Tambahan Bagian. 1
-
-
-
"Selamat pagi."
Hari suram itu sudah berlalu, semua hal-hal tidak masuk akal dan rumit bukan lagi masalah untuk mereka. Dengan sapaan manis setiap pagi menyambut, Jungwon tidak pernah absen menyunggingkan senyumnya.
"Bersemangatlah," usai menata menu sarapan mereka, Sunoo berbalik memeluk kesayangannya, ia coba bangunkan si malas Jungwon dengan kecupan pada pipinya "bukannya kamu ada kelas pagi ini?"
Meski malas, Jungwon alih mengalungkan kedua tangannya pada leher yang lebih tua. Dia benar-benar tampak seperti bayi yang minta untuk ditimang. Dan Sunoo menyanggupi.
"Jangan cium, aku bau."
Penolakannya tidak diindahkan, Sunoo masih setia memberi kecupan pada seluruh wajah Jungwon. Si manis mau tak mau harus membuka matanya, dia begadang semalaman karena tugas dan sekarang harus masuk kelas pagi-pagi sekali, siapa yang tidak mengantuk coba? Beruntungnya hanya satu mata pelajaran, jadi Jungwon bisa pulang cepat dan segera melanjutkan tidurnya.
"Ayo mandi, sudah saya siapkan air hangat." Jungwon sangat malas kalau boleh jujur, kendati demikian dia tetap harus pergi sekolah. Katanya, tetaplah sekolah agar tidak bosan melihat wajah su Sunoo setiap hari.
Disisi lain Sunoo mulai tidak sabar dengan langkah lambat Jungwon menggendongnya sampai kamar mandi, dia percikkan air dingin pada wajah Jungwon agar kesadarannya terkumpul sepenuhnya, yang langsung mendapat tatapan sinis dari Jungwon tentunya.
"Ayo mandi bersama."
"Tidak, saya sudah ada janji pagi ini dengan Jay, jangan coba menggoda agar bisa bolos."
Jungwon reflek mencebikkan bibirnya, biasanya kalau dia malas pergi sekolah rencana opsional adalah Sunoo. Tapi laki-laki itu menolaknya, sungguh menyebalkan.
Usai dengan agenda sarapan, Sunoo mengantar Jungwon sampai di depan gerbang kampusnya, laki-laki itu setiap kali menurunkan kekasih manisnya selalu jadi pusat perhatian. Rupanya begitu elok, sayang kalau dilewatkan, hitung-hitung cuci mata pagi hari. Jungwon sendiri tidak menyangkal kalau prianya begitu memukau, parasnya manis dan tegas diwaktu bersamaan. Tapi masalahnya, tidak sedikit yang menanyakan siapa Sunoo dan apa status mereka, Jungwon tidak mau membeberkan urusan pribadi seperti status hubungannya dengan Sunoo pada khayalak umum, yang pasti laki-laki itu hanya akan melihat kepadanya.
Jungwon mendengus, banyak perempuan bergerombol menunjuk pada Sunoo sambil berbisik pada kawannya. Masih pagi dan orang-orang itu memancing jiwa posesif Jungwon.
"Jangan lupa jemput aku."
Sunoo terkekeh, dia gak bodoh untuk membaca situasi, nada bicara Jungwon ketus.
"Baik Tuan Muda." Jawaban dengan nada mengejek, Sunoo menepuk kepala Jungwon beberapa kali dan pamit.
Sementara Jungwon masih disana, berdiri menatapi mobil hitam yang sudah menghilang ditelan belokan.
***
Sunoo meninggalkan dunia gelap yang dia gandrungi sejak masih belasan tahun, kini dia menjadi mentor dance pada agensi yang dibangun oleh Jay dan Jake. Duo J itu mengikuti jejaknya, dan mulai hidup dengan normal. Omong-omong soal Jay, laki-laki itu bulan depan akan melangsungkan pernikahan, dengan siapa lagi kalau bukan asisten pribadinya, Rei. Jay terlalu fokus pada pekerjaannya dan tidak punya waktu untuk urusan percintaan, sementara orang tuanya mendesak untuk segera menikah. Mengingat umurnya yang sudah tidak lagi muda, bisa-bisa Jay jadi perjaka tua. Disamping itu juga, Rei amat telaten mengurusi laki-laki itu, dan tidak menolak, justru melihat keuntungan dari pernikahan mereka. Cinta datang karena terbiasa, yang utama uangnya akan jadi milikku semua. Begitu katanya.