8. Musuh Ilona

4 6 0
                                    

Saat pagi hari, Ilona berjalan menuruni tangga dengan tubuhnya yang lesu seperti tidak bersemangat.

Ia masih teringat dengan mimpinya semalam, dari bawah Anita melihat anaknya itu seketika mengereyit.

"Lona kenapa itu?" tanya Anita.

Seketika Galvin pun menoleh, alisnya terangkat. Tumben sekali Ilona terlihat lesu, seperti ada yang di pikirkan.

"Tumben lesu? Biasanya juga bertingkah tak karuan!"

Ilona mengangkat wajahnya menatap orang tua nya sembari memutar malas bola matanya, Ilona menghembuskan nafas kasar.

"Lagi gak mood!"  Ilona duduk di kursi, untuk hari ini ia akan sarapan di rumah saja. Tentu membuat kedua orang tua Ilona sedikit terkejut.

Alis Anita terangkat menatap suaminya, seketika Galvin mengangkat sedikit bahunya. Ia juga tidak mengerti, seperti Ilona sedang ada masalah. Anita mengoleskan selai nanas di roti untuk sarapan Ilona.

Tentunya Anita harus melayani Ilona dengan baik, Anita memberikan segelas susu kepada Ilona. Sedari tadi Anita terus menatap putrinya itu.

"Kamu ada masalah Lona?"

Seketika wajah Ilona terangkat menatap Anita, Anita tersenyum berharap Ilona ingin cerita walaupun sangat mustahil karena selama ini Ilona sama sekali tidak pernah menceritakan masalahnya. Ilona kembali menundukan wajahnya lalu melahap sarapannya kembali dan menghabiskannya.

"Aku udah selesai! Aku berangkat dulu ya Ma, Pa!"

Sebelum berangkat sekolah Ilona mencium punggung tangan kedua orang tuanya itu, lalu berjalan keluar dan saat ia membuka pintu rumahnya. Terlihat Kevin yang sedang nangkring di motornya.

"Sejak kapan loe disini?" tanya Ilona.

"Sejak kemarin malam! Dah yuk buruan naik, panas nah!" 

Ilona tersenyum tipis, ia naik ke motor Kevin. Kevin menyetir motornya dengan kecepatan tinggi. Ia memang sengaja karena Ilona tidak akan pernah takut saat di bawa kebut-kebutan oleh Kevin, Ilona mengeratkan pegangannya di perut Kevin.

Ia merasakan kebahagiaan dan ketenangan saat berada di dekat Kevin, mungkin karena Ilona sudah menganggap Kevin sebagai Kakaknya sendiri. Healing terbaik Ilona adalah saat di bawa kebut-kebutan oleh Kevin.

Shittt!

Mereka sudah sampai di sekolah, dan terlihat sudah banyak sekali siswa dan siswi berangkat ke sekolah. Saat Kevin membuka helm nya, seluruh siswi yang memandang Kevin dengan sangat kagum bahkan ada yang memotret nya.

"Mereka semua waras gak sih?" gumam Ilona.

Kevin dan Ilona berjalan masuk ke dalam, dan Ilona merasa bahwa dirinya dan Kevin menjadi sorotan siswi-siswi, ada yang menatap Ilona tidak suka. Ilona pun buru-buru masuk ke dalam kelas meninggalkan Kevin.

Saat di dalam kelas ia melihat teman sebangkunya, Tiara. Gadis itu sepertinya selalu berangkat sangat pagi, kini gadis itu sedang membaca novel sembari tersenyum-senyum. Kenapa orang kalau sedang baca novel pasti senyum-senyum?

"Ra, loe gak papa kan?" tanya Ilona memastikan, karena sedari Tiara terus senyum-senyum sendiri.

Tiara menatap Ilona dengan masih tersenyum, ia tertawa kecil karena tidak kuat menahan kupu-kupu yang berada di dalam perutnya. Entah kenapa melihat Tiara seperti itu, Ilona juga tertawa kecil.

"Loe kenapa?" tanya Ilona sedikit terkekeh.

"Gak papa kok, lagi baper aja sama novel ini!" ucap Tiara sembari melanjutkan membacanya.

Saat jam pelajaran, entah kenapa Ilona sangat bosan. Ia ingin segera keluar dari ruangan yang sangat membuatnya bosan, apalagi mendengar pejelasan dari pak tua botak yang berprofesi sebagai guru matematikanya.

