"Apa yang loe lakuin sama Ilona tadi? Kenapa Ilona bisa tenhggela?" tanya Arzan.
Walaupun Arzan terlihat prik tetapi Arzan sangat menyeramkan jika sedang marah.
"Gua gak lakuin apa-apa, orang tadi Ilona jatuh sendiri!"
"Awas loe, gua gak bakalan tinggal diam! Kalau loe ketahuan mencelakai Ilona lagi!"
Mereka semua pun pulang, Olive menghilang entah kenapa. Ilona pulang dengan naik mobil, Kevin memberikan jaket kepada Ilona.
"Pakai jaket biar gak dingin!"
Ilona menerima jaket itu lalu masuk ke dalam mobil, mobil Haikal duluan pergi.
Hanya tersisa Morgan dan Kevin, Morgan sudah naik di atas motor dan sedang memasang helm.
Kevin berjalan mendekati Morgan, "Katakan yang sebenarnya, kenapa loe ada disini?"
"Kan gua udah bilang tadi!"
"Gua gak percaya! Itu alasan loe aja kan?"
Kenapa Kevin sangat ingin mengetahui kebenarannya, kalau tidak ada Morgan disana. Mungkin Ilona tidak akan selamat.
"Ini bukan sebuah kebetulan! Udah dua kali, tadi pagi saat di tangga roftop. Kenapa bisa loe ada disana!"
Handphone Morgan berdering, Morgan pun mengangkat panggilan telepon dari Mamanya itu.
Pasti di rumah mamanya sedang menunggu kepulangan Morgan.
"Hallo Ma!"
"Kamu dimana Morgan? Cepetan pulang udah mau sore, kamu belum pulang ke rumah udah kelayapan aja!"
Habis dia kena omel, "Iya Ma, sebentar lagi aku pulang kok!"
Panggilan telepon berakhir. Di dalam hati ia banyak mengucapkan terimakasih kepada Mamanya itu, karena mamanya ia bisa pergi dan menghindari pertanyaan Kevin.
"Gua cabut dulu ya! Udah di suruh pulang sama nyokap!"
Morgan pun buru-buru pergi dari sana, Kevin mendesis kesal kenapa Morgan selalu terlihat gugup.
"Apa jangan-jangan Morgan suka sama Ilona? What, tapi kan Morgan tuh... Ah, taulah!!"
_______
Sesampainya di rumah Ilona, Ilona turun dari mobil dengan masih memakai jaket Kevin.
"Makasih ya kalian semuanya!"
"Iya kita duluan ya!"
Ilona melambaikan tangannya, setelah mobil Haikal sudah keluar dari pintu gerbang rumahnya. Ilona berjalan masuk ke dalam rumahnya.
"Aku pulang!"
"Kamu udah pulang Lona? Sekarang kamu mandi dulu, nanti turun buat makan malam! Mama udah masakin makanan kesukaan kamu!"
Mata Ilona sedikit membulat, sudah sangat lama sekali Anita tidak memasak makanan kesukaan Ilona. Bahkan Ilona sampai berpikir jika Anita sudah melupakan makanan favorit nya itu.
"Serius Ma?"
"Iya dong!"
Ilona pun naik ke atas tangga dan segera mandi, setelah selesai Ilona turun menuju meja makan.
Dari aromanya saja Ilona bisa merasakan jika ini benar-benar masakan Anita, Ilona sangat-sangat merindukan nya.
"Kok tumben Mama masak, makanan kesukaanku?"
"Kenapa emangnya gak suka?"
"Ya suka dong, makasih ya Ma," ucap Ilona.
Ingin sekali Ilona memeluk Mamanya itu, tetapi rasa gengsi nya karena hubungan Ilona dengan Anita sudah jauh tidak seperti waktu kecil.

KAMU SEDANG MEMBACA
ILONA
Teen FictionTanggal 11 November merupakan tanggal kematian adik Ilona bernama Luna, sejak saat kematian adiknya Ilona hidup Ilona di penuh dengan dendam nya. Pasal nya Luna merupakan adik kesayangan Ilona, Luna pindah sekolah hanya untuk membalas dendam kepada...