"Waktunya untuk bersenang-senang!"
***
Sore ini langit tak dapat menampakkan semburat merah jingganya. Tanpa di sadari, sedari tadi awan kelabu sudah mulai berkumpul menjadi satu seolah tengah membuat sebuah pertanda jika sebentar lagi akan ada waktunya mereka mencurahkan tetesan bening dari atas langit sana.
Sosok gadis yang tengah duduk di bangku sebuah kafe itupun sama sekali tak bergeming. Matanya terus terpejam, berbeda dengan indera pendengarannya kini yang mulai menelisik satu persatu suara bising di dalam ruangan itu.
Menelisik kembali. "Besok aku akan kemari-" Berhasil. Gadis itu menyeringai.
Kali ini, biarkan ia yang menanggung dosa itu.
••••••••
Kantin siang ini sangat ramai. Sama seperti kemarin, batin Ella. Ia bisa sampai di sini pun karena teman barunya yang mengajak. Jika tidak, mungkin ia akan memilih berkeliling untuk mencari Liora.
"Eh iya, balik sekolah ke mall yuk, gimana?" Clara, teman barunya itu mulai kembali membuka suara.
"Gaskeunlah!" Heboh Ghea terlihat sangat senang.
Kedua gadis itu sebelumnya adalah teman dekat, dan hanya mereka yang tak memiliki "circle" dalam lingkup kelas maupun sekolah.
"La, lo ikut ya? Harus sih" ujar Clara.
"Tapi aku di jemput, katanya setelah sekolah juga harus langsung pulang"
"Alah santai, ntar lo bareng kita aja. Ntar kita anter pulang, asli" ujar Ghea lantas di
setujui oleh Clara.Ella lantas menggaruk kepalanya yang tak gatal. Ia sebenarnya bisa menghubungi Seza agar tak menjemputnya. Namun, Seza pasti akan melaporkan hal itu pada Cleora hingga Cleora sendiri yang akan menjemputnya. Ucapan kakaknya itu sama sekali tak dapat ia bantah sedikitpun.
Gadis itu bimbang, apakah ia harus mengirimkan pesan pada Seza? Atau tidak?
••••••••
Pukul 3 sore, Seza di tugaskan oleh Cleora untuk menjemput Ella. Walau mungkin akan ada sedikit masalah nantinya. Seperti yang terjadi pada siang hari tadi, Ella mengirimkannya pesan agar ia tak menjemput gadis itu.
Namun Seza dengan cepat menolak tawaran Ella. Yang benar saja, nyawa gadis itu kini tengah di incar oleh musuh mereka, bahkan Ella pun baru saja keluar dari rumah sakit. Walaupun Ella tak begitu mengetahui semuanya, mereka pun juga tak akan pernah memberitahukan hal-hal tersebut.
Ini lah yang menyebabkan Seza kesulitan untuk membujuk Ella yang tengah menatap tajam dirinya kini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vega Excercious
Teen FictionImajinasi hanyalah sebuah fiksi. Demikian juga seperti cerita sederhana sosok makhluk misterius ini. Raganya seakan seperti bongkahan es yang tak dapat di cairkan, hingga jiwa itu perlahan-lahan mulai mati begitu tak terelakkan. Balas dendam bukanla...