Weekend 2.0

1.2K 116 2
                                    

Seluruh gadis masih sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing, contohnya Chika dan Ara yang masih sibuk bermanja di gazebo. Padahal yang lain sudah berpindah ke garasi kost mereka untuk berolahraga.

"Itu yang kerjaannya pacaran mulu di gazebo tolong banget kesini ya, olahraga bareng-bareng kita biar badannya gak pada jompo semua kayak si Jesslyn. Raa coba sini kamu Ra jangan diajakin pacaran mulu Chika nya, anak orang jadi jompo nanti karena kamu," ujar Anin dengan suara yang cukup lantang, membuat seluruh perhatian gadis yang sedang berolahraga di sana jadi teralihkan.

"Weh Kak Anin kok gue dibawa-bawa sih? Mentang-mentang gue udah jompo," protes Jesslyn membuat seluruh temannya tertawa.

Eli yang sangat senang menggoda Chika dan Ara pun ikut-ikutan berbicara seperti Anin. Memang sangat seru menggoda kedua gadis yang sedang dimabuk asmara itu.

"Tau nih betah banget nempel mulu, giliran berantem aja kayak orang gak kenal."

"Lah emang pernah berantem?" Tanya Dey serta Mira secara bersamaan.

Kedua gadis itu tertawa dengan kencang karena sadar pertanyaan yang mereka lontarkan benar-benar sama persis.

"Pernah waktu itu, di kost cuma ada gue, mereka berdua, sama Indah soalnya yang lain lagi pada kerja, sekolah, sama kuliah. Kalian semua tau gak si? Gue kasian banget sama Indah, dia ngeliat Chika sama Ara berantem kayak orang stress, masih satu ruangan tapi kalo ngobrol harus disampein orang lain dulu baru mau dibales, mana dia duduk di tengah-tengah mereka berdua lagi pas berantem," Indah yang awalnya diam pun jadi ikut berbicara.

"Ih iya lagi, untung aja Kak Eli langsung ngambilin stok es krim di kulkas, kalo gak gitu mungkin ada perang yang aneh-aneh."

"Pasti berantemnya gara-gara makanan ya? Gue juga pernah ngerasain soalnya pas lagi jalan sama mereka, ada si Oniel sama Kak Anin. Idih mau balik aja gue rasanya, untung Kak Anin langsung narik tangan Ara buat diajak jalan sebentar gitu."

Ara yang merasa jika dirinya terpojoki oleh gadis-gadis itu pun langsung protes, ia tidak terima dipojoki seperti ini. Padahal biasanya Chika juga tidak jauh berbeda dengan dirinya jika sedang bertengkar.

"Heh cukup ya kakak-kakak sekalian, gak usah buka kartu gitu dong. Ini full team nih ah ilah, please banget ini mah."

"Kamu malu Ra? Padahal kalo berantem kayak gitu yang ngeselin kan kamu duluan, belum aja Christy ikutan ngomong. Ya gak dek?"

Christy dengan gelagapan mengangguk, jujur saja ia takut dengan Ara tetapi Kakaknya yaitu Chika akan jauh lebih menyeramkan daripada Ara jika sedang marah atau merajuk dengan dirinya. Jadi ia memilih untuk bermain aman saja, ia tidak mau melihat Kakak tersayangnya itu marah.

"Kak Chika curang nih masa pake backingan, kalo gitu aku ikutan deh. Emang aku ngeselin Dek kalo berantem sama Kak Chika?" tanya Ara kepada Zee yang sedaritadi hanya berdiam diri.

"Hah? Duh gak tau ya, aku gak ikut-ikutan ah takut sama Kak Gre," gelak tawa keluar dari seluruh gadis yang berada disana.

"Ah sudah lah mending aku masuk aja ke kamar aja, males banget dibully mulu kalo ada disini," ujar Ara dengan suara yang melemah.

Melihat kekasihnya ingin beranjak, Chika langsung menahan pergelangan tangan sang kekasih dan menariknya ke dalam pelukan. Chika sangat menggemaskan jika sedang merajuk seperti saat ini, andai saja mereka tidak sedang di depan banyak orang sudah pasti ia menciumi bibir kekasihnya itu dengan gemas.

"Gak usah ngambek kayak gitu, kita semua cuma bercanda sayang. Maafin aku ya?" Ara hanya diam namun membalas pelukan kekasihnya, itu berarti Ara menerima permintaan maaf dari Chika dengan senang hati.

Kost 48Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang