○●○●○●○
Jungwon memasuki kamar dengan perlahan, memperhatikan seorang pemuda tertidur dengan kening mengerut
Jungwon mendekat dan duduk diatas kasur, disamping tubuh Jay yang sedang tertidur
Jungwon mengangkat tangan dinginnya untuk mengelus kening Jay yang berkerut, apa yang dipikirkan pemuda ini sebelum tidur hingga keningnya nampak berkerut seperti ini?
Tak sadar bahwa dia adalah alasan utamanya.
Jungwon menatap wajah Jay, perasaan aneh menghampirinya, ada rasa bahagia sedih dan marah semuanya bercampur
Mata Jungwon mulai bergetar dan tak lama meneteskan kristal bening, rasanya benar-benar aneh
Jungwon bahagia karena memilih Jay sebagai tempatnya untuk meminta bantuan, marah jika mereka akan gagal dalam menyelamatkan dirinya, dan sedih setelah mengetahui apa yang akan terjadi setelah mereka berhasil mengungkap kejadian sebenarnya
Jungwon semakin terisak setelah mendapatkan sebuah ingatan tentang apa yang akan terjadi setelah Jungwon berhasil atas bantuan Jay, dan aoa yang akan terjadi jika mereka tak berhasil
Jika mereka tak berhasil kemungkinan besar Jungwon akan diberi dua kesempatan lagi untuk meminta bantuan pada orang lain, namun dengan catatan dia akan hilang dari ingatan Jay walau Jay akan merasakan kehilangan sesuatu dan merasakan kehampaan
Namun jika mereka berhasil, Jungwon akan terbangun dari komanya dan melupakan perjuangannya sebagai arwah, Jay akan hilang dari ingatannya.
Disaat itulah Jungwon akan kembali muncul dalam ingatan Jay, namun semuanya sudah terasa berbeda
Apapun jalannya, tak ada akhir yang membahagiakan.
Jungwon menangis, mengapa dia harus dipertemukan dengan Jay dalam kondisi sulit seperti ini?
Suara isakan Jungwon nampaknya membangunkan Jay dari tidurnya
Dia terkejut melihat Jungwon yang terisak dengan kepala menunduk dalam dan tangan yang meremas seragam sekolahnya
Jay terbangun dan duduk, belum memanggil Jungwon, dia masih menunggu sosok itu mendongak dan menatapnya
Namun bukan kepala mendongak yang didapatkan Jay, justru pelukan kuat dari Jungwon
Jay mengelus punggung Jungwon bermaksud menenangkan sosok didekapannya ini
Jungwon dengan terbata mengucapkan
"Sudah.. ki-kita berhenti saja.." Jay langsung melonggarkan pelukannya dan menatap penuh tanya pada Jungwon
"Apa maksudnya??" Jungwon menggeleng masih tetap menangis
"Semua akan sia-sia.." dari kalimat itu Jay sadar, dirinya harus bergersk lebih cepat lagi.
○●○●○●○
Jay mengelus rambut Jungwon yang berada di pangkuannya memeluk dirinya dengan erat masih dengan isakan isakan kecil
Jungwon mendongak menatap Jay, kemudian berucap
"Jangan lupakan aku" Walaupun Jungwon tau hal itu yang akan terjadi suatu saat nanti
Jay tersenyum teduh, merapihkan anak rambut Jungwon
"Bagaimana bisa aku melupakanmu?" Jay berucap lembut masih dengan senyumannya
"Kau adalah tanggung jawabku, dan aku menolak melupakan tanggung jawabku." Jungwon tersenyum getir, walau Jungwon tau tanpa sadar Jay sedang mengucapkan sebuah kebohongan
"Yang Jungwon." Jungwon menatap Jay seolah menunggu ucapan selanjutnya
Tapi yang terjadi adalah Jay yang menarik tengkuk Jungwon dan menyatukan bibir dingin Jungwon dengan bibirnya
Memberikan lumatan-lumatan kecil pada bibir yang terasa dingin dibibirnya
Setelah ciumannya dilepas, Jay kembali mengucapkan sesuatu
"Aku mencintaimu."
○●○●○●○
Jake melamun di sebuah kafe, cuaca diluar agak mendung
Segelas kopi hangat berada di genggamannya, matanya menatap kosong kearah jendela yang memperlihatkan orang-orang sedang berlalu lalang menuju tempat kerja mereka
Jake memandang jam tangannya, sebentar lagi dia harus ke sekolah.
Jake berdiri dan berjalan, karena tidak terlalu fokus saat berbalik dia malah menabrak seorang pemuda yang memegang gelas capuccino di tangannya
Kopi itu tumpah dan mengotori kemeja pemuda itu, Jake yang merasa bersalah segera mengambil tisu dan membantu pemuda itu dengan mengelap kemejanya
Namun tangannya ditahan dan digenggam
"Jake?" Jake mendongak dan mendapati Heeseung menatapnya, kemudian tersenyum dan hendak berdiri
Jake tentu langsung membantu Heeseung berdiri dari posisi terjatuhnya
"Maafkan aku, aku tidak fokus sehingga menabrakmu, ak-aku" Ucapan Jake seketika terhenti saat Heeseung menepuk pundaknya dan dengan tersenyum mengatakan
"Tidak apa-apa"
Heeseung kemudian beranjak meninggalkan Jake menuju toilet kafe
Jake terdiam masi berdiri dengan terpaku, tatapan itu, nada ucapan lembut itu
Seingat Jake hanya pernah dilontarkan untuk Sunoo
Namun kenapa terasa sama dengan cara Heeseung mengucapkannya
Jake memegang dadanya, berdebar kencang
Perasaan ini hanya pernah dirasakan saat Sunoo menatapnya dengan lembut
Apa yang terjadi padanya?
○●○●○●○
Jake berjalan di sepanjang koridor dengan tatapan kosong dan langkah yang sedikit lambat
Sunoo yang hendak membuang sampah di luar kelasnya menatap aneh pada guru muda itu
Sunoo merasa hatinya sedikit bergerak, dia menghampiri Jake yang tiba-tiba saja berhenti didepan kelas Sunoo, tengah menatap Sunoo
Sunoo sendiri melambatkan langkah kakinya
Jake gelagapan dan bersiap untuk pergi
Sunoo dengan cepat menahan lengan gurunya itu
"A-ada yang ingin saya bicarakan pak"
○●○●○●○
KAMU SEDANG MEMBACA
✓After Meet The Ghost || Jaywon [End]
Fanfiction[COMPLETED] Setelah bertemu dengan Jungwon, Jay jadi sadar Tidak semua hantu se menyeramkan imajinasinya, karena bukti bahwa hantu yang saat ini dia bantu memiliki sifat menjengkelkan, sudah ada didepan mata. •bxb (salpak ku slebew kau!) •Jaywon a...