Aku kambek setelah ulangan membuatku depresi :')
●○●○●○●○
"So the meaning of PLAN is an activity do in the next time or in the future"
"And the social funcion is, for making plan and telling intention"
Sementara Miss Sowon menjelaskan diatas, Jay di kursinya memainkan pulpennya sambil memikirkan apa yang dia dengar beberapa hari lalu di ruang guru
Tentang penjepit kertas berwarna merah pada buku rapor Jungwon, Jay kembali menatap ke depan dimana Miss Sowon sedang mengecoh sembari tangannya bergerak apik di papan tulis dan sesekali memandangi muridnya memastikan tak ada yang tidak memperhatikannya
Jay menoleh kearah Ni-ki anak itu sibuk menatap kosong papan tulis dengan tangan yang memainkan pulpennya
Jay jadi ingat hari pertamanya di sekolah, Ni-ki berteriak memanggil Jungwon yang membuat Pak Dongmin sangat mara
Waktu itu Pak Dongmin sangat yakin dan menekankan bahwa Jungwon sudah meninggal, apakah dia ada sangkut pautnya dengan insiden yabg dialami Jungwon?
Tapi Jay ragu, jika benar Pak Dongmin terlibat kenapa dia tidak mengetahui alasan buku rapor Jungwon diberi penjepit kertas berwarna merah?
Apa Jungwon diintimidasi saat disekolah dan untuk menjaga nama baik sekolah, mereka menutup-nutupinya?
Jay sangat yakin Pak Dongmin ada sangkut pautnya dengan insiden Jungwon, atau bahkan Pak Dongmin tau bahwa Jungwon masih kritis di rumah sakit?
Dan Jay yakin, dia bisa mendapatkan sebuah informasi penting di-
'Tuk'
Sebuah remukan kertas mendarat di kepalanya, saat mendongak Jay sadar bahwa seisi kelas menatap kearahnya
Jay menengok kedepan dan mendapati Miss Sowon menatal tajam dirinya, Jay menegakkan badannya kaku
"Bisa sebutkan Generic Structure dari Plan, Jay-ssi?" Jay menahan nafasnya saat diberi pertanyaan itu
Sejak tadi dia tidak memperhatikan penjelasan Miss Sowon di atas, dan sekarang diberi pertanyaan, benar-benar bencana.
Jay melirik Ni-ki yang berada disampingnya bermaksud meminta tolong, kakinya bahkan menyenggol kaki pemuda itu namun tak di gubris
Ni-ki tetap sibuk mencorat coret asal halaman buku kosongnya, membuat Jay berasumsi bahwa otak anak disampingnya ini juga kosong.
"Saya tidak tahu Miss.." dengan pasrah Jay berucap lalu menunduk
"Huft, sudah saya duga." Miss Sowon berdecak kesal
"Saya dengar kamu murid baru?" Jay mendongak
"Benar Miss" Sowon menghela nafas panjang
"Baik saya maklumi, ini peringatan pertama jika kau kembali mengulang kau harus siap menerima konsekuensinya" mendengar itu Jay kembali bernafas lega
Namun berbeda dengan Jay teman-teman di kelasnya justru berseru tidak setuju
"Sudah-sudah, sekarang kembali perhatikan!."
●○●○●○●○
Jake berjalan dengan seorang guru perempuan didepannya, menuju kearah kelas yang akan ditempati Jake mengajar
"Anak-anak harap tenang!" Anak kelas yang tadinya rusuh langsung duduk ke tempat mereka masing-masing saat Bu Eunha selaku wali kelas mereka masuk ke kelas
"Perkenalkan ini Pak Shim Jake, beliau akan menjadi guru Matematika kalian menggantikan Bu Umji
Ada beberapa reaksi yang disaksikan Jake, membuat Jake tersenyum geli, ada yang manyun mungkin karena sudah nyaman dengan Bu Umji, ada yang bersorak karena mungkin kesulitan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan Bu Umji sebelumnya
"Baik bersikap baik pada guru kalian, dan jangan rusuh oke?, Kalau begitu saya duluan Pak" Jake membungkuk hormat saat Eunha hendak meninggalkan ruangan
"Baik, seperti yang kalian dengar dari wali kelas kalian, saya Shim Jake yang akan menggantikan guru matematika sebelumnya" seluruh anak dikelas bertepuk tangan memberi sambutan pada Jake dengan baik, membuat Jake menampilkan senyum nya
"Sebelum memulai pelajaran, alangkah baiknya kita berkenalan dulu"
"Dimulai dari..." Jake menatap bangku paling depan di samping kiri, yang membuat Jake terdiam
"S-sunoo..?"
●○●○●○●○
Jay berjalan dengan kotak makanan di tangannya dan se botol soda, menuju rooftop sekolah berniat memakan makanannya disana
"Hai!!" Jay menoleh kearah kanan dan mendapati Jungwon juga ikut jalan beriringan dengannya sambil memamerkan senyum cantiknya
"Mau kemana?" Jay terus berjalan tanpa menghiraukan Jungwon yang mulai manyun karena tidak diabaikan
"Kau masih marah?" Jay tetap diam bahkan setelah dia membuka pintu yang menghubungkan tangga dengan rooftop sekolah
Sebelum melangkah dari tangga Jungwon langsung menahan tangan Jay
Jay berbalik dan mendapati wajah pucat Jungwon
"Aku tidak mendengar apapun!!"
"Sungguh aku tidak berbohong!"
"Percaya padaku, tolong janga sakiti aku!"
"JANGAANN!!"
Jungwon meremas tangan Jay dengan kuat saat beberapa suara mulai berputar di kepalanya
"A-akh!" Jungwon memegang kepalanya yang terasa sangat sakit
"Jungwon!?, Apa yang yang terja-Hey!" Jay langsung merengkuh Jungwon yang hampir terjatuh dan membawanya kearah ruangan didekat tangga
"Kau kenapa!?" Tanya Jay panik sembari memegang kedua bahu Jungwon panik
Jungwon dengan gemetar menatap mata Jay yang memancarkan kekhawatiran
Pupil mata itu nampak bergerak risau, menatapnya dengan dalam
Dan entah apa yang merasuki Jungwon
Bukannya menjawab pertanyaan Jay, Jungwon malah menarik tengkuk Jay dan menubrukkan bibirnya pada bibir tebal Jay
Jay sendiri sangat shock, apa yang terjadi!?, Pikirnya
Secara tiba-tiba semuanya terjadi, Jay menatap mata Jungwon yang tertutup rapat, melihat hal itu Jay ikut menutup matanya dan semakin merengkuh Jungwon
Memperdalam ciuman tiba-tiba itu.
●○●○●○●○
Nahlooohh
Karena jadwal yang padat, kayaknya aku bakal jarang up lagi deh 😔
Tapi kalo sempat aku usahain kook
KAMU SEDANG MEMBACA
✓After Meet The Ghost || Jaywon [End]
Fanfiction[COMPLETED] Setelah bertemu dengan Jungwon, Jay jadi sadar Tidak semua hantu se menyeramkan imajinasinya, karena bukti bahwa hantu yang saat ini dia bantu memiliki sifat menjengkelkan, sudah ada didepan mata. •bxb (salpak ku slebew kau!) •Jaywon a...