Pagi Buta (katanya)

3.2K 250 8
                                        


Saat ini jam sudah menunjukkan pukul 6 pagi namun tidak ada tanda-tanda kehidupan di dalam kost 48. Bahkan Gaby sebagai yang tertua pun masih belum menunjukkan tanda jika ia akan keluar dari kamarnya, padahal Gaby termasuk orang yang suka sekali bangun pagi.

Hingga ketika jam sudah menunjukkan pukul 6.30 pagi Shani keluar dari kamarnya dengan keadaan yang belum rapih sama sekali selayaknya orang yang baru bangun tidur.

"Astaga ini udah jam berapa? Udah jam setengah tujuh? Kok belum ada yang bangun sih jam segini," kaget Shani ketika gadis cantik itu melihat ke arah jam dinding yang terpasang di ruang tamu.

Dengan segera Shani pergi ke kamar Gaby karena ia yakin bahwa si sulung itu belum bangun dari tidur nyenyaknya. Sambil berusaha mengikat rambutnya yang masih berantakan Shani berjalan cepat karena letak kamarnya dengan kamar Gaby yang cukup jauh.

Ketika sudah sampai di depan kamar kakak tertuanya Shani pun mengetuk pintu dengan tempo yang cukup cepat. Sambil merapalkan beberapa kata, berharap agar Gaby cepat bangun dari tidurnya.

Tok tok tok

"Kak Gaby! Ayo bangunn Kak! Udah jam setengah tujuh sekarang. Adek-adek yang lain juga pada belum bangun Kak," dengan sekuat tenaga Shani berusaha membangunkan Gaby.

Akhirnya setelah hampir 5 menit Shani mengetuk pintu kamar Nadalia dengan sedikit teriakan sang pemilik kamar pun membuka pintunya.

"Kenapa sih Dek? Kamu bangunin aku udah kayak ada kebakaran aja sih, heboh banget deh," sahut Gaby dengan wajah yang terlihat lelah. Dilihat sekilas saja Shani sudah bisa menebak hal yang membuat si sulung terlihat sangat lelah.

"Maaf deh kak kalo aku banguninnya terlalu heboh, tapi mending sekarang Kakak liat ke arah jam," dengan malas Gaby mengikuti arahan dari Shani sambil berusaha menahan kantuknya.

Betapa terkejutnya ia ketika melihat jam sudah menunjukkan pukul 7 kurang 20 menit. Bagaimana bisa ia tidak terbangun? Padahal dirinya selalu memasang alarm pada pukul 4.30 pagi.

"Astaga Dek udah jam segini, terus Adek-adek yang masih sekolah gimana? Mereka udah pada berangkat atau masih di kamar?" tanya Gaby dengan wajah yang cukup pucat.

"Gimana mereka mau berangkat sih Kak, kita berdua aja bangunnya telat begini. Pasti masih pada tidur semua mereka, Kak Cindy juga belum bangun kayaknya," mendengar hal itu Gaby pun berdecak pelan.

"Cindy mana mungkin bangun jam segini? Kalo gitu kamu tolong bangunin Anin ya Shan? Cindy biar aku aja yang bangunin. Nanti kalo udah selesai bangunin si Anin kamu langsung ke ruang makan aja, kumpul di sana buat bangunin adek yang lain," Shani mengangguk cepat dan segera meninggalkan Gaby yang masih terdiam di depan pintu kamar.

Untung saja kamar Gaby dengan Anin tidak terlalu jauh, jadi Shani tidak perlu capek-capek berlarian untuk membangunkan Anin.

Sama seperti ketika membangunkan Gaby tadi, ketukan pintu yang cepat dan suara yang cukup tinggi dikerahkan oleh Shani untuk membangunkan Anin yang memang cukup sulit untuk dibangunkan. Dan untung saja kali ini Shani tidak perlu lama-lama membangunkan Anin karena gadis pendek itu sudah bangun dari tidurnya.

"Ci Shani berisik banget deh, tumben banget sih banguninnya sampe teriak kayak gitu. Ada apa emangnya Cici Shani yang cantik dan baik hati?" Tanya Anin yang baru saja keluar dari kamarnya dengan keadaan yang tidak jauh berbeda dengan Gaby sebelumnya.

"Nggak usah banyak tanya dulu deh kamu Nin, mending sekarang kita langsung ke ruang makan kayaknya Kak Gaby sama Kak Cindy udah ada disana."

Dengan secepat kilat Shani meraih tangan Anin untuk menarik gadis yang lebih pendek darinya itu ke tempat yang sudah Shani sebut tadi tanpa mempedulikan rengekan Anin yang terdengar cukup kuat. Terlihat sudah ada Gaby dan juga Cindy yang baru saja bangun dari mimpi indahnya. Shani dan Anin pun menghampiri mereka dan berdiri dihadapan kedua gadis tertua itu.

Kost 48Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang