"Kenapa kau harus kembali di saat situasi mengerikan seperti ini?"
***
Kedua kaki jenjang itu terus berlari ke arah gang sempit di ujung kota. Gadis dengan pakaian hitam itu tak menghiraukan seruan maupun gertakan dari berbagai suara tembakan peluru yang terus berusaha tertuju ke arahnya.
"Sialan, kenapa para bedebah itu terus saja mengejar ku" gerut gadis itu mulai melompat melewati sebuah tembok yang menghalangi jalannya itu.
"Liora Arckly! Berhenti sebelum diriku melesatkan peluru sekarang juga!" Seru seorang pria dengan wajah merah menahan emosi agar tak segera menembakan isi pistol karena mengingat sang ketua yang menyuruhnya untuk membawa gadis itu hidup-hidup.
Liora Arckly, atau ketua dari sebuah geng motor dengan nama besar mereka, "Thunder Zeus." Satu dari persekian kecil informasi yang di dapat, Thunder Zeus adalah geng motor yang sangat di gadang-gadangkan oleh berbagai kalangan dari generasi ke generasi hingga saat ini.
Mereka memiliki sebuah misi rahasia sedari awal generasi pertama. Ah tidak, terhitung hanya untuk anggota inti saja yang mengetahui apa isi dari sebuah misi rahasia tersebut.
Lupakan, hal ini akan semakin panjang untuk di ceritakan dari awal mula hingga silsilah dan terbentuknya sebuah geng hingga tepat pada generasi ke 4 ini.
Beralihlah pada sosok Liora yang kini tengah berlari cepat dan berusaha untuk tidak meninggalkan jejak agar gerombolan pria itu tak kembali mengejarnya. Walau kemungkinan akan selalu mencarinya hingga kedalam teluk dunia sekalipun.
"Claude, kau sedang bercanda? Cepat bersihkan bedebah itu. Tenaga ku terbuang sia-sia karena pria bau tanah yang terus mengejarku itu." Ujar Liora lewat Walkie Talkie yang berada di dalam genggamannya.
"Sebelum itu, apa yang akan ku dapat jika aku berhasil mengalahkan mereka?"
"Kau pikir surat kepemilikan itu hanya bonus untuk mu?" Ucap Liora sembari berdecih.
"Ah sayang sekali. Ku pikir kau sedang berbaik hati untuk memberikannya" balas sosok gadis di seberang sana.
"Tidak ada yang cuma-cuma di dunia ini. Cepat, aku sebagai ketua mu memberi tugas dan kerjakan dengan benar."
"Baik ketua, laksanakan." Ujar Claude dengan nada kesal.
Liora kembali menyimpan benda tersebut. Ia sesekali menoleh ke belakang, para pria itu tak lagi terlihat di belakangnya. Liora mulai memperlambat langkahnya. Sedikit menghela nafas namun pandangannya tak sengaja tertuju pada seorang gadis yang tengah berdiri di atas trotoar dengan satu koper berwarna biru di sampingnya.
Terlihat tengah berusaha untuk menghentikan sebuah Taksi namun sama sekali tak ada yang ingin berhenti di depannya. Liora menaikkan salah satu alisnya sedikit heran.
"Gadis itu sudah sampai?" Batin Liora dengan sedikit kegundahan di hatinya.
"Lio!"
Ingin segera pergi dari tempatnya berpijak saat ini, namun suara yang sudah 5 tahun tak pernah ia dengar itu mulai mengalun dan menyapa kembali gendang telinganya.
Dengan berat hati Liora kembali berbalik menghadap gadis yang tengah melangkah tergesa-gesa dan berusaha menyeret kopernya dengan susah payah itu.
"Ella? Apa yang kau lakukan di sini?"
"Apa kau bilang? Apa kau sedang serius bertanya? Seharusnya aku yang menanyakan pertanyaan itu pada mu!" Kesal Ella mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut sepupunya itu, walau ia tetap memilih untuk memeluk gadis yang sangat ia rindukan saat ini.
"Tidak, seharusnya kau berada–"
"Apa? Tahu apa kau tentang diriku? Dan ke mana saja kau selama ini? Kau bahkan tak menjengukku ketika aku sudah sadar. Aku jadi ingin kembali koma lagi jika–"
"Sudah, tutup mulutmu." Ujar Liora tanpa dosa menutup mulut Ella dengan telapak tangannya. Tidak tahu kah Liora jika gadis itu tengah sangat kesal padanya?
"Apa yang kau lakukan! Lepaskan!" Berontak Ella berusaha untuk melepaskan tangan saudara sepupunya yang selalu tak mengerti dengan suasana hatinya itu.
"Baiklah, diam. Maafkan aku."
"Aku sangat membencimu jika kau tahu" ucap gadis itu menatap kesal Liora.
"Ya, Claude akan segera kemari. Tunggu saja."
"Haish! Kau sedari dulu memang sangat menyebalkan!" Kesalnya lantas memukul lengan Liora.
"Ck, berhenti. Bagaimana dengan kaki mu?" Tanya Liora menghentikan aksi gadis itu.
"Kaki ku? Ada apa? Kaki ku masih utuh, kau tidak lihat? Aku tidak lumpuh!" Balas Ella begitu kesal dengan lontaran pertanyaan Liora baru saja.
Tidak salah, Liora menanyakan hal itu karena mungkin saja Ella akan lupa cara untuk berjalan karena sudah terbaring di atas tempat tidur selama 5 tahun, pikirnya.
Lagi pula gadis itu terlalu cepat pulih. Lihatlah, belum satu Minggu gadis itu berhasil terhindar dari mautnya yang berada di ujung tanduk, dan kini gadis itu malah sudah berpergian untuk pulang kemari.
"Tapi aku sangat merindukanmu." Ujar Ella lantas memeluk erat Liora.
"Ya, sudah lepaskan. Aku sesak"
"Kau tak merindukan ku, huh?!"
"Tidak, aku setiap hari selalu melihat wajah membosankan mu itu." Balas Liora walau tak sepenuhnya benar. Ya, ia memang sangat merindukan saudara sepupunya itu.
"Sampai kapan kalian akan terus mengabaikan ku?" Ujar seorang gadis yang sudah berada di dalam mobil hitam tak jauh dua meter dari keduanya.
"Claude? Sejak kapan kau ada di sini?" Ujar Ella sedikit terkejut.
"Aku? Tidak, aku bukan Claude. Kau salah orang nona." Ucap gadis itu dengan nada datarnya.
"Benarkah? Tapi kenapa sangat mirip? Lio, dia benar Claude kan?" Tanya Ella dengan raut polosnya.
"Tidak, dia hanya hantu yang sedang berkeliaran." Balas Liora asal.
"Cepat! Ingin pulang atau tidak, huh?!" Kesal Claude.
"Of course! I Miss you, Shean!"
"Don't call me Shean!"
***
Cast VE
Hello guys! Makasih udah baca, jangan lupa vote, comment and follow me! Thank you.
07-01-2023
By ; Li²
KAMU SEDANG MEMBACA
Vega Excercious
Teen FictionImajinasi hanyalah sebuah fiksi. Demikian juga seperti cerita sederhana sosok makhluk misterius ini. Raganya seakan seperti bongkahan es yang tak dapat di cairkan, hingga jiwa itu perlahan-lahan mulai mati begitu tak terelakkan. Balas dendam bukanla...