berputar-putar diatas kursi kerja milik Sunoo, Jungwon bergerak konstan seolah dirinya tak bisa diam barang sedetik. Padahal fokusnya terpusat pada gim di ponselnya. Tingkahnya makin membuat Sunoo pusing. Belum lagi Jungwon yang total abai padanya.
Entahlah, rasanya menyebalkan ketika Jungwon tak memperhatikannya.
Ia mendekat, melingkarkan tangannya pada leher Jungwon. Berbisik seduktif tepat didepan telinga. Membuat Jungwon tak fokus bermain hingga karakternya mati karena dia lengah.
"Minggir gue mau main." Jungwon mendorong kepala Sunoo agar berhenti mengendus lehernya. Selain geli, dia juga jadi tidak fokus pada gim nya. "Minggiirrrrr." Menjauhkan kepalanya dari jangkauan Sunoo. Kedua jempolnya masih setia menari diatas layar ponsel. "Mau lo apa sih?!" Jungwon menatap sengit pada Sunoo, sebab ponselnya dilempar saat ditengah-tengah permainan.
"Kita liburan, bukan kasih kamu tempat baru buat main game." Memenjara Jungwon dengan kedua lengannya. Wajah Sunoo lebih serius. Membuat Jungwon menciut. Nyalinya untuk mengumpat hilang dibawa angin.
Jungwon menyandarkan bahunya, "Ya terus?" Bibirnya yang mengerucut membuat Jungwon terlihat lucu, wajah Sunoo kaku saking dirinya menahan diri untuk tidak tersenyum. Mengambil tempat didepan Jungwon, Sunoo berjongkok, meraih kedua tangan Jungwon untuk di kecup. "Ayo jalan-jalan. Mau?"
"Enggak!"
Perasaan dongkol kembali menyelimuti Sunoo. Siapapun harus memberinya penghargaan karena berhasil menahan emosinya. "Kenapa?"
"Lo mau gue keluar pake begituan lagi? Gamau!" Katanya, menggebu-gebu sambil melipat kedua tangannya didepan dada.
Ah, ternyata itu alasannya.
Sunoo sebenarnya juga tidak suka dengan opsi wig dan skirt. Jungwon dengan hoodie oranye kesayangannya dan celana training lebih lucu baginya. Kendati begitu dia tidak punya pilihan.
"Sayang," Sunoo meletakkan tangannya diantara tubuh Jungwon, dirinya total duduk diatas lantai dingin, lebih rendah ketimbang Jungwon sendiri. "Pakai wig nya saja, bagaimana?"
Rambutnya ikut bergoyang seirama dengan gelengan kepalanya, kedua mata Jungwon sudah membendung. "Gamau.. gamau Sunoo.." ucapnya lirih.
"Maaf." Ibu jarinya dibawa mengusap pipi Jungwon yang sudah basah. Sunoo menyatukan dahi mereka. "Maaf Jungwon ..."
***
"Huahh seger bangettt."
Begitu menapakkan kakinya, Jungwon berlarian kesana-kemari, seolah dirinya baru bebas dari sangkar sesak.
Dibelakangnya Sunoo mengikuti dengan langkah santai sambil menenteng keranjang dan tikar. Yap, mereka akan melakukan piknik sederhana di tengah kebun jeruk. Ini merupakan ide Sunoo. Katanya, mereka bisa keluar tanpa Jungwon yang harus menggunakan wig dan jauh dari keramaian.
"Kesini, bantu saya!"
Jungwon lantas mengerucutkan bibirnya, lagi, dia sudah lebih jauh di depan namun Sunoo memintanya untuk kembali. Dengan langkah ogah-ogahan, cowok itu menghampiri Sunoo dan mengambil alih keranjang sementara yang lebih tua menata tikar agar nyaman diduduki.