Ilona mengangkat tangannya, "Pak!"

Seketika Pak tua yang bernama Pak Yuda itu menoleh ke belakang, "Ada apa Ilona?"

"Saya mau izin ke toilet!" ucap Ilona, lalu Pak Yuda itu mengangguk dan kembali menjelaskan materi.

Sudut bibir Ilona terangkat, akhirnya ia bisa keluar dari kelas ini. Ia pergi ke roftop, ia ingin menenangkan diri disana tetapi saat ia berpapasan dengan kakel cewe nya tiba-tiba Ilona di dorong hingga terjatuh.

"Loe kan yang sekarang lagi deket sama Kevin?" tanya kakel itu sembari menatap Ilona nanar yang masih tersungkur dilantai.

Ilona melihat name tage kakel itu, "Olive?" gumam Ilona.

Kenapa sepertinya Olive sangat tidak suka dengan Ilona, padahal ini kali pertamanya Ilona bertemu denngannya. Apa selama ini Olive selalu memperhatikan Ilona dan Kevin, tetapi Ilona merasa jika dirinya dan kevin itu biasa saja tetapi kenapa Olive sangat marah kepadanya.

"Jawab! Gua tanya sama loe!" ucap Olive dengan nada tinggi.

Ilona terlihat berpikir, jika ia membalas  atau melawan olive ia bisa dan sangat mudah melakukannya, tetapi saat ini mereka sedang berada di lingkungan sekolahnya. Olive menarik kerah baju Ilona, dan membuatnya berdiri.

Saat Olive ingin menampar Ilona, tiba-tiba ada yang mencegal tangan Olive. Ilona membulatkan matanya ketika melihat Morgan yang berada di belakang Olive, Olive sedikit kesakitan merasakan genggaman tangan Morgan yang kuat.

"Morgan! Lepasin Morgan!" pekik Olive.

.......

Di rumah terlihat Anita yang sedang duduk dan meminum secangkir kopi, menatap kosong ke depan.

Sekarang ia sedang berada di rumah belakangnya, ia bingung harus bagaimana lagi menghadapi Ilona yang sangat keras kepala.

Ilona menuruni sifat keras kepala dari Ayahnya, karena kan buah tidak jatuh jauh dari pohonnya. Luna dan Ilona sifatnya sangat berbeda jauh.

"Luna! Mama kangen kamu, andai kamu gak pergi pasti kakak kamu gak kayak gini Luna!"

"Kakak kamu sekarang sifatnya semakin keras kepala!" lirih Anita.

Anita memegangi kepalanya yang terasa pusing sekali, tiba-tiba ada yang mengelus bahu nya.

"Ma!" suara lembut dan halus, yang sangat Anita kenali.

Perlahan Anita menoleh, dan seketika matanya membulat ketika melihat anak kedua nya itu yang sekarang telah berada di alam lain.

"Luna? Ini kamu sayang?" ucap Anita sembari menangis.

"Mama harus sabar ya menghadapi kak Ilona, aku yakin kalau mama itu kuat!" ucap Luna lalu menghilang.

Anita tersadar dari lamunannya, ternyata tadi itu cuman halusinasi Anita saja.

......

Setelah menyelesaikan urusannya dengan Olive, Ilona berjalan menuju roftop dengan penampilannya sedikit berantakan.

Dan saat berada disana, mata Ilona membulat ketika melihat anak-anak Black Lion yang berada disana.

"Kalian disini?"

Mereka semua menoleh ke arah Ilona, dan seketika matanya membulat sempurna.

"Hehehe iya, ini markas kita di sekolah!"

"Tapi kan ini masih jam pelajaran! Terus kenapa gak bilang sama gua, kalau kalian ada markas di sekolah?"

"Karena kita gak mau kalau ketua geng kita bakalan ikut-ikutan kayak kita! Bolos di jam pelajaran!" ucap Ares.

Ilona mengangkat satu alisnya, ia berjalan lalu duduk di dekat Kevin mengambil snack Kevin yang berada di tangannya itu.

"Ceritanya kalian sok peduli sama gua!"

"Ya iyalah, sejak kapan kita gak peduli sama ratu Black Lion?" ucap Kevin mengangkat satu alisnya.

Ilona hanya tersenyum lalu mencubit pipi Kevin, wajah Kevin memang baby face sekali.

________

Jangan lupa Vote ya guysss



ILONATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang