"Hilangnya nyawa akan kehendak mu, bukankah kebahagian itu hanya sesaat?"
***
Tengah malam, kericuhan suara kendaraan mobil polisi serta ambulance yang melintas di tengah jalan raya kini terdengar begitu nyaring dan saling bersahut-sahutan hingga setibanya pada lokasi kejadian.
"Bagaimana? Apakah aparat mu sudah menemukan jasad korban yang tenggelam?"
"Ya. Kami sudah mengevakuasi jasad tersebut. Gadis pelajar itu bukan tenggelam, dia dengan sengaja bunuh diri."
••••••••
Awan begitu mendung hingga terlihat langit berwarna abu-abu tanpa cahaya matahari yang menyinari. Hari masih terlalu pagi, namun suara gemuruh dari langit itu berhasil membuat beberapa pejalan kaki serta pengendara terlihat waspada.
Seakan naluri itu terasa benar, ketika rintik hujan mulai terjun dari atas sana hingga membasahi dedaunan maupun jalan raya yang mulai tersapu oleh titik-titik air.
Beberapa pejalan kaki terlihat memilih untuk berteduh ketika menyadari tengah tak membawa benda pusaka itu, adapun juga yang kini tengah berlari untuk segera sampai ke tujuan dengan memaksa menerobos hujan.
Persis seperti sosok gadis berpakaian hitam yang tengah duduk bersandar di halte bus itu. Ia sama sekali tak mempedulikan beberapa orang yang tengah berdesakkan maupun nenek tua yang harus berdiri dengan kaki rapuhnya karena sama sekali tak mendapatkan tempat duduk.
Hidupnya bukan untuk mengurusi hidup orang lain, lagipula ia hidup hanya untuk satu tujuan.
••••••••
"Kay, lo kemarin ke mana aja hah?! Masa gue ga lo ajak sih, parah bat dah lo asli"
Pagi-pagi seorang gadis berkucir kuda sudah menghadangnya tepat di depan gerbang sekolah dengan menatapnya kesal.
"Apaan dah Ra, orang gue kemarin cuman ke Cafe beli minum" balas Skaya yang tengah mengernyit heran dengan kelakuan temannya itu.
"Wait, heh! Jan boong ya lo! Gue kemarin liat lo pergi ke mall jalan bareng sama cowo. Heh asli, lo udah ada?" Ujar Yura seketika mengubah raut wajahnya penasaran.
"Hah? Lo ngomongin apaan sih? Di bilang gue kemarin cuman ke Cafe abis itu balik. Lu yang ngadi-ngadi elah, mata lo tuh rabun" timpal Skaya dengan kesal.
"Lah orang beneran. Masa gw salah liat sih?"
"Udah gue bilang berapa kali mata lo tuh emang rabun, butuh gue pinjemin kacamata biar keliatan?" Ujarnya begitu kesal.
"Mon maap, kaga butuh. Mata lo tuh awas minus lagi, kurang-kurangin baca buku! Mending buat liat cogan, makin bersih nan kinclong tu mata!"
"Nye nye nye nye"
••••••••
Hingga istirahat pertama ini Skaya memilih pergi ke kantin untuk mengisi perut bersama kedua sahabatnya.
"Yow! Pa kabar? Ga sama si Jono lagi beb?" Tanya Yura yang tengah duduk di sebuah kursi di depan gadis bername tag Yuna itu.
Ya, Yuna. Gadis dengan segala tingkah anehnya, dapat di katakan sangat mirip dengan kelakuan Yura. Mereka itu kembar, hanya berbeda orang tua saja.
"Jono Jono, bapak lo Jono!" Kesal Yuna melihat senyum jahil sahabatnya itu.
"Iye, si Jepri dah Jepri. Hahaha, putus lo? Apa dianya bosen ama lo? Update kek dikit. Masa tiba-tiba langsung cerai aja"
"Nikah aja belom goblok! Gimana mau cerai! Lagian gue yang emang niat mutusin dia. Apaan, ga totalitas bat jadi cowo. Males gue!" Ujar gadis itu curhat dengan nada kesal.
Jefri, sang mantannya itu berhasil membuatnya tidak bisa sedikit berpaling dan move on.
"Wehh santai. Cowo ga cuma satu, ganti aja udah. Lagian lo juga buaya betina, napa jadi kesel bat lo"
"Sebenernya masih suka, cuman gengsi segede gaban makanya dia pilih mutusin si Jepri" ujar Skaya membuat Yuna seketika melotot tak percaya.
"Lah, cenayang! Tau dari mane lu?"
"Satpam depan" balas Skaya. Ia sama sekali tak berbohong. Satpam sekolah pun Yuna gunakan sebagai salah satu tempat untuk mencurahkan isi hati dalam keadaan apapun. Sangat aneh memang.
"Ck, dahlah. Stop bahas si Jepri. Ga guna bat tuh cowo emang"
"Yeu. Bilang aja lu ga bisa move on ogeb" timpal Yura lantas mendapatkan geplakan cantik dari Yuna.
****
Cast VE
Hii! Welcome to my first story. Gw bakal kasih cast tambahan di setiap chapter yang muncul aja. Maaf kalau ada typo, tolong di kasih tau ya. See u guys!
30-11-2022
By ; Li²
KAMU SEDANG MEMBACA
Vega Excercious
Teen FictionImajinasi hanyalah sebuah fiksi. Demikian juga seperti cerita sederhana sosok makhluk misterius ini. Raganya seakan seperti bongkahan es yang tak dapat di cairkan, hingga jiwa itu perlahan-lahan mulai mati begitu tak terelakkan. Balas dendam bukanla...