Pagi harinya seluruh penghuni kost sudah bersiap untuk sarapan di meja makan, sama seperti malam sebelumnya ketika Ara ditemukan. Tidak ada obrolan atau canda tawa seperti hari biasanya, suasana di ruang makan sangat hening.
Dimana Ara? Gadis itu masih terlelap di dalam kamarnya, semalam hampir seluruh penghuni kost bergantian untuk menjaga Ara, kecuali para gadis yang masih bersekolah. Namun gadis itu seperti enggan untuk membuka matanya walaupun hanya sedetik, mereka semua pun memaklumi karena sebelumnya dokter Melody berkata jika dirinya telah menyuntikkan obat penenang untuk Ara agar gadis itu tidak melakukan hal yang berbahaya ketika sudah siuman, namun sepertinya obat itu justru membuat Ara bertahan dalam lelapnya.
Mereka semua makan dengan nikmat hingga tiba-tiba Christy mendengar suara langkah dari arah tangga, dengan cepat ia menolehkan kepalanya ke sumber suara. Ia sangat yakin jika seluruh penghuni kost sudah berada di ruangan ini dan duduk di meja makan bersama dengannya, kecuali satu orang dan orang itu adalah Ara yang memang masih nyaman dengan matanya yang terpejam ketika Christy menengoknya tadi.
"Kak Ara?" Cicitnya dengan pelan.
Chika yang duduk disebelah sang adik pun langsung memalingkan wajahnya, ternyata benar ada Ara sedang menuruni tangga dengan sedikit tertatih, sepertinya gadis itu masih merasakan sakit disekujur tubuhnya. Dengan langkah yang tergopoh-gopoh Chika menghampiri Ara dan memeluk kekasihnya sangat erat.
"Aw aw sakit Kak, kamu kenapa sih? Pelan-pelan dong badan aku sakit semua tau ini," ringis Ara setelah merasa tubuhnya ditabrak secara tidak manusiawi oleh kekasihnya, Chika.
Chika akhirnya tersadar jika kondisi Ara belum pulih dan segera melepas pelukannya mengingat kondisi sang kekasih semalam, ia membawa Ara untuk duduk di salah satu kursi yang kosong.
"Kamu mau makan pake apa? Aku suapin ya Ra?" Ara hanya mengangguk lemah, tidak ada yang berani untuk membuka suara dan bertanya kepada gadis itu tentang hal yang dirinya alami kemarin.
Dalam waktu 15 menit seluruh penghuni kost pun selesai makan dan langsung bergegas untuk berangkat ke kantor, kampus, serta sekolah terkecuali para gadis yang sedang tidak ada jadwal kelas.
Sekarang hanya tersisa Ara, Chika, Gaby, Jinan, Jesslyn, Indah dan juga Gracia yang memang sengaja cuti untuk memantau perkembangan Ara. Ketujuh gadis itu sedang bersantai di ruang keluarga menonton series kesukaan mereka semua.
"Aku sebenernya kenapa sih? Kok badan aku bisa banyak lebam gini? Kepala aku juga ada perban kayak gini, sebenernya aku kenapa?" Tanya Ara, membuat keenam gadis yang sedang fokus dengan tontonannya itu mengalihkan pandangannya.
"Emangnya kamu gak inget sama sekali Ra?" Tanya Gracia bingung.
"Yang aku inget tuh semalem aku mau ngambil minum terus aku keluar sebentar buat nyari angin, cuma di teras kok abis itu aku gak inget apa-apa lagi," jelas Ara secara singkat.
"Tadi juga aku ngeliat anak-anak yang sekolah kok pada pake seragam kotak-putih? Bukannya sekarang hari senin ya?" lanjut Ara dengan wajah yang terheran-heran.
"Ra, sekarang udah hari Selasa dan bukan hari Senin lagi."
Penuturan Indah membuat Ara menjadi keheranan, jika sekarang hari selasa lalu pada hari senin kemarin ia kemana? Mengapa ia tidak bisa mengingat apapun? Sebenarnya apa yang terjadi dengan dirinya kemarin?
Seluruh pertanyaan itu berputar di dalam otaknya secara terus menerus membuat kepala gadis itu menjadi nyeri bukan kepalang, rasanya bahkan lebih sakit dibandingkan dengan kepala yang terbentur ke tembok.
"Sekarang hari Selasa? Terus hari Senin aku kenapa? Kenapa aku gak inget apa-apa tentang hari itu? Tolong ceritain ke aku Ci, aku beneran gak inget sama sekali," pinta Ara dengan nada yang memohon kepada sang kakak.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kost 48
Mystery / ThrillerKisah 33 gadis yang tinggal di dalam satu tempat bernama kost 48, seperti apa isi dari kost an itu? ⚠️Disclaimer⚠️ gxg area!! homophobic DNI. Up sesempetnya aja