O.13

924 114 2
                                    

○●○●○●○

Jungwon memasuki kamar dengan perlahan, memperhatikan seorang pemuda tertidur dengan kening mengerut

Jungwon mendekat dan duduk diatas kasur, disamping tubuh Jay yang sedang tertidur

Jungwon mengangkat tangan dinginnya untuk mengelus kening Jay yang berkerut, apa yang dipikirkan pemuda ini sebelum tidur hingga keningnya nampak berkerut seperti ini?

Tak sadar bahwa dia adalah alasan utamanya.

Jungwon menatap wajah Jay, perasaan aneh menghampirinya, ada rasa bahagia sedih dan marah semuanya bercampur

Mata Jungwon mulai bergetar dan tak lama meneteskan kristal bening, rasanya benar-benar aneh

Jungwon bahagia karena memilih Jay sebagai tempatnya untuk meminta bantuan, marah jika mereka akan gagal dalam menyelamatkan dirinya, dan sedih setelah mengetahui apa yang akan terjadi setelah mereka berhasil mengungkap kejadian sebenarnya

Jungwon semakin terisak setelah mendapatkan sebuah ingatan tentang apa yang akan terjadi setelah Jungwon berhasil atas bantuan Jay, dan aoa yang akan terjadi jika mereka tak berhasil

Jika mereka tak berhasil kemungkinan besar Jungwon akan diberi dua kesempatan lagi untuk meminta bantuan pada orang lain, namun dengan catatan dia akan hilang dari ingatan Jay walau Jay akan merasakan kehilangan sesuatu dan merasakan kehampaan

Namun jika mereka berhasil, Jungwon akan terbangun dari komanya dan melupakan perjuangannya sebagai arwah, Jay akan hilang dari ingatannya.

Disaat itulah Jungwon akan kembali muncul dalam ingatan Jay, namun semuanya sudah terasa berbeda

Apapun jalannya, tak ada akhir yang membahagiakan.

Jungwon menangis, mengapa dia harus dipertemukan dengan Jay dalam kondisi sulit seperti ini?

Suara isakan Jungwon nampaknya membangunkan Jay dari tidurnya

Dia terkejut melihat Jungwon yang terisak dengan kepala menunduk dalam dan tangan yang meremas seragam sekolahnya

Jay terbangun dan duduk, belum memanggil Jungwon, dia masih menunggu sosok itu mendongak dan menatapnya

Namun bukan kepala mendongak yang didapatkan Jay, justru pelukan kuat dari Jungwon

Jay mengelus punggung Jungwon bermaksud menenangkan sosok didekapannya ini

Jungwon dengan terbata mengucapkan

"Sudah.. ki-kita berhenti saja.." Jay langsung melonggarkan pelukannya dan menatap penuh tanya pada Jungwon

"Apa maksudnya??" Jungwon menggeleng masih tetap menangis

"Semua akan sia-sia.." dari kalimat itu Jay sadar, dirinya harus bergersk lebih cepat lagi.

○●○●○●○

Jay mengelus rambut Jungwon yang berada di pangkuannya memeluk dirinya dengan erat masih dengan isakan isakan kecil

Jungwon mendongak menatap Jay, kemudian berucap

"Jangan lupakan aku" Walaupun Jungwon tau hal itu yang akan terjadi suatu saat nanti

Jay tersenyum teduh, merapihkan anak rambut Jungwon

"Bagaimana bisa aku melupakanmu?" Jay berucap lembut masih dengan senyumannya

"Kau adalah tanggung jawabku, dan aku menolak melupakan tanggung jawabku." Jungwon tersenyum getir, walau Jungwon tau tanpa sadar Jay sedang mengucapkan sebuah kebohongan

"Yang Jungwon." Jungwon menatap Jay seolah menunggu ucapan selanjutnya

Tapi yang terjadi adalah Jay yang menarik tengkuk Jungwon dan menyatukan bibir dingin Jungwon dengan bibirnya

Memberikan lumatan-lumatan kecil pada bibir yang terasa dingin dibibirnya

Setelah ciumannya dilepas, Jay kembali mengucapkan sesuatu

"Aku mencintaimu."

○●○●○●○

Jake melamun di sebuah kafe, cuaca diluar agak mendung

Segelas kopi hangat berada di genggamannya, matanya menatap kosong kearah jendela yang memperlihatkan orang-orang sedang berlalu lalang menuju tempat kerja mereka

Jake memandang jam tangannya, sebentar lagi dia harus ke sekolah.

Jake berdiri dan berjalan, karena tidak terlalu fokus saat berbalik dia malah menabrak seorang pemuda yang memegang gelas capuccino di tangannya

Kopi itu tumpah dan mengotori kemeja pemuda itu, Jake yang merasa bersalah segera mengambil tisu dan membantu pemuda itu dengan mengelap kemejanya

Namun tangannya ditahan dan digenggam

"Jake?" Jake mendongak dan mendapati Heeseung menatapnya, kemudian tersenyum dan hendak berdiri

Jake tentu langsung membantu Heeseung berdiri dari posisi terjatuhnya

"Maafkan aku, aku tidak fokus sehingga menabrakmu, ak-aku" Ucapan Jake seketika terhenti saat Heeseung menepuk pundaknya dan dengan tersenyum mengatakan

"Tidak apa-apa"

Heeseung kemudian beranjak meninggalkan Jake menuju toilet kafe

Jake terdiam masi berdiri dengan terpaku, tatapan itu, nada ucapan lembut itu

Seingat Jake hanya pernah dilontarkan untuk Sunoo

Namun kenapa terasa sama dengan cara Heeseung mengucapkannya

Jake memegang dadanya, berdebar kencang

Perasaan ini hanya pernah dirasakan saat Sunoo menatapnya dengan lembut

Apa yang terjadi padanya?

○●○●○●○

Jake berjalan di sepanjang koridor dengan tatapan kosong dan langkah yang sedikit lambat

Sunoo yang hendak membuang sampah di luar kelasnya menatap aneh pada guru muda itu

Sunoo merasa hatinya sedikit bergerak, dia menghampiri Jake yang tiba-tiba saja berhenti didepan kelas Sunoo, tengah menatap Sunoo

Sunoo sendiri melambatkan langkah kakinya

Jake gelagapan dan bersiap untuk pergi

Sunoo dengan cepat menahan lengan gurunya itu

"A-ada yang ingin saya bicarakan pak"

○●○●○●○

✓After Meet The Ghost || Jaywon [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